KAU YANG TERINDAH DALAM HIDUPKU

undefined
undefined. undefined

Nama gue Rifa, gue anak yang baik hati tidak sombong dan rajin menabung, gue memiliki seorang sahabat manis nan ganteng. Gue berasal dari kota metropolitan yang teramat ramai dan sangat individual sekali. Ketika itu gue mau pergi ke tempat mantan gue yang tak jauh dari kotaku ini

"hari ini ada tugas kelompok gue, satu kelompok sama Renji. Temenin dong" aku menghela napas dengan kuatnya

"ogah ah, ngapain sih dia lagi, jelas-jelas lo sering disakitin sama dia"

"emang dari temen-temen gue begitu, dibilang sepaketlah apalah"

"jelas-jelas lo kemaren abis disakitin, di omdoin kaya gitu"

"gue sayang banget sama dia cong, gue cinta mati pokoknya"

aku menuju ke toilet untuk melihat perutku yang kian membuncit karena kebanyakan makan ini

"bro, lu gendutan kayanya hamil sama siape lu?"

"sembarangan aja kalo punya mulut itu dijaga, ini mah karena faktor kebanyakan makan. Abis putus kemaren"

"ngakak gue, abis putus langsung makan banyak? Enji kan pasti?"

aku menganggukan kepala seraya membuka beberapa lembaran foto albumku bersama dirinya saat aku bersamanya

"aku sayang banget sama kamu, aku cinta kamu" aku mengingat peristiwa tersebut

"aku juga sayang kamu"

"jangan pernah tinggalin aku sendiri disini ya"

Renji memelukku dari belakang seraya mengatakan di kuping kecilku "aku ga akan pernah tinggalin kamu sayang"

 Air mataku tak sengaja menetes keluar begitu saja dengan derasnya, sambil bersender pada dinding toillet kampusku tersebut. Datanglah segerombolan wanita dengan muka manis dan menggemaskan tersebut dengan mata sinnisnya

"lo yang namanya Rifa?"

"iya, kenapa? gue gak pernah cari masalah sama orang lain"

"gue cewenya Renji, jangan pernah lo datengin dia lagi"

"lah gue datengin dia cuma pengen nanya tugas aja kok, kebetulan gue satu kelompok sama dia"

"halah emang lo gak bisa cari kelompok yang lain"

"banyak yang mau sekelompok sama gue dan Renji, mereka maunya gue sepaket sama Renji bukan gue atau dia doang. Mendingan lo omelin gih sana temen satu kelas gue" dengan emosiku dan tanganku secepatnya ingin menampar pipi wanita tersebut

Wanita tersebut terdiam dan tak bisa berkutik kembali, hanya menaruh muka kesal di wajahnya yang sedang memerah tersebut, secepat mungkin aku keluar dari kamar mandi tersebut. Dengan raut muka yang kesal Vino mendatangiku dengan tingkahnya yang seperti anak kecil

"eh anak kampret sini lu, gue kenalin sama temen gue. Doi stress sama cewenya, mau curhat tapi ya gitu gue ga ngerti solusinya"

"siapa sih Vin"

"ini mah setia menunggu dah"

"maksudnya?" aku bengong tak mengerti apa maksud dari Vino sahabatku ini

"hai, apa kabar?" Renji tersenyum bahagia saat melihatku yang sedang marah tersebut

"baik kok gue" aku terkejut setengah mati dengan mulut yang terbuka lebar

Hatikupun langsung menyanyikan lagu tersebut

Sejak ku putuskan
Menunggu dalam ketidakpastian
Itulah janji hati
Yang siap terluka

"eh kampret ngapa lu diem aja" Vino membuyarkan lamunanku begitu saja

"ah gak apa kok, masalahnya apaan Nji?"

"iya, gue terlalu mencintai cewe gue sampai gue gak tau dia terlalu mengekang gue untuk semua hal"

"lo sih kebanyakan ngekang pacar-pacar lo jadi aja lo dikekang dia, timbal balik gitulah"

"iya Fa, tapi sumpah ya enakan pacaran sama lo lebih bebas gue, bisa ketemu siapa aja dan dimana aja. Lo cuma bilang pergi sama siapa aja? ada cewenya gak? abis itu udah beres"

"kenapa lu ngomong begitu, kemaren lo sampe n*j*sin gue sekarang lo malah bilang begitu"

"itu biar hati dia tenang aja, gue inget kok janji gue ke lo gak akan ninggalin lo sampai kapanpun"

Sebagian teman-temanku mennyanyikan beberapa bait lagu hingga perasaanku tenang berada di sisinya tersebut

"tuh liat cewe lu ada di depan toilet, ngeliatin kita dari tadi"

Tanganku langsung ditarik dan jilbabku dilepas olehnya begitu saja, sampai aku ingin menangis karna ulahnya tersebut

"eh dasar lo cewe g*t*l, gue bilang jangan deketin cowo gue masih aja. Kaya gak ada cowo lain aja sih lo"

"ngapain lo narik jilbab gue, dasar cewe gak jelas suka ngekang cowo"

"suka-suka guelah, pacar gue kenapa lo yang ribet sih"

Aku adu mulut dengan wanita tersebut dengan emosinya tak sengaja aku menampar mukanya dengan keras sampai dia mengeluarkan air mata

"makanya mba kalo gak mau disakitin jaga tuh mulut, untung gue kalo orang lain gimana?"

Renji langsung bergerak dan memarahi wanita tersebut dengan kata-kata yang dilantarkannya wanita itu tertunduk lemas

"Udah tau dia kalo lagi kesel suka nyakitin hati orang, mulutnya nyablak pake diladenin lagi sama lu"

Wanita tersebut meninggalkanku begitu saja tanpa adanya rasa bersalah sedikitpun

"Sabar sabar lu jadi orang sabar" Vino mengusap punggungku dengan pelan-pelan

"Iya gue udah sabar banget ini, untungnya gue gak ambil kater di tas gue ini"

"emang buat apaan sih katernya?" Vino berbicara dengan santainya

"buat motong rambutnya yang kaya kuntilanak itu" aku tertawa dengan puasnya sambil tersenyum dengan manisnya

"makan aja yok, ada cafe terbaru nih deket kampus. Cafe wannabe disana lo bisa utarakan semua rasa gundah gulana lo lewat lagu. Lagian suara lo kan bagus"

Sesampainya di cafe tersebut aku menyanyikan beberapa lagu yang sesuai dengan perasaan hatiku sampai di akhir lagu aku menangis sejadinya, Renji yang melihatku dari seberang jalan, menghampiriku dan memelukku dengan eratnya

"ngapain lu meluk gue?" aku menghidarinya begitu saja

"karna gue sebenarnya gak bisa move on dari lu"

"ah masa? buktinya aja sekarang lo udah ada cewe lebih cantik dari gue, kenapa lo selingkuh juga waktu itu?"

"buat manasin lo doang awalnya, soalnya lo cuek banget orangnya udah gitu manja banget"

"manasin gue? lo yakin? gak lucu gaya becanda lo"

Renji memelukku dengan eratnya begitu saja, sampai aku mencoba untuk melepaskan pelukannya tersebut

"sumpah waktu itu gue mau jelasin semuanya sama lo tapi lo kabur gitu aja"

"lo tau hati dan batin gue kaya gimana? gue nangis sepulang dari kampus waktu itu, air mata gue netes gitu aja tanpa tahu sebabnya apa dan lo juga gatau kan kalo gue sakit setelah itu" aku meredam semua amarahku, tak sengaja air mataku menetes makin deras

Pelukan Renji semakin erat saja sampai aku tak bisa melepaskannya kembali

"udahlah lo juga udah pilih dia sebagai wanita pilihan lo, maksud lo apa memutar balikan fakta begitu saja. Dari dulu kita kan emang udah sepaket kalo kata anak-anak, disitu ada lo wajib ada gue. Anak-anak cerita sama gue, kalo salah satu dari kita ada yang ilang atau gak satu kelompok dijamin bakal lama pengerjaannya" aku tersenyum dengan hati yang makin teriris

"iya iya gue ngerti, anak-anak juga bilang soalnya kalo kita berpisah kaya gini terasa kaya gelas tanpa isinya kosong banget"

"Jujur dari hati gue yang terdalam kita memang sepaket, lo yang biasa ketikin apa yang diperlukan sedangkan gue yang selalu mencari sumbernya tersebut. Karena apa? kita berdua memiliki tanggung jawab atas beberapa tugas kelompok ini" air mataku langsung menangis amat deras sekali

"iya gue juga baru sadar akan hal itu Fa, aku minta maaf sama kamu ya gak akan aku ulangi kesalahan yang sama. Aku benar-benar jatuh cinta sama kamu" Renji makin memelukku dengan eratnya

"aku juga sama jatuh cinta denganmu untuk yang pertama kalinya dari tatapan matamu pertamakali melihat diriku yang teramat dalam ini" aku membalas pelukannya dengan senyuman termanisku

Tepat diujung jalan aku melihat segerombolan anak SMA yang baru saja ditembak kekasihnya dan ditolak olehnya, sama seperti halnya diriku dahulu yang menolak Renji karena alasan masih sekolah dan harus belajar dengan giat, saat ini kita sedang merayakan anniversary yang ke 3 tahun setelah introspeksi diri ini selesai, saling memeluk dan saling memaafkan satu sama lain yang artinya bahwa cinta itu saling memaafkan dan tak ada dendam dalam hati org yang kita sayangi tersebut

FINISH


_SE_

Your Reply