Gue Violet, menjadi seorang wanita yang introvert dalam hubungan asmara membuatku semakin tertekan dan merasakan selalu menangis dikala dia berpose dengan wanita pujaannya, aku memberikan pin bbm dan kembali lagi pada masa indah berpacaran
"Minta foto lu dong"
Aku memberikan foto dengan styleku yang sekarang
"Pake makeup dong"
"Ntar gue jerawataaann"
"Udah kan bisa cuci muka"
Aku menuruti kalimatnya tersebut, dengan secepat mungkin aku memakai makeup dan berfoto selfie sendirian
"Tuh udah kan?"
"Makin manis aja lu"
"Makasih"
"By the way lu pacaran ngapain aja?"
Seperti tersambar petir entah darimana datangnya, hatiku langsung meletup bergembira dengan ritme musik penyanyi kesayanganku
"Cuma pegangan tangan aja ko sama pelukan, kalo lo ngapain aja?"
"KEPO"
Kepalaku seakan ingin pecah dan terdapat banyak asap yang keluar dari kepalaku
"Ah begitu ya"
Dengan tangan gemetaran, hati yang tak menentu, perasaan bahagia dan senang terkandung menjadi satu
"Gue pengen ke tempat wisata deket rumah lo"
"Jangan bbm gue dulu"
Aku menunggu temanku yang sudah janjian denganku seminggu yang lalu, Rena (sahabatku) datang kerumahku
“Na, gue tadi bbm Nino katanya jangan bbm dia dulu gitu. Cus langsung jalan aja yok”
Aku menaiki vario pink dengan helm kesayanganku hello kitty berwarna pink, sepanjang perjalanan aku mengambil beberapa foto yang ku serahkan di grup line dengan senyuman termanisku
“Na kalo gue ketemu sama Nino enak kali ya, gak bakal kabur gue”
“yakin, gak kabur? Kemaren ketemu di pejaten, depok kabur kan liat dia?”
“iya gue belum siap, sekarang gue siap kok”
Temanku membayar karcis masuk ke tempat wisata tersebut, aku kembali tersenyum dengan tatapan muka yang polos. Rena kembali mengendarai motor kesayangannya tersebut, sejam perjalanan mengelilingi wilayah teraebut aku melihat seorang pria mirip dengan Nino
“Na, itu kaya Nino liat coba ah tapi jalan aja takut gue”
Mau nyamperin gak let?”
“gak deh takut gue asli, takut jatuh cinta lagi gur sama dia”
“yakin gak lo?”
Aku menganggukan kepala denggan senyuman terindahku, kita mengelilingi tempat wisata tersebut dan aku memikirkan yang seharusnya aku tak bersikap seperti itu
“yaudah gue mau deh, tempat Nino yang barusan. Gue mau ketemu sama dia”
“itu Let anaknya?”
“bukan itu mah tua, Nino mah ganteng manis gitu mukanya”
“coba lu bbm dia lagi”
04.30
“No lagi dimana?”
04.00
“gue bilang jangan bbm gue dulu”
“kata dia Na, jangan bbm dia dulu. Lagi sama cewenya kali, gue berasa kaya selingkuhan dia deh”
Rena hanya menertawaiku saat itu juga, dengan tatapan melasku aku berjanji dengannya
“kalo gue bisa dapetin dia, gue akan mutusin cowo-cowo gue”
“yakin? Riko gimana?”
“Riko mah jangan, gue sayang banget sama dia”
Haripun semakin gelap, aku mengendarai motor temanku dengan sangat cepat dan mungkin Rossi terkalahkan
“Let, jangan ngebut bawanya”
“gue takut ada Nino makanya gue buru-buru”
“masih aja lu takut”
“gimana gak takut coba, Rima galaknya naudzubillah min zalik begitu”
“ngadep depan deh, itu liat ada apa Let?”
“kampret emang itu tiang sejak kapan disitu”
Aku tertabrak tiang listrik yang tak jauh dari tempat wisata tersebut, dengan kondisi sadar tak sadar aku dan mata yang berkunang-berkunang, saat aku membuka mata
“Nino mana? Mau ketemu Nino, terus Rena mana?”
“Rena ada disamping kamu”
“Nino mana? Kok gak jenguk sih? Aku mau keluar, mau nemuin Nino”
Aku menangis dengan mengeluarkan air mata yang sangat deras sekali, aku tak menyangka melihatnya tepat dipelupuk mataku
“kamu gak apa kan Let? Maaf bukan maksud aku jangan bbm aku. Lagi sibuk kerja soalnya”
“ah iya gak apa kok, aku ngerti”
“kamu udah lulus kuliahnya?”
“nanti pengumumannya tanggal 1”
“pulang gih No, gak enak aku sama Rima”
“aku mau nemenin kamu disini, selama kamu sakit aku bakal nemenin kamu”
Aku tersenyum dengan manisnya, dalam hati jantungku berdegup sangat kencang dan cepat
“by the way Let, kenapa lo bisa jatoh sih?”
“mikirin lo makanya gue jatoh”
“maksudnya?”
“sorry sorry Cuma becanda aja kok, jangam dimasukin ke hati ya”
“gue khawatir sama lo Let, lo tuh gak bangun selama sebulan. Gue takut banget kehilangan lo”
“gue selalu stay disini, dalem hati lo. Gue gak akan kemana-mana No, santai aja ya”
Nino memelukku dan mencium tepat di keningku yang sedang diperban ini
“baru sebulan, apa kabarnya gue yang 2 tahun nunggu lo?”
“serius 2 tahun?”
“iyap, gue lagi cape nunggu lo. Cari kesenangan dulu sana. Biar puas main-mainnya”
Nino menganggukan kepala dengan sangat cepat
“kasian cewe lo jangan di php terus”
beberapa bulan kemudian, aku mengabari Nino dengan hati yang sangat bahagia kala itu
"lo dengerin lagu ini (lagu yang sering gue dengerin)
"males ah, lo ada joox?"
"gak"
Keesokan paginya, aku mendapatkan message di Whats app dengan sangat kesalnya, Rima membalas semua pesanku
"ngapain lo ganggu cowo gue"
"gak ganggu kok biasa aja"
"maksud lo apa kirim-kirim kaya gitu?"
"cuma lagu aja, lagian cuma nitip kok"
"nitip? tapi disuruh dengerin di youtube? kenapa harus sama Nino?"
"gue cuma mau nanya enak gak lagunya? udah gitu doang, cocok gak buat org yang gue sayang"
"kata dia lu emang selalu begitu, dari mantannya yang lama si Tasya juga begitu. alasan lu ga ngomong gitu, bisa aja ngelesnya"
"lucu banget sih lo"
"siapa yang luucu, orang liat chatan lo juga pasti bakal ketawa. Lo hijaban tapi harga diri ga ditimbang"
"baru cowo kan? jangan dikekanglah" aku memberitahunya dengan perlahan
Aku dikirimkan VN kalau Nino sudah tidak ada perasaaan apa-apa lagi denganku, sampai ada VN seorang wanita berkata 'omongan lu n*j*s' dengan tertawaan yang sangat bahagia. Aku dan Nino tersenyum dengan semangat , senang dan bahagia. Saat ini aku wajib moveon darinya, aku hanya dapat tersenyum bahagia mendengar ucapannya tersebut. Akupun mendokan semoga dia putus kurang lebih sebulan lagi
beberapa bulan kemudian, aku mengabari Nino dengan hati yang sangat bahagia kala itu
"lo dengerin lagu ini (lagu yang sering gue dengerin)
"males ah, lo ada joox?"
"gak"
Keesokan paginya, aku mendapatkan message di Whats app dengan sangat kesalnya, Rima membalas semua pesanku
"ngapain lo ganggu cowo gue"
"gak ganggu kok biasa aja"
"maksud lo apa kirim-kirim kaya gitu?"
"cuma lagu aja, lagian cuma nitip kok"
"nitip? tapi disuruh dengerin di youtube? kenapa harus sama Nino?"
"gue cuma mau nanya enak gak lagunya? udah gitu doang, cocok gak buat org yang gue sayang"
"kata dia lu emang selalu begitu, dari mantannya yang lama si Tasya juga begitu. alasan lu ga ngomong gitu, bisa aja ngelesnya"
"lucu banget sih lo"
"siapa yang luucu, orang liat chatan lo juga pasti bakal ketawa. Lo hijaban tapi harga diri ga ditimbang"
"baru cowo kan? jangan dikekanglah" aku memberitahunya dengan perlahan
Aku dikirimkan VN kalau Nino sudah tidak ada perasaaan apa-apa lagi denganku, sampai ada VN seorang wanita berkata 'omongan lu n*j*s' dengan tertawaan yang sangat bahagia. Aku dan Nino tersenyum dengan semangat , senang dan bahagia. Saat ini aku wajib moveon darinya, aku hanya dapat tersenyum bahagia mendengar ucapannya tersebut. Akupun mendokan semoga dia putus kurang lebih sebulan lagi
Surat untuk Nino dari Violet
Aku sudah lelah menunggumu, aku lelah menantimu. Penantianku ternyata hanya sia-sia saja, saat ini aku sudah harus dan wajib melupakan dirimu. Makasih ya buat waktunya, aku masih sayang kamu, tapi aku ngerti cinta tak harus memiliki, Dia pilihanmu bukan aku, terima kasih atas semua yang sudah kamu ucapkan, membuatku tenang dan bisa tersenyum kembali
FINISH
_SE_
keterangan
kisah nyata dengan penggantian nama tokoh, maap ya neng manis, temen-temenku semua, hanya untuk pembelajaran saja supaya tidak ada lagi korban php seperti saya, cukup sampai disini kisahnya terima kasih semua menyempatkan melihat cinta bertepuk sebelah tangan :)
salam setepstars378