Nama gue Prisilia biasa dipanggil Prisil, saat ini aku sedang menjalani masa putih biruku dengan sangat menyenangkan. Aku memiliki banyak teman dan memiliki orang yang ku sayang bernama Roni.
"Pris jalan yok ke toko buku"
"oke, oke gue juga mau cari sesuatu kok"
Sesampainya di toko buku dekat sekolah, aku melihat segerombolan anak SMA sedang mencari beberapa alat gambar.dengan sangat kebingungan
"ah coba kita ngajak Riko, mana disuruh bawa alat-alat buat tulisan indah lagi pake kertas. Rese banget emang itu pak Jambul"
"iya curang banget itu anak, main pulang aja bahagia banget kayanya"
"iyalah, dia kan bisa buat kaya gitu adeknya juga keren buatnya"
"eh nemu Prisil sini dong sama abang, cantik"
"eh temennya abang gue yang gila, kenalin nih temen gue"
"cantik banget sih, pinjem Prisil sebentar ya"
Aku di tarik Roni begitu saja tanpa adanya penjelasan terlebih dahulu darinya
"pelajaran guru killer ini, disuruh bawa alat-alat gambar gitu, cuma ya . Bingung harus milih yang bagus"
"ah, ini aja menurut gue sih bang. Lo liat aja besok, abang gue gak ada alatnya. Palingan dia pake pulpen biasa, kalo gak ya minjem gue"
"beneran gak modal yak itu Fiko (kakak gue), masa gitu aja pinjem"
Aku tertawa dengan bahagianya dan sekeras mungkin sampai banyak orang yang melihat ke arah kita, malam harinya Fiko mencariku dengan kebingungannya
"Pris, Prisil, Pris, PRISAAAIIII (panggilan abangku padaku yang kemudian menjadi panggilan teman dekatku dan teman abangku)"
"apaan sih bang, manggil gue teriak gitu. Abis mandi jugaan"
"minjem pulpen dong, besok disuruh bawa nih. Ribet emang"
"si Jambul kan?"
"tau darimana Pris?"
"Di toko buku deket sekolah, gue ketemu sama temen lo Roni ribet deh bang"
"ah rese nih guru gak boleh pake pulpen biasa, bolehnya yang bagusan"
"yah namanya juga guru bang, ya begitu"
"widiw pulpen lo boleh juga nih, pinjem yah eh buat gue deh"
"itu mahal abang, besok balikin pokoknya gak mau tau. Satu lagi jangan ilaaanngg"
Aku tertidur di tempat tidur, yang menjadi kenanganku dengan sahabat kecilku Primus 'andai lo ada disini mis, pasti gue bahagia banget' batinku bergejolak sendirian
"belum bisa move on lo dari Primus?"
"abaaanngg ganggu orang ngayal mulu ah"
"biarin wleee"
"mamiiiii, abang nih maaammm"
Ibuku mendatangi kita yang sedang kejar-kejaran tersebut, aku memeluk ibuku dengan senyuman kecutku
"tuh mom abang tuh jahat, minjem pulpen dd ilang"
"Riko balikin pulpen Prisil sekarang"
"pinjem mom, besok disuruh bawa buat nulis yang biasa kita berdua tulis dikamar sama PRIMUS. Yang dikangenin sama noh"
mukaku cemburut dengan muka yang di tekuk
"gue gak kangen sama Primus, dia kan dia kan kucing kesayangan gue"
"yailah sampe nama kucing juga dinamanin sama kaya temen kecil lo"
mukaku makin di tekuk dan terpikir apa yang terjadi esok hari setelah ini, pagi harinya aku tertidur di sebelah sahabatku Risya
"lo kok ada di sebelah gue?"
"semalem lo kesurupan dudul, gue disuruh dateng"
"lo kan punya indra ke enam ya, gue lupa"
"semalem lo kemasukan arwah mantan lo yang namanya Renji lo bilang 'jagain Prisil, jangan buat Prisil nangis. Bikin dia bahagia dengan senyuman manis itu' begitu kata-katanya"
aku tertawa sekeras mungkin sampai terpingkal-pingkal
"sumpah tatapan lo ngeri banget, gue suruh dia keluar sih ya itu pesennya"
"gak tau deh gue, akhir-akhir ini Renji selalu hadir di mimpi gue, minta izin gak tau mau kemana"
"tapi kenapa ya dia minta ijin sama gue kaya mau pergi jauh gitu ya?"
"lo kemasukan dia itu dua kali, susah banget ngusir mantan lo itu. Keras kepala banget hidupnya"
"ya kali busyah banyak amat yak, gue mau komunikasi sama dia"
"tutup mata lo ya, jangan lupa ikutin gue"
Aku menutup mata mengikuti instruksi yang ada, ketika aku membuka mata aku melihat sosok Renji dihadapanku
"sayang maafin aku harus ninggalin kamu secepat ini, aku sudah dipanggil"
"iya sayang aku ikhlas kok"
Renji memegang kepalaku dengan sangat sopan dan tersenyum
"jaga diri kamu baik-baik, kalo ada yang jahatin kamu, aku gak bisa terima. Aku pasti bantu kamu"
aku menganggukan kepala dengan hati yang begitu sedih, diapun meninggalkanku bersama sahabatku disini
aku meneteskan air mata dengan senyuman manisku "dia pergi, ninggalin gue disini dan sendiri"
"ouuhh jangan nangis dong, dia udah tenang kok di alam sana. Minggu enaknya lari pagi nih"
Aku menganggukan kepala dengan bahagia dan senang walau hati sedang sepi dan menangis atas semua kejadian ini
"aku ikut ya sayang"
"ew, ngapain kamu muncul lagi dihadapan aku?"
"jagain kamu doang kok, biar ga diusilin sama kuntilanak merah darah"
"cahelah ini bocah yak, pengen dijagain tuh lu"
"oh oke oke"
Selama perjalanan aku mengobrol bersama sahabatku yang menggodaku dengan senyuman jahilnya
"kampret itu apaan yang terbang, sialan sialan"
"itu dia kuntilanak merah darah yang"
"oalah iya iya sayang, ini kan siang kok ada begituan sih?"
"mata dia buta kayanya, jadi gak tau mana malem mana siang. Itu kunti sama kaya lo suka begadang"
"nah iyak bener itu, dudulnya masih aja. ada aku dan tanpa aku"
"biarin aja sayang ih, pengen jadi diri sendiri kan"
"nanti gak ada cowo yang mau sama kamu, kan aku udah gak bisa sama kamu lagi. Kita udah beda alam"
"aahh kalo dia beneran sayang dan tulus pasti nerima semua kekurangan kita"
"jangan terlalu banyak ngomong sama dia, disangka orang stress ntar lu"
Aku menelusuri jalan setapak dengan sangat hati-hati dan tersenyum lebar dengan puasnya, melihat mentari mengeluarkan sinarnya dengan terang. Menemukan secercah hati dan perasaan yang sekian lama hilang Primus saat ini ada tepat di depan wajahku.
"lo ngapain disini mus?"
"gue mau jaga lo disini cinta"
"lo? jauh-jauh dari gue, aahhh tolongin gue Miaaa (Sahabat gue yang punya indra keenam)"
Aku berlari menghindari Primus yang mengejarku dengan cepatnya
"jauh-jauh lo dari gue"
"gue cuma mau ngomong doang kok, yakin lari pake rok?"
"ah iya, bener otak gue lagi error abis bangun"
Mia dan Renji menertawaiku dengan sangat bahagia sekali,
"jangan tawa lu Mi, gak lucu dudul"
"tau nih, dudul banget dia mah"
Mia menyikut tangan Renji dengan kesalnya dan menonjok beberapa perutnya
"Mi, lu nonjok angin?"
"aahh gue lagi latian nih, besok gue mau tanding sama Prisil"
Aku tak sengaja bertemu dengan Roni teman abangku yang sering sekali menghilangkan pulpenku yang dipinjam abangku ini
"nih gue balikin semua alat tulis lo yang gue pinjem, baunya masih berasa, bau badan lo semuanya gue suka. Lo mau sama gue?"
"izin sono sama abang gue, boleh gak gue sama lo?"
"semalem gue telponan sama abang lo, katanya kalo suka sama lo ungkapin aja. Riko lebih suka kalo lo sama gue dibanding sama Primus"
"ah iya, gue mau kok gue juga sayang sejak lo seret gue buat cari pulpen buat tugas sekolah lo doang"
"kita jadian nih sekarang?"
"eh Roni lo nembak, gue ngangguk dan mau artinya apaan?"
"ah iya sini gue peluk aja"
"gak mau, badan lo bau asem jarang mandi soalnya"
Aku dan semuanya tertawa dengan bahagianya, Renji meninggalkanku dengan senyuman bahagianya, senyuman yang membuatku bahagia lebih lama lagi. Gue saat ini sudah memiliki 3 orang anak dari pernikahanku dengan Rino, sedangkan Mia menikah dengan abang gue dan memiliki 2 orang anak
FINISH
No Comments
KAULAH YANG TERINDAH DALAM HIDUPKU
undefined
undefined. undefined
undefined. undefined
_SE_

