CINTA PENUH PENGORBANAN

undefined
undefined. undefined

Namaku Lina,  saat ini berkenalan dengan pacarnya kakakku yang baru mengikrarkan janjinya,  pemain paling muda dan pemain paling imut. Aku gamers yang pemilih, hanya game sosial yang Aku inginkan, hanya game sosial yang Aku damba-dambakan

"eh ada kak Rina (kakak gue di game) lagi ngapain?"

"eh dede, kenalin ini pacar aku namanya Toni"

"hai bang Toni, namaku Lina"

Aku menjalani hari-hariku seperti biasa, di ajak bermain dengan Ka Rina begitupula bang Toni yang sudah ku anggap sebagai abangku. Aku tak sengaja bertemu kembali dengannya

"eh ada abang, ngapain disini bang? kak Rina kemana?"

"Rina mah udah tidur jam segini de"

"ah iya bang? yah padal dede kangen sama dia bang"

Kak Rina tinggal dan hidup di Malaysia, abangku tinggal di Jakarta. Yang paling dekat dengannya adalah aku. Setiap hari kita bertemu, sampai suatu ketika

"dede mau gak jadian sama abang?"

seperti tersambar  petir yang berasal dari  kawah gunung semeru dengan halus "maap bang, dede gak bisa. Abang udah punya cewe dede gak mau merusak hubungan orang"

"abang juga gak sayang sama Rina"

"tapi maap bang dede gak mau, dede pulang duluan ya bang"

Dirumah aku berpikir sendiri, menanyakan hal ini pada adikku Aprita yang sedang mengerjakan tugas kampusnya tersebut

"Del (panggilan sayangku untuk adekku) kalo gue jadian sama orang yang udah punya cewe gimana? abis dia maksa banget"

"gak usahlah mba, udah sana gue lagi banyak tugas. Jangan berisik"

Aku menanyakan ke seluruh sahabatku jawabannya tetap sama, sampai ada yang mengingatkanku akannya

"lo kan udah ada cowo, tampan lagi orangnya, baik banget yakin lo ninggalin dia?"

"ya gak lah gue sayang banget sama cowo gue"

"yaudah jangan kalo begitu mah"

"tapi dia baik banget sama gue, selalu beliin gue apa yang gue butuhkan"

"cowo lo kan kemarin ngasih lo cincin"

"ah makasih udah ngingetin gue ya"

Aku berjalan tanpa arah, tanpa mengerti harus kemana. Sampai akhirnya aku menemui abang tergantengku yang pernah ku punya bang Arka

"bang dede mau curhat"

"kenapa de?"

"dede ditembak bang sama cowo, dia udah punya pacar dan dede juga punya cowo terus gimana?"

"terserah dede itu mah, maunya gimana?"

"ntah dede juga bingung hm"

"yaudah sama pacar dede aja kalo begitu"

Aku menanyakan ke semua orang jawabannya tetap sama, 'lupakan, hempaskan dan jauhkan' Toni datang kerumahku untuk kesekian kalinya

"gimana mau gak sama abang?"

"dede gak bisa bang, abang udah punya kak Rina dede juga udah ada cowo namanya Okan bang. Dia baik, ganteng, imut-imut menggemaskan gitulah bang"

"apalah abang de, cuma cowo jelek kaya gini"

"gak abang ganteng kok, tapi maaf abang sudah terlambat"

"iya gak apa-apa kok, abang pulang dulu ya"

Di dalam kamar aku memikirkan semua ucapan kecewa yang diberikan abangku saat itu, aku berpikir 'cowoku jauh ko, tinggal di Ausi jadi gak apa cuma buat obat kesepian' otakku kala itu dipenuhi dengan kotoran-kotoran yang mengganjal

"hei Lin, what's up?"

"ah gak apa kok, cuma sedikit lelah aja"

"by the way gue denger kabar, katanya lo jadian ya sama Okan? sejak kapan?"

"udah lama beritanya, setahun yang lalu. Ini juga lagi melow ada cowo nembak. Udah punya cewe sih tapi ya gitu gue juga belum ada perasaan apapun"

"ya janganlah Lin, ya kali deh jangan gila deh. Okan sayang banget sama lo, sebaliknya lo juga kan sayang banget sama dia?"

"pastilah sayang banget sama dia"

"ada dia nih di depan rumah"

"sayang mau gak nikah sama aku?"

"aku mau kok sayang, aku mencintaimu sayang"

"wedeh, selamat ya Lin akhirnya nikah juga sama Okan lagi"

"iya dong kita kan udah sehati"

"Linaaaaaaaa, bangun sudah jam berapa ini? tidur aja kerjaan kamu"

"ah sial dinikahin Okan sih tapi cuma mimpi"

DI hari yang cerah datanglah sesosok bayangan yang ku kenal sebelumnya, abangku Toni datang kerumahku kembali

"dede, abang maunya cuma sama dede"

"sorry bang dede gak bisa"

"dia selingkuh sama cowo lain, jarang juga main bareng abang"

"bukannya ka Rina lagi di Jakarta ya bang"

"iyaaa, dia bawa cowonya kesini. dede mau kan sama abang?"

Tanpa pikir panjang aku menganggukan kepala dengan senyuman terindah yang ku punya 'apa gue menjadi seorang yang jahat?' batinku terus bergejolak. Keesokan paginya ketika aku dijemput Toni aku menanyakan kembali

"bang, dede jahat gak sih? udah ambil abang dari tangan kak Rina?"

"gak jahat kok sayang, kan abang maunya cuma sama dede aja"

"tapi dede gak enak sama kak Rina, kasian dia selalu sendirian"

"yaudah kalo dede lagi main diluar rumah, ajakin dia main aja dede"

"ah iya bang, pastinya"

 Ketika aku sedang berjalan dengan beberapa temanku, aku dengan cepat menelpon Rina yang sedang berada tak jauh dari lokasi rumahku


"kak, lagi dimana? jalan yuk kita ke Ancol liat sunset"

"okelah, aku juga sedang berada di restaurant dekat dengan home kamu, bersama dengan akak"

"oh baiklah, bertemu disana atau aku bersama dengan teman datang kesana?"

"nanti aku akan ke home kamu"

Sesampainya Rina dirumahku, kejadian luar biasa datang. Temanku Jody sedang bermain badminton di depan rumahku bersama dengan sahabat terbaikku Fiko

"Jod, kenalin ini temen gue namanya Rina"

"eh Lin, sorry lagi main nih soalnya mau pertandingan dikit lagi"

"ah lo mah otaknya tanding mulu, santai dikitlah. Mau pergi nih gue ke Ancol biasa mau liat sunset sore-sore ikut gak lo?"

"ikut dong pastinya, cape gue latian mulu pegel tangannya"

Di perjalanan aku dengan teman-temanku bernyanyi lagu yang paling ku suka di dunia ini, Afgan dengan judul ku dengannya kau dengan dia

"ah melow kan, kangen nih gue kangen jadinya sial"

"kangen siapa sih anak kecil?"

"kangen MANTAAANNNNNNN"

Sesampainya disana aku bersama dengan beberapa temanku menikmati pantai yang begitu luas, dengan jembatan di kanan kirinya. Aku tak sengaja bertemu dengan Toni yang sedang tersenyum manis ke arahku

"deeekkk, sini liat pemandangan sini"

"abang ngapain disini, ada kak Rina loh bang"

"abang udah putus sama dia, abang gak kuat jadian sama dia. Abang maunya sama dede aja"

"ah dede gak tega liat kak Rina begitu"

"gak apa de, nikmatin aja abang peluk dede ya dari belakang"

Aku menganggukan kepala tanda setuju, akhirnya aku menikah dan sudah mengelilingi seluruh Indonesia, sudah mendaki beberapa gunung di Indonesia. Saat ini aku ingin pergi ke kota Lombok bersama dengan suami dan kedua anakku ini.

FINISH

_SE_

Your Reply