CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN 2

undefined
undefined. undefined

Pagi hari ketika aku tertidur dengan pulasnya ada line masuk dari seseorang yang aku tunggu selama ini, Notification dari seseorang yang aku tunggu selama ini Nino, aku sangat bahagia sekali

"oi oi"

"kenapa?"

"minta foto kamu dong"

"gak ah foto aku mahal haha"

aku memberikan foto yang dia inginkan, aku memberikannya dengan jiwa dan hatiku yang masih 
tertampung untuknya

"gak ada yang lebih cantik lagi?"

"gak ada, cuma itu doang"

Aku memang menyebalkan untuknya, aku menyebalkan supaya dapat dikenang dan diinget olehnya. Sampai suatu ketika aku bertemu lagi dengan Tasya , ternyata dia temannya teman dekatku Vino.

"Tas, ketemu yok selesain masalah ini kemungkinan gue duluan sama Nino"

"yaudah, gue juga gak permasalahin kok"

Aku meninggalkannya menuju sahabat - sahabatku yang tak jauh dari sana, aku tersenyum manis
dengan hati yang bergembira. Sampai suatu ketika aku menyukai Roni (temen dekatku dan Tasya),
aku ngomong secara langsung kalau aku mencintainya kembali lagi aku ditolak.

"gue suka sama lo, gue sayang sama lo"

"gue gak ada perasaan apa - apa sama lo"

Seperti tersambar petir yang menembus badanku dan terasa sakit, tertusuk katana dari belakang
 sampai menembus jantungku

"oh okelah kalau seperti itu"

Nino kembali line aku, dengan muka bahagia dan semangatku kembali. Aku membukanya dengan
perlahan

"hai aku minta foto kamu lagi dong"

"buat apaan?"

 "udah minta gak?"

"gak mau"

Nino terus memaksa sampai akhirnya aku mengirimkan beberapa fotoku untuk dilihat olehnya dengan perasaanku yang sedikit jengkel

"tuh udah aku kirim ya"

"makasih ya cantik, besok mau ketemu ga?"

"boleh boleh, ketemu dimana?"

"dihatimuuu"

"wooo, Nino gombal aja kamu"

Nino tersenyum padaku dengan harapan aku dapat kembali dengannya, aku dengan senyuman manis 
dan terindah melihatnya sungguh tampan, aku mengajak beberapa teman SMA ku untuk menemuinya

"Ninaaa, temenin gue ketemu sama Nino, sekarang"

"apaan, Vi sekarang banget?"

"iyap sekarang"

"tapi bukannya lo gak boleh pulang magrib sama nyokap"

"terus gimana dong Nin?galau nih gue, mana ada foto si gincu lagi malesin banget"

Nina tertawa dengan senangnya, aku melanjutkan omonganku kembali

"mendingan juga gue dibanding dia"

"kenapa? lo sirik ya sama dia? cieee nangis dia hahaha"

"aahh apaan si gak nangis kok gue"

"itu air mata apaan keluar"

Nina meledek semakin jadi, aku pulang kerumah dengan hati yang gelisah, galau galau merana 
dengan harapan dapat menemui dia hari itu dan minta dia untuk kembali padak, malamnya aku 
menghubungi dari line

"hai No, apa kabar?"

"baik kok baik"

"kamu kenapa sih?"

"aku gak apa kok"

Aku pergi menggunakan sepeda kesayanganku ke tempat teman dan ingin melatih kemampuan 
sepedaku, selesai aku latihan aku curhat pada Soni teman latihanku

"gue kangen Son sama dia"

"iya iya"

"lo kenapa dh Son?"

"lo gak tau Vi, gue sayang banget sama lo, gue pengen lo meluk gue"

"sorry Son gue gak bisa, gue belom bisa move on dari mantan gue"

"yaudah gak apa kok, gue pulang duluan ya"

Aku berjalan menuju rumahku yang terbilang sederhana itu dengan perasaan gelisah dan galau, 
sesampainya dirumah aku melihat kejutan terindah dari seorang pengirim yang tak kenal namanya.

"moomm, ini bunga dari siapa?"

"gak tau Vi, tadi mom liat ada disana" pikiranku menuju pada Nino

Akupun menelpon Nina yang sedang tanding basket dikampusku, dengan hati yang senang dan 
gembira aku berbicara

"Nin, lo tau gak Nino kasih gue bunga"

"rumantis amat Vi, serius dari dia?"

"gue gak tau juga sih, abis gak ada pengirimnya gitu"

"Soni kali abis kan ada Ridho ditengahnya"

Ninapun tetawa atas ledekannya tersebu dengan hati yang sangat gembira

"udah ah gue mau lanjut latihan, lagi ngajar juga gue"

"oalah oke oke Nin"

Setahun lamanya kita lost contact, gak ada yang memberi kabar dan gak ada yang kasih kaba. Clara 
selalu stalking sosial medianya dengan senyum sambil menangis 'cewe itu terlihat baik, gue ikhlas 
kalo dia sama itu cewe' aku tersenyum dengan puas. Aku merindukannya, aku gak kuat dan menangis 
kembali, secepat mungkin mengirimkan pesan padanya

1 Agustus 2016

"hai apa kabar?"

2 Agustus 2016

"kamu lagi apa?"

akhirnya yang kutunggu tiba, dia membalas inbox gue walau hanya beberapa dan sangat singkat

"knapa?"

"gak pengen silaturahmi aja, gak boleh ya?"

4 Agustus 2016

"boleh"

"kalo ada apa - apa hubungin aku aja, ini line aku clarasian"

"gak ah"

"emang kenapa? takut cewe kamu marah ya?"

5 Agustus 2016

"gak kok, lo mah ngomong mulu gak pernah ketemu - ketemu"

Jleb hatiku seperti disambar sebuah petir, lama aku membalas inboxnya tersebut. Aku bingung harus 
membalas apa, aku menyuruh temanku Reni mendatangi rumahku

"sini lu Ren, main kerumah gue mau ceritaa"

"gue otw sekarang"

Setibanya dirumahku, aku menceritakan semuanya, menceritakan segala kegalauanku selama ini

"lo bales aja begini Let"

Aku langsung membalas pesan singkatnya tersebut

5 Agustus 2016

"buat ngilangin perasaan penasaran kamu sama aku, kalo kita ketemu di taman gimana?"


pesan singkat tersebut belum dibalas olehnya, aku selalu menunggu pesan balasan darinya hingga 
saat ini Entah dia masih ada perasaan atau gak sama aku, hingga saat ini aku masih menunggu 
hadirnya dia di hatiku. Aku menunggu moment itu tiba, bukan aku jahat tetapi aku terlalu 
mencintainya

surat dari Vio untuk Nino

Selamat yaaa, ada yang mencintai kamu lebih dari aku. Semoga hubungan kalian langgeng, aku di 
sini cuma bisa mendoakan. Untuk saat ini bukannya aku gak pengen ketemu kamu, aku hanya takut 
jatuh cinta lagi sama kamu. Aku takut aku kabur dari kamu.

salam

Violet

FINISH


_SE_

Your Reply