KAULAH JODOHKU SECRET ADMIRER

undefined
undefined. undefined

Nama gue Risa, hidup di kota besar seperti ini membuatku semakin liar dan nakal. Aku tinggal di Surabaya dengan keluarga kecilku, aku hidup tanpa papa dengan adikku yang sangat tampan bernama Rino

"kak, oper bolanya kesini"

Aku yang melihat cowo dengan mata melotot tersebut dengan style cuekku langsung terkena bola basket tersbut

"duh sakit banget ini kepala, pusing muter-muter ini"

"kak, gak apa kan? kak bangun kak"

Aku tak sadarkan diri sampai 5 menit, yang kulihat cowo ganteng dengan tatapan mata yang tajam dan menggemaskan

"hei wanita cantik bangun"

perlahan aku membuka mata, sesuai dengan yang ku lihat dia menolongku dengan sangat baik bersama wanita menggemaskan disampingnya

"aahh, sakit banget pala gue"

wanita tersebut dengan baiknya memberikanku pengobatan "lo gak apa? sini biar kita obatin, kebetulan gue ngambil jurusan keperawatan kok. Jadi gue ngerti"

Aku memegang kepalaku yang terasa sangat sakit tersebut

Wanita itu menanyakanku "kamu gak apa?"

"Gue gak apa kok santai aja"

Untuk merebut hati lelaki tersebut sangatlah susah, berbagai cara aku lakukan demi mendapatkan hatinya

"Ra (clara, calon perawat) mantan lo nyariin lo mulu tuh"

"Walaikumsalam bilang aja begitu"

Dengan duduk manis terdiam aku melihat aktivitas yang dilakukannya, banyak cara yang ku lakukan

"Body lo boleh juga Vin (cowonya clara)"

"Ga ah biasa aja kok, eh guys mulai lagi yok"

Aku melihat Clara dan Vino tanding basket dengan keringat yang mengucur di leher mereka berdua

Clara mengelap keringat Vino dan mengatakan sesuatu "kamu cape ya? Istirahat dulu sana. Nanti ku bereskan mereka ini"

"Gak usah sayang, aku tetep kok tanding lawan mereka"

"Kamu lagi sakit loh"

"Gak apa, nanti setelah basket juga sembuh santai aja"

Clara hanya menganggukan kepala tanda mengerti, aku mendengar suara adikku Jeno berteriak dengan semangat

"Mulai lagi yok semangat semua" 

Dengan segala kekuatan yang ada dan upaya yang diraih team basket cewe (the girl) vs cowo (the boy) seri 3-3

"Seri sayang, kamu menang aku menang"

"Iyap"

Vino mencium kening Clara dengan mesranya sambil menggandeng tangannya

"Jalan yuk sayang, kemana gitu"

Aku yang melihat hal tersebut hanya dapat bengong dengan mulut terbuka

"Tutup mulut lo kak, nanti banyak laler"

"Ah iya de, Vino sama Clara udah jadian berapa lama?"

"Setahun itu kak"

"Lama juga ya, pantes gue gak bisa ngancurin hubungan mereka. Udah lama banget sih ya"

"Jangan kak, mereka udah nikah"

Hatiku seperti teriris pisau, hancur lebur tak bersisa apapun 

"Kok sakit ya tapi gak berdarah"

"Makanya lain kali kalo cari pujaan hati yang bener"

"Iya sih iya bener juga, mending gue cari yang lain sih"

"Hampir kan lo rusak bahtera rumah tangga yang mereka bangun setahun itu"

Aku menganggukan kepala tanda setuju "sekarang siapa yang mau sama gue? Kayanya gak ada deh"

"Ada kok, cowo di seberang sana namanya Thomas anaknya baik banget"

"Sejak kapan dia suka sama gue?"

"Udah lama banget dari pertamakali kita masuk team the girl and the boy"

Thomas menghampiriku dengan senyuman manisnya 

"Hai Ris, love you"

Jantungku berdegup sangat cepat dan kencang seperti rollercoster yang berada di taman bermain 

"Iyaa gue gue juga sama kok"

Aku dan Thomas menjalani hari-hari dengan sangat mengesankan

"Sayang banget sama kamu Ris, gak bisa aku berpaling dari siapapun"

"Kemaren aku lihat kamu foto sama cewe lain, itu siapa?"

"Itu cuma sodara baik aku aja kok, temen kamu juga Tasya"

"Anterin aku ke tempat Tasya, sudah saatnya dia mengetahui ini semua"

"Dia juga tahu kok sayang, dia juga tau kalo kita tunangan dan akan menikah besok"

"Ah iya? Udah tau dia kalo kita mau nikah besok? Datang gak dia ke pesta kita hari ini?"

"Pasti datang dong sayang, tuh diujung sana liat bersama dengan Vino dan Clara yang gendong bayi mereka"

"Hai kalian sudah lama?"

Vino menjawab dengan seenaknya "udah kok lama banget nunggu kalian doang"

"Ra, Vin anak kalian lucu banget gue gendong yaaa"

Clara menjawab dengan senyuman manisnya "silahkan gendong aja Ris"

Dengan senyuman sadis yang diberikan oleh Tasya 

"Mau punya anak berapa kalian"

"11 aja lah Tas, biar kaya pemain bola"

"Banyak mas, bisa ngurusnya?"

"Banyak anak banyak rezeki kan?"

Kita semua tertawa dengan kerasnya sampai keesokan harinya aku menikah dan sekarang memiliki anak 3 dengan wajah yang lucu sekali

FINISH

_SE_

Your Reply