Nama gue Silviana dipanggil Silvi, hidup gue seperti biasa saja layaknya seperti kalian semua. Gue terlahir sebagai anak yang pintar, baik dan menghormati orang yang lebih tua. Aku memiliki seorang kekasih yang baik hati, bernama Renji yang terlalu baik untukku
"Silvi kamu makan dulu nak"
"iya ma, nanti dulu lagi ngerjain PR"
Kakakku Viko ke kamarku melihat seluruh tugas dan PR yang sedang ku kerjakan
"belajar mulu lo, gak bagus buat kesehatan nanti yang ada lo malah sakit"
"ah buat masa depan gue kak, bukan buat orang lain"
"makan dulu gih, apa mau gue yang suapin?"
"di suapin sama lo mah kak gak enak gue, nanti yang ada malah keselek sambel"
"coba gue periksa semuanya"
Abangku seorang guru les matematika yang paling hebat sedunia ini, memeriksa semua tugasku. Tak
sadar di dalam buku itu terdapat surat cinta dan foto bersama pacarku
"siapa ini dek? cowo lo? gantengan gue nih, kecean gue"
"sorry kak, gue jomblo baru putus kemaren sama Riko. Gara-gara dia gak diperatiin sama gue"
"belajar mulu sih lo, sini gue ajarin cara pacaran"
Kakak iparku Renata biasa kupanggil Ren mengajakku jalan-jalan dengan ponakan kecilku Satria
"dablek, ngapain ngajarin adek gue yang manis ini pacaran?"
"tau tuh kak Ren ngajarinnya gak bener, orang gak mau pacaran dulu"
"bagus dek, gue dukung lo"
"namanya juga cewe selalu benar pastinya, that's a point"
"ah iya, kan gue suruh lu ajak Silvi jalan ngapa malah godain dia"
"abis meriksa PR dia, biasa dia kan otaknya rada-rada. Over all sih tumben ya, jawabannya bener
semua. Pake dukun apaan lu bisa pinter gini?"
"mana ada pake dukun, gue belajar kaaaakkk. Soal jalan, okelah gue juga lagi cari angin pengap
banget dirumah mulu. Buku mulu yang dipegang, tangan cowo gitu sekali-sekali"
"astagfirullah, adek sama abang sama aja. Gesrek semua otaknya"
"eh nih pegang tangan gue, sama aja kan megang tangan cowo"
"tapi kak, lo cowo tomboy megang tangan lu sama aja kaya megang tangan cewe"
Sesampainya di sebuah mall dikawasan dekat rumahku ini, aku melhat mantanku Septian berjalan
dengan wanita lain. Aku hanya dapat tersenyum manis, cewenya lebih baik dan lebih cantik dariku.
Lebih segalanya dibanding aku. Ponakanku mengajakku bermain dan memegang tanganku
"Ateee Ipiii, atu mau encu ulis ulis ateee"
"iya ini sayang"
"cocok lu dek jadi ibunya, pokoknya lulus SMA lu langsung nikah"
"calonnya mana bang, calonnya belom ada"
Abangku memanggil Septian dengan cepatnya
"Tian, sini deh lo ada surprise buat lo"
"nih, ada mantan terindah"
"lah, cewe gue kmana aja kamu sayang?"
"bang cowo saiko bang, saiko dia serem banget gue"
Sahabatnya Syarif datang untuk menjemputnya dengan senyuman manisnya
"balik yuk Tian, disuruh nyokap lo tuh"
"itu cowo yang lo suka selama ini? gila ya dia?"
"itu Syarif kan sahabat gue, ngapain dia temenan sama orang gila"
"gitu-gitu dia temen lo juga bang"
"pantesan aja sama Syarif, gara-gara apa dia gila"
"jangan kepoin gitu bang, gue jadi sedih. Jadi gue itu direbutin sama kedua temen lo Tian sama Renji. Cuma yang bisa rebut hati gue ya cuma Renji doang, dia diem di kamar lama, depresi abis itu udah kaya gitu bang"
"lah kocak itu anak cuma gara-gara ditolak sampe segitunya?"
"iya bang, nyokapnya sampe bingung begitu"
"lo sekarang masih sama Renji? sahabat gue kan? pantes kemaren dia nanya gitu, kenal gak sama Silvi"
"oke gue telpon deh dia sekarang"
Viko menelpon Renji yang sedang sibuk dengan pekerjaannya tersebut
"Ji, kesini sekarang penting"
"ah okeh, gue otw ya, dimana nih?"
"rumah gue aja deh"
Begitu Renji sampai dirumah, aku berbicara 4 mata dengannya soal Tian tersebut
"gini Ji, aku mau ngomong tentang Tian ke kamu"
Aku menceritakan seluruhnya tentang Tian
"gue tetep sayang sama lo Vi, gue tetep cinta sama lo"
"mau jenguk Tian gak?"
Renji menganggukan kepala dengan cepatnya, bertemulah dengan Syarif yang sedang menunggunya
"Rif, sejak kapan disini?"
"baru aja, ini cewe yang kalian rebutin itu?"
"iyap, manis ya dia baik lagi sama semua orang. Gue sayang banget sama dia, gue bener-bener pengen seriusin dia"
"okelah, kalo kaya gitu mah good luck bro"
Aku melihat Tian sedang berdiam diri di sebuah ruangan dengan pakaian yang diberikan dari sana
"Siapa lo? sana gak lo jauh-jauh dari gue"
"ini gue Renji sahabat lo dan ini gebetan lo Silvi"
"Silvi sini cantik, jangan pergi dariku lagi"
"sayang, gimana ini aakkuu taakkuutt"
"gak usah takut sayang, aku temenin sini"
Aku mendatangi Tian dengan senyuman terindah yang pernah ku buat dikala aku ketakutan
"kamu makin cantik aja hahaha"
Aku tersenyum dengan air mata yang tak sanggup ku bendung lagi
"Tian, cepet sembuh ya biar Tian bisa liat Silvi bahagia"
"mana ada sih aku sakit, aku sehat kok"
Aku dan Renji hanya tersenyum pasrah saat melihatnya seperti itu, aku memutuskan untuk pulang bersama kekasih hatiku ini
"Tian, aku pulang dulu ya. Doain yang terbaik buat Silvi sama Renji"
Keesokan paginya tepat di hari Minggu Renji melamarku di sebuah taman dekat dengan rumahku
"will u be my wife Silvi?"
"mau kok, tapi nikahnya abis aku lulus kuliah ya. Sekarang tunangan aja dulu"
"oke siap sayang, besok aku kerumah ya"
"ah iya sayang aku tunggu ya"
Minggu pagi seorang pria dengan wajah manis dan lucunya mendatangi rumahku yang sederhana ini, setelah diterima oleh ayahku. Aku lulus kuliah dan telah bekerja, saat ini aku sedang berbulan madu dengannya di Lombok kota indah dengan pantai yang menjulang, Tian sudah sembuh dari gilanya dan Syarif memiliki anak yang lucu sekali. Kakakku tambah akur bersama Renata dengan keponakanku yang sudah masuk SD ini. Kegembiraan menyeliuti keluargaku saat ini
FINISH
"will u be my wife Silvi?"
"mau kok, tapi nikahnya abis aku lulus kuliah ya. Sekarang tunangan aja dulu"
"oke siap sayang, besok aku kerumah ya"
"ah iya sayang aku tunggu ya"
Minggu pagi seorang pria dengan wajah manis dan lucunya mendatangi rumahku yang sederhana ini, setelah diterima oleh ayahku. Aku lulus kuliah dan telah bekerja, saat ini aku sedang berbulan madu dengannya di Lombok kota indah dengan pantai yang menjulang, Tian sudah sembuh dari gilanya dan Syarif memiliki anak yang lucu sekali. Kakakku tambah akur bersama Renata dengan keponakanku yang sudah masuk SD ini. Kegembiraan menyeliuti keluargaku saat ini
FINISH
_SE_