Nama gue maura, gue anak yang paling sering memberikan saran kepada teman2ku. Suatu ketika temanku yang bernama Enji mengalami suatu permasalahan
"Ra, mau curhat"
"Kenapa si Nji? si nina ngambek lagi?"
"Iya nih, kali ini emang gue yang salah, gue udah ninggalin dia waktu ke rumah temen
kemaren"
"Jangan bilang ke rumah Roni deh lo, udah tau Roni ganjen gitu make diajak kesana"
"Btwbtw ko lo tumben banget belajar"
"Mau ulangan gue bro, biasa ekonomi susah bener yak ini"
"Ekonomi?gampang keleus otak lo kemana si? gampang gini gue ajarin ngejurnal sini"
aku diajarkan Enji secara cepat dan tepat
"Gampang bener rumusnya, tumben pinter"
"Widih iya dong, gue kan cerdas Ra"
"Iya deh iya lo cerdas banget"
"Gue sama Nina, gimana urusannya?"
"Biar gue yang ngomong ke dia, santai aja masbro"
"Oke deh sip gue paham"
Sepulang dari sekolah, aku menuju ke sebuah tempat makan di daerah kemang
"Eh ketemu Nina, sama siapa lo?"
"Oh ini? Sepupu gue, sumpah gue sebel banget sama Enji. Masa gue ditinggalin dirumah temennya udah gitu mesum banget. Masa nyolek-nyolek gue, emang gue cewe apaan"
"Rumah Roni kan? Dia emang begitu Nin, ada cewe temennya main samber. Gue main kesana aja abis gue di colek-colek sama semua temen-temen dia"
"Ah masa sih Ra? Seriusan apa?"
"Muka gue gimana? Ada bercanda gak?"
"Ya gak sih tapi kan ganteng doang hati mah sama aja kaya yang lain, cuma Enji yang ada disini"
Roni datang dengan muka cueknya dan brutalnya
"Yaahh, itu bocah dateng. Mau buat ulah apalagi dia"
"Itu Roni kan Ra? Mau ngapain dia kesini? Serem amat gue takut ah sama dia"
"Biar gue yang hadepin"
Aku berdiri tepat di depannya dengan tatapan sinis yang ku miliki
"Ron, mau ngapain lo? Masih jaman kaya gini? Lo semua kalo mau selamet bubar sana"
Salah satu dari mereka memohon-mohon padaku
"Ampuunn senior, jangan apa-apain kita. Belum nikah ini senior"
"Makanya kalian pergi sana, gak usah bikin kacau lagi atau mau gue telanjangin?"
"Ampuunn senior maapkan kita"
"Yaudah sana kalian pergi sekaraaanngg"
Roni beserta teman-temannya pergi meninggalkan rumah makan tersebut
"Beres juga akhirnya"
"Keren gimana caranya lu bisa bikin mereka kabur dari sini"
"Udah lo ga perlu tau, lanjutin makannya"
Enji datang dengan tangan yang membawa pisau dengan logam seperti yang berada di dapur
"Ngapain lo bawa pisau dapur?"
"Mau bikin Roni and the gank koit, katanya mereka mau perhitungan sama gue"
"Santai aja kali, udah gue habiskan mereka"
"Wait deh bentar, matii gue lupa. Dulu kan lo ketua genk mereka"
"Makanya itu, berani macem-macem mah gue sikut dulu sini"
"Roni gak berubah, masih aja dia begitu. Ganjen sama cewe, nodong sana sini. Bingung gue"
Rei datang dengan muka yang kesal dan sangar ketika itu
"Ra, tu bocah mana?"
"Siapa sih?"
"Anak buah lo"
"Siapa anak buah gue? Firman atau Roki?"
"Roni"
"Bukan urusan gue"
"Karena dia adek gue di rumah sakit sekarang"
"Pake kekeluargaan aja deh"
Aku membahas semua kejahatan yang dilakukan Roni terhadap orang-orang tersebut, sesampainya dirumah aku melihat televisi
"Dek, Roni itu club motor kamu kan?"
"Iya bang, kenapa?"
"Lu gak ikutan kan?"
"Kaga bang, lagian justin masih di kandangin bang. Besok gue bakal ngeluarin lagi, mau nantang tu bocah. Cape gue banyak yang dateng tapi kasusnya dia mulu"
"Bagus deh, gue ikut yaaa"
"Bang, Roki nyari lo tadi gak tau deh mau ngapain"
"Palingan tugas kelompok, udah kelar kok ini juga"
"Tumben rajin, tugas apaan sih"
"Gak bakal nyambung otak lo dek, jurnal menjurnal ini"
Pagi hari yang cerah di hari minggu, aku membawa anjingku berkeliling komplek. Tak sengaja aku bertemu dengan sahabat kecilku Rino
"Eh preman, masih aja bawa pet kesayangan"
"Udah tobat Rin, sumpah jadi orang jahat gak enak. Roni yang makin menjadi"
"Kelakuan dia mah emang gak bisa dirubah, udah mendarah daging"
"Emang bener"
"Takut dia Ra sama lo"
Aku menganggukan kepala tanda setuju, tak sengaja aku melintasi rumah Roni yang tak jauh dari tempatku berdiri
"Rin, udah yok biarin aja mereka"
Salah satu dari mereka memanggil namaku dengan lantang
"KETUAAAAAAAA"
"Lo dipanggil Ra"
"Itu mah Roni bukan gue, biarlah"
"MAURAAAAAAA, sini kenapa gak kumpul bareng kita?"
"Nanti aja ya, gue mau bawa pet gue jalan. Galak pet gue ini"
"Woy Maura, temenin gue jalan"
" duh Nin, bikin kaget aja. Emang mau kemana sih?"
"Mau shopping gue, banyak diskonaaannn"
"Dimana sih dimana?"
"Ditempat biasa kita belanjaaaaa, yuk aaahhh"
Aku melirik ke arah mereka dan tertuju pada Roni
"Kalo lo jantan, ikut kita shopping"
Anggota clubku semuanya hanya dapat tertawa sekeras mungkin
"Mati lo bawa barang belanjaan Maura yang seabrek-abrek buat motornya"
"Gak deh Ra makasih"
"Emang kalo udah banci mah banci aja, mereka semua mau kok gue ajak belanja"
"Firman sama Roki?"
"Mereka selalu main bareng gue, nonton aja sampe dibayarin sama mereka"
"Iyaaa gue mau kok nemenin kalian"
"Makasih Roni sayang"
"Ra, lo pacaran sama dia? Yang udah gangguin gue kemaren?"
"Udah lama Nina sayang, cuma gak gue akuin aja. Bukannya gimana sifatnya dia ituloh yang bikin gue kesel, gak berubah"
Aku dipeluk Roni begitu saja dengan muka yang sedikit tersenyum
"Sabar bos, jangan asal peluk aja"
"Gue janji Ra, demi lo gue berubah. Sumpah!"
Aku menganggukan kepala tanda setuju
"Makasih ya cantik"
Aku bersamanya hingga saat ini, di karuniai seorang anak yang lucu dan menggemaskan
FINISH
_SE_
No Comments
KAMU YANG TERINDAH UNTUKKU
undefined
undefined. undefined
undefined. undefined

