KAKAKKU INGIN MENJAGAKU

undefined
undefined. undefined

kali ini gue bakal bikin cerpen yang bisa dikatakan keluar dari zona nyaman gue selama ini, kali ini yang gue bahas tentang kejadian sehari-hari yang dialami remaja saat ini cekidot




Nama gue Maulida Fitria biasa dipanggil Maulida, gue dilahirkan sebagai anak yang memiliki kemampuan cerdas dan sangat mengerti tentang artinya kehidupan dan kerasnya Jakarta saat ini. Aku memiliki 3 orang kakak yang sangat baik terhadapku, sebut saja Dino, Dito mereka kembar dan Vinsya

“Maulidaaaaa” seseorang memanggilku dari belakang dengan kerasnya. Aku menengok ke arah belakang dan terlihat sahabatku yang gemuk seperti ­galon air sedang berlari ke arahku. “iya, biasa aja dong kalo kangen” aku menertawakannya dengan sangat keras, sahabatku Nisa merangkulku dan membisikan kalau dia tidak akan pernah merindukan diriku yang manis ini, Saat aku memasuki ruangan kelas, aku melihat Reza teman terbaik yang pernah ku miliki berkelahi dengan Dito kakakku karena aku pulang terlalu malam “ngajak maulida kemana?” Dito memarahinya dengan sangat keras, “Cuma ke rumah Nisa doang kok, main disana abis itu langsung pulang soalnya ada banyak tugas” Reza menjelaskan dengan sangat hati-hatinya, “kak gue udah gede, udah bisa jaga diri sendiri” aku pergi meninggalkan kelas menuju ke taman belakang sekolah untuk menenangkan diriku sendiri

Di taman sekolah aku menangis dan tak mengetahui harus berbuat apa, datanglah kakakku Vinsya untuk menenangkan diriku “kenapa dek?”, “gak apa kok kak” aku tersenyum manis sekali saat itu, “jangan boong itu kenapa kamu nangis” kakakku menghawatirkan keadaanku ketika itu, “kak Dito marah-marahin Reza barusan di kelas aku” air mataku keluar lebih banyak dari biasanya, “memang kenapa?”, “pulang kemalaman kemarin” air mataku menetes makin derasnya, “kak Dito bukannya marahin Reza karna kamu pulang malam, dia khawatir aja sama kamu” kakakku menjelaskan dengan jelas, “tapi aku udah bisa jaga diri aku sendiri, gak perlu berlebihan kaya gitu juga, kak Vinsya pulang sampe tengah malam gak diomelin” aku merasakan iri hati yang sangat menggebu-gebu dihatiku, “kalo kakak kan pulang malam juga kasih tau ke kak Dito, kalo kamu kan gak ada kabar sama sekali”, “iya kak aku ngerti” aku kembali ke kelas dalam keadaan yang lusuh sekali

Sesampainya di kelas aku melihat Reza masih dimarahi oleh kakakku dengan sangat tegasnya dan aku duduk di tempat dudukku, barisan paling belakang dengan pemandangan yang sangat indah. Nisa menghampiriku dan meminta maaf kepadaku “duh, maapin ya pulangnya jadi larut malam. Kerjanya juga gak sampe selesai lagi” Nisa memegang tanganku dengan sangat eratnya,  “ah gak apa kok, kakakku aja yang lebay banget”, Nisa memelukku sambil tersenyum dengan manisnya. Aku melihat kakakku mengeluarkan ponsel yang tak seharusnya diperbolehkan untuk membawanya “tuh liat sama peraturan aja gak taat pake sok marah-marah” aku memalingkan mukaku yang terlihat kesal ini, Nisa menertawaiku dengan sangat kerasnya

Jam pelajaran dimulai, kakakku segera pergi meninggalkan kelasku dengan sangat cepatnya dia memasukan handphone kesayangannya kedalam saku celananya dan segera keluar dari kelasku yang rame tersebut, “gue tunggu di gerbang sekolah saat jam istirahat” kakakku menunjuknya dengan muka yang sangat marah, Reza hanya menganggukan kepalanya dengan sangat cepat. Guruku yang paling aku suka datang ke kelas dengan tatapan mata yang sangat bahagia saat itu, pelajaran yang paling aku sukai biologi dengan seorang guru yang sangat cantik dan penyampaian yang sangat bagus “jadi kalor tersebut dapat menyimpan panas yang lebih besar” bu Risya menjelaskannya dengan sangat baik dan mudah aku pahami, aku melihat sosok wanita yang sangat manis dan cantik duduk di depan ruangan ibu Risya. Aku menghampiri dan duduk di sebelahnya “ini kak Clara kan?” aku sangat penasaran sekali dengannya, kak Clara menganggukan kepala dengan sangat pelan

Aku yang sedang kesal dengan kakakku langsung mengutarakan kepadanya “kak Clara, aku boleh curhat gak?” aku berbicara dengan sangat hati-hati, “boleh silahkan”,”kakak pernah diomelin bu Risya” aku menanyakannya dengan sangat hati-hati, “ah sering itu mah, jangan ditanya lagi” kak Clara berbicara dengan santainya, “aku diomelin sama kakak aku kak, soalnya pulang terlalu malam dari biasanya. Udah gitu temen aku juga kena imbasnya” aku berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata, “kamu ngomong gak?” kak Clara terlihat antusias, “gak kak” aku merasa lemas ketika itu, “iyalah marah pastinya soalnya kamu pulang lebih larut dari biasanya, udah kaya gitu gak ngomong lagi pasti cemaslah” kak Clara menasihatiku, “ah iya kak makasih atas masukannya” aku mengangguk mengerti dan menuju kelas kak Dito untuk meminta maaf, “kak maafin aku, udah bikin kakak cemas” aku mengeluarkan air mata sekali lagi, “jangan nangis disini dong kan malu, tuh liat temen-temen aku pada ngeliatin dikirain kakak jahatin kamu” kak Dito menenangkanku, “adek gue lu apain Dit?” Dino hampir ingin menampar Dito, “santai bro, gue ngomelin Reza gara-gara kejadian semalam, dia pulang malam” Dito menjelaskan dengan seksama, “iya sudah kakak maafin, jangan pernah kamu ulangi lagi kejadian ini ya” kak Dito menasihatiku, aku menganggukan kepala dengan sangat cepat dan setelah kejadian ini, aku berubah dengan cepatnya, tak pernah pulang malam dan menaati peraturan yang ada disekolahku ini dan menjadi orang yang terbuka terhadap kakak-kakakku

FINISH ­

 _SE_

Your Reply