gue Bimo cowo dengan seragam super rapi dan gantengnya kaya artis korea ini termasuk cowo cerdas yang digilai - gilai wanita di sekolah gue, gue ini kapten basket dengan wanita dimana - mana. Gue 5 sekawan ada satu orang cewe yang manis banget bernama Sonia, seragam dikeluarkan, memakai kacamata dengan tampilan yang super imut tapi ga norak, jago banget matematika. Viktor cowo yang satu ini paling senang kalo udah ada suara musik dangdut, pasti dia selalu saja goyang entah diimanapun. Fiki cowo ini kutu buku banget selalu saja membaca buku, iya buku yang didalamnya terdapat komik hentai haha. Okan ini anak senang sekali dunia komputer tapi anehnya selalu saja gagal kalau disuruh benerin komputer dirumah gue haha. Ketika gue kelas 1 dimana baru banget kenal mereka. Ketika gue masuk ruangan kelas
"hei, bro kenalan dong," Viktor dengan suara medoknya
"hei, gue Bimo dari SMPN permata," aku memperkenalkan diri dengan headset yang menggantung dileherku
"aku Viktor yang paling ganteng segajagat raya ini kata ibuku" Viktor tersenyum
"oalah hai tor, seneng kenalan sama lo. sini duduk samping gue" aku tegas
"iya mas" Viktor malu - malu
ketika sedang asik mengobrol bersama Bimo gue liat didepan ada cewe dengan tampilan apa adanya, dibilang cupu gak, norak juga gak. menarik si tepatnya kalau menurut gue
"Bim, Bimo, lo Bimo kan dari SMP permata" cewe manis itu mengagetkanku
"iya gue Bimo, lo siapa?kok kenal sama gue?" aku penasaran
"gue Sonia, dari SMP permata kelas 7E lo juga 7E kan dulu" Sonia tersenyum
"lo Sonia, yang dulu suka gue jailin kan sumpah lo beda banget. Yang pindah ke LA kan?" aku menelan ludah
"yap bener banget" Sonia tersenyum
"dasar lo ya, ke LA gak bilang sama gue" aku mengacak hijabnya
"ngapain bilang sama lo, temen bukan, pacar juga bukan. Eh iya kenalin ini Okan sama Fiki temen gue waktu di LA" Sonia memperkenalkannya
"hai bro, salam kenal yeah" aku tersenyum
"salam kenal juga bro" Fiki dan Okan berbicara bersamaan
teeettt bel berbunyi pertanda sudah masuk sekolah, aku langsung memasuki bersama dengan Sonia dan teman baruku, mereka duduk di belakangku dan Sonia tepat disampingku. Aku langsung memperkenalkan Viktor pada mereka
"tor, kenalin ini temen kita Okan dan Fiki, kalo samping gue gebetan gue sih. Yang rambutnya agak rapi dikit namanya Fiki, sedangkan yang rambutnya agak berantakan itu Okan, nah cewe manis itu namanya Sonia" aku tersenyum
"oalah iya iya" Viktor tersenyum
"halo tor," ucap mereka bersamaan
ketika obrolan terjadi guru Seni Budaya kamipun masuk, terlihat sih killer, sadis, suka bunuhin anak - anak murid. Pokonya sadis banget
"semuanya kenalkan nama saya bapak Pinoy, saya sudah punya istri dan anak semata wayang dengan prestasi yang membanggakan, sekarang perkenalkan diri kalian satu persatu," Pak Pinoy terlihat bangga dan tersenyum ramah
saat tiba giliranku, seluruh badanku gemeteran
"nama gue Bimo Alexander, gue lahir di Jakarta 01 Maret 1992 alhamdulillah lahir dengan selamat tanpa cacat sedikitpun, SMP gue di Permata Harapan, Alamat rumah gue di Jl. Merpati terima kasih" aku tersenyum
selanjutnya giliran Viktor yang memegang tanganku daritadi
"nama saya Viktor Rahmatino, saya lahir di Tegal 07 Maret 1992, SMP saya di 19 Tegal, Alamat saya di Jl. Komik," Viktor langsung duduk
setelah semua memperkenalkan diri, akupun menjadi sedikit agak tenang sedikit. Yang kukira sadis ternyata ramah dan baik
"sekarang bapak ingin melihat kalian menggambar sebuah pemandangan," pak Pinoy menyuruh kami menggambar
Aku segera mengggambar sebuah pantai yang sangat indah dan disampingku terdapat wanita yang sangat manis, setelah aku mengikuti serangkaian pelajaran dan belajar dikelas. Bel istirahatpun berbunyi, saat itu ayahku ada didepan kelas
"ya pak saya sendiri, ada apa ya?" aku ketakutan
"ini uang jajan, buat kamu" pak Pinoy memberikanku uang
"yah, ayah malu yah, kalo ayah kesini" aku tersenyum
"udah gak apa - apa nak, tapi jangan bilang sama ibumu oke" ayahku mengedipkan matanya
aku langsung mengajak teman - temanku ke kantin untuk bersama - sama makan dan meminum es teh manis paling ternikmat, terdengar oleh kami alunan musik dangdut
"duh ini enak banget loh lagunya" Viktor sedikit menggoyangkan kepalanya
"Son, Fiki rajin juga ya baca buku begitu" aku terkesima
"iya emang, tapi liat dong dalem bukunya" Sonia tersenyum
"woy Fik rajin banget sih lo" aku mengagetkannya
"iya huuh" Fiki kaget dan komik tersebut terjatuh
"apaan itu Fik," aku segera mengambil komik tersebut
aku dan teman - temanku tertawa semua, melihat dibalik buku yang dibaca Fiki
"santai Fik rahasia lo aman kok ditangan kita" aku tertawa
"iya iya makasih ya" Fiki membenarkan kacamatanya
Setibanya dirumah aku membawa beberapa makanan untuk ayah dan ibuku dirumah, aku bekerja di sebuah cafe di daerah Sudirman
"ayah, ibu Bimo pulang nih membawa sepucuk eh segenggam martabak" aku tertawa
"ya ampun nak, kamu sampai kerja di cafe seberang seperti itu" ayahku tersenyum
"iya dong yah nambahin uang jajan" aku tertawa
"bisa aja kamu nak" ibuku tersenyum
"sana, kamu mandi makan shalat jangan lupa ngerjain PR" ayahku mengingatkan
"PR mah pasti yah, gak akan pernah lupa Bimo," dengan logat ayahku ketika dikelas
aku mandi shalat dan langsung mengerjakan PR kemudian belajar dengan tekun sekali, sampai aku tak sadar tertidur di meja belajarku. ayahku menghampiriku dengan senyuman terindahnya
"nak, ayah suruh kamu bikin pemandangan, kenapa kamu membuat pantai, ada seorang wanita dan lelaki" ayahku penasaran
"itu yah, kan cuma gambar doang jadi wajarlah yah" aku mencari alasan
"ya sudah kamu pindah ke kasur sana" ayahku tersenyum
Keesokan paginya aku dengan terburu - terburu pergi ke sekolah, dengan membawa motor ninja yang kubeli dengan uangku sendiri, aku tiba disekolah. Akupun terlambat karena semalaman video call bersama keempat teman - temanku
"kok kalian bisa telat juga sih?" aku heran
"iyalah, gara - gara dengerin cerita Viktor yang memilukan hati" Fiki kesal
"tor, lo baru diputusin gitu, galaunya bener - bener bikin kita semua telat" Sonia memukul Viktor dengan tasnya
"maap maap semuanya, abis aku galau banget" dengan aksen jawanya Viktor
"udah udah jangan berantem" aku menenangkan suasana
"gara - gara Viktor juga laptop gue nge hang jadi benerin sendiri kan gue" Okan kesal
"lo benerin komputer gue aja tambah rusak Okan sarap," Sonia sedikit mengomel, kita semua langsung tertawa dengan kerasnya
"loh kalian terlambat?" satpam sekolahku menanyakannya
"iya bapak kita telat, soalnya belajar pak jam ini kita ulangan. Bukain pintu ya pak" Sonia memohon
"tidak akan bapak bukakan, ini peraturan sekolah" satpam tersebut keras kepala
"pak, kalau bapak punya seorang anak terlambat ke sekolah ga dibukain gerbang dan ada ulangan gimana pak?" aku mencari alasan
"ya sudah saya buka, tapi jangan diulang ya" satpam tersebut menjadi galau merana
aku bersama keempat temanku langsung memasuki sekolah dengan berlarian dan jam pertamapun dimulai pelajaran yang paling ku benci matematika
"kalian kenapa kalian terlambat?" guruku mengomel
"maaf bu, kita dari toilet barusan. lupa naro tas bu" aku mencari alasan
"kalian ke toilet bersama wanita?" guru tersebut menyerangku
"gak lah bu, kita ketemu dia juga bu ditoilet" aku mencari beribu alasan
"ya sudah kalian semua duduk" guru tersebut marah
aku dan keempat temanku merasakan lega karena sudah diperbolehkan masuk kelas dan belajar bersama.
"aduh ini rumus apaan si?gue ga ngerti Tor, lo ngerti gak?" aku kebingungan
"aku gak bisa matematika" Viktor lugu
"yahilah sama aja Tor Tor" aku memelas
Pembagian Raportpun tiba, ibuku datang dan aku melihat raportku sendiri aku menjadi juara kelas yang kesekian kalinya. kenaikan kelas 2 aku bersama sahabat - sahabatku ini masuk IPA dengan serangkaian kodok dibelah dan lain sebagainya, aku terpilih sebagai leader basket karena prestasiku yang sangat bagus
"Bimoo," adik kelasku berteriak namaku
"hai kamu manis deh, cantik lagi," aku mengedipkan mataku kearahnya
"woy Bim, udah ngerjain tugas biologi belom lo?" Sonia tersenyum
"belum nih, lupa gue Son kemarin gue ngedate sama si Talita, Anisa" aku nyengir
"ga ada yang namanya nyontek, kerjain sendiri sana," Sonia tegas terhadapku
"pelit ah lo" aku tersenyum
"lo mah pacaran mulu, ngedate terus sekolah lo jadi ancur gini Bim. Bokap lo tau marah ntar sama lo" Viktor memarahiku
"tau Bim lo tuh berubah sekarang," Fiki ikut emosi
"nilai lo tuh turun semua Bimo, lo tuh bukan Bimo yang gak kita kenal. Yuk guys kantin," Sonia benar - benar marah padaku
Dikelaspun aku sebangku dengan anak basket yang bernama Kuro, aku sering sekali meledek keempat sahabatku ini
"hei kalian ngapain disini, sana sana ini tempat khusus untuk Bimo" Kuro mengusir sahabatku
"udah gak apa - apa mereka disini" aku tersenyum
"gak boleh mo, lo itu famous disekolah ini" Kuro menggebrak meja
"gak apa ko Bim, kita aja yang pergi dari sini" Sonia mengamuk
Sonia dan ketiga sahabatku terlihat sangat kecewa melihat aku memperlakukan mereka seperti itu, segera aku berlari dan menghampiri mereka
"lo ngapain si Bim ikut - ikut kita, lo sama dia aja temen - temen lo yang bikin lo famous" Sonia sangat marah
"gak Son, kalian yang support gue sampe kaya sekarang ini. Kalian yang ngasih semangat buat gue, maapin gue ya" aku memohon pada mereka
"ngapain sih lo Mo, minta maap sama mereka. mereka itu sampah disekolah" Kuro menarik tanganku
"hei kalian pulang sekolah gue tunggu di taman biasa" aku berteriak
mereka hanya berjalan tanpa melihat kearahku, terlihat tatapn mata mereka yang sangat membenciku, sampai akhirnya aku ke taman tempat aku nongkrong bersama mereka
"kenapa Bim, lo nyuruh kita kesini?" Okan emosi
"gue mau kalian nonton pertandingan basket gue nanti sore disekolah" aku mengajak mereka
"masih inget lo sama kita?" Sonia menunjuk ke arahku
"masihlah tanpa kalian gue gak bisa jadi diri gue" mataku berkaca - kaca
Dari arah belakang mereka aku melihat Fiki dan Viktor membawakan sesuatu untukku, yang membuat kakiku sangat lemas
"happy birthday sahabat tercinta" Sonia tersenyum
"makasih buat kalian" aku menangis
"maap ya udah bikin lo sampe kaya gini" Fiki tertawa
"mana komik hentai lo?" aku tersenyum geli
"masih ada dong, nih dibalik celana gue" Fiki terbahak - bahak
"Tor gue punya banyak lagu dangdut nih, mau goyang?" aku menawarkan
"yoman kita ngebor dong" Victor tertawa
"tenang aja kita semua nih, bakalan nonton lo ntar sore" Sonia memeluk kita semua
aku yang bersiap - siap untuk tanding basket dengan SMA kasih bunda pun mencari keempat sahabatku ini,
"Ro lo liat Sonia and the gank gak?" aku penasaran
"udah gue usir tadi bereskan" Kuro tersenyum
"Ro cukup ya, lo gak bisa usir mereka seenaknya. Mereka sahabat gue, cuma mereka yang bisa bikin gue sampai kaya gini," aku menonjok Kuro
aku dengan cepat mengejar keempat sahabatku ini, aku memohon kepada mereka agar menonton pertandinganku kali ini dan mereka mengangguk, babak demi babak aku lalui sampai akhirnya sekolahku memenangkan pertandingan ini.
"tanpa kalian semua Fiki, Viktor, Sonia dan Okan gue gak bisa sampe kaya sekarang ini, walaupun kalian dianggap aneh oleh mereka gue gak pengaruh, tanpa kalian mungkin prestasi gue akan turun dan akhirnya anjlok tapi kalian sadarkan gue makasih guys" aku yang berpidato langsung memeluk mereka semua
ayahku yang melihat hal tersebut langsung menangis dan tersenyum langsung memelukku bersama ibu dan saudara - saudaraku sedangkan Kuro sama sepertiku dahulu, prestasi anjlok dan dia tidak naik kelas karena terlalu banyak wanita. Kalau aku sih cukup 1 wanita Sonia, yang sampai saat ini masih mencintai dan menyayangiku
FINISH
No Comments
SAHABAT ADALAH SEGALANYA
undefined
undefined. undefined
undefined. undefined

