nama gue Nisya, gue terlahir sebagai Queen of drama yang baik, memiliki rencana yang baik dan selalu membantu orang lain dalam menuntaskan masalah soal percintaan. Gue memiliki sahabat terbaik bernama Fika
"Nis, gue kesel kenapa sih cowo gue ga ngerespon sama sekali"
"bukannya gak ngerespon, lo juga sih"
"kesel gue Nis, kesel banget"
"udah omongin aja baik-baik"
Ketika sedang asik mendengarkan curhat sahabatku, ada panggilan masuk untuk membantunya dalam menyelesaikan permasalahan percintaan yang sangat rumit sekali.
"apa benar ini Nisya?"
"iya, ada apa ya?"
"cowok gue keliatannya selingkuh deh, soalnya gue liat dia jalan sama cewe lain"
"udah lo selidikin belum kepastiannya?"
"udaaahh dari temennya dia sendiri kok"
"gue bantuin deh lo, alamatnya dimana? nanti di sms aja ya"
aku menerima sms dari cewe tersebut, dengan cepat aku meluncur ke lokasi kejadian
"teteh (Fika kupanggil teteh), temenin gue yok"
"kemana Nis"
"ke alamat ini nih"
"takut nyasar kan lo?"
aku menganggukan kepala dengan cepatnya sambil tersenyum manis sekali, aku mengendarai motor dengan cepatnya
"by the way lu tau gak Nis, nama cowo tersebut siapaa?"
"oh my god, lupa nanya gue. untung depan gg kosan lo"
"yeee pelan-pelan juga kali bawanya, hampir kepental nih gue keaspal"
"udah ah bawel jalan lagi aja yok, nih pegang hp gue"
aku menyusuri jalan dengan sangat cepatnya, terdapat sms masuk berasal dari clientku
"ini kayanya nama cewenya mantan lo deh"
"siapa? udah sebutin aja"
"Tasya ini mah"
"apaan? Tasya? udah ah lanjut aja tanggung udah depan UI coy (kosan temen gue di kelapa dua)"
"eh Nis, lo masih sayang sama mantan lo?"
seperti gemuruh angin yang membawa cahaya di malam hari dengan kilatan yang sangat besarnya, jantungku berdegup dengan cepat dan hati ingin menangis
"iya gue masih sayang sama dia"
Di depan Pancasila aku berhenti dan memasang headset, mendegarkan lagu kesayanganku dengan senyuman terindahku
"move on lah Nis"
"apaan gue move on? gue gak cemburu kok Tasya aja kaya nenek pake gincu"
Aku melanjutkan perjalanan dengan sangat cepat sekali
"santai dong bawanya Nis, jangan terlalu di bawa hati dia itu"
aku menganggukan kepala dengan cepatnya sambil tersenyum manis sekali
"eh misalnya nih gue jadian lagi sama dia, gue janji bakal putusin semua cowo gue"
Fika hanya tersenyum tak menanggapi apapun juga, diapun meledekku
"yaahh nangis, gitu aja nangis"
"gue gak nangis cuma kelilipan aja kok"
"boong banget lu, itu keluar air mata lu"
"kagaaaa"
Sesampainya di Antasari aku menelpon Tasya dengan senyuman dalam tangisku
"Sya, dimana nih gue bisa ketemu sama cowo lo"
"di shibel restaurant aja gimana?"
"oh oke gue on the way kesana ya"
aku menyuruh Fika untuk mengaktifkan GPS menuju kesana, tak sengaja aku mendengarkan laguku untuknya. aku mengingat kejadian tentang bagaimana dia menyakiti diriku dengan kemampuan terkuatku sendiri dan aku mengatakan kata-kata yang harusnya tak pantas aku ucapkan
"gue udah gak sayang sama lo lagi"
"Tasya lah, yaudah aku mau tidur abis pulang ngelayat"
"tidur aja sana, kalau bisa selamanya"
Sesampainya di cafe tersebut, aku bersama dengan Fika menyaksikan adegan demi adegan yang sangat mencenangkan di depan cafe tersebut
"itu mantan lo kan?"
"iyap bener banget, kok kamu pinter sih"
"ngapain dia peluk cewe sampe begitu banget"
"entahlah bingung gue juga"
"cantik bet cewenya, beda sama gincu merah"
"bedalah, sama gue juga cakepan cewenya. Masih labil sih gue liat"
Tasya datang bersama dengan 2 temannya tersebut
"oh iya Sya, kenalkan ini teman gue yang melihat adegan mesra Renji (mantan gue)"
"hai hai gue Chaki"
"gue Tina, salam kenal buat lo aja"
"ah iya kenalin ini temen gue Fika, cuma nemenin gue aja sih dia. Partner terbaik guelah, bisa dibilang seperti itu"
Fika menarik tanganku "masuk aja yuk, udah terlihat kok semuanya"
"bentar sabar, gue bawa baju buat gue sama lo Tas, Aku memberitahu rencana plan A, B dan C"
"kenapa gue harus pake baju ini"
"udah ikutin aja semuanya, soalnya dia kenal sama kita berdua"
plan A pun dimulai, Chaki dan Tina datang ke cafe tersebut dan memesan beragam macam makanan dengan melawati Renji. Airpun tumpah dibaju cewe tersebut, aku memberikan lineku yang mereka taruh dikuping dengan headset tanpa kabel
"duh maaf ya maaf banget gak sengaja gue"
"Tina? Chaki? ngapain lo disini"
"ada party disini makanya kita datang"
"tumben gak bertiga kalian"
"Tasya lagi sakit makanya gak bisa dateng"
Tasya, aku dan Fika hanya memandang dari kejauhan mata saja, kitapun tertawa bahagia melihat peristiwa tersebut,
"parah banget sih ide lo Sya, gak ada yang lain?"
"udah liat aja kejadian selanjutnya Sya"
Aku memberikan intruksi kepada mereka tentang semua yang harus dijalaninya
"cewe baru lo nih? cantik juga"
"wedeehh iya dong cewe gue nih, cantik ya?"
"iya cantik banget sumpaaahhh, lebih cantik dari Tasya. Pinter juga lo milih cewe"
Aku masuk dengan gaun yang sangat indah dan mengagumkan untuk dilihat oleh orang yang tidak mengenalku dengan style kawaii
"halo ji, apa kabar?"
"Nisya, sama siapa?"
"Fika dan Lauren (nama samaran Tasya)"
"duduk Sya silahkan samping gue"
Seperti tersambar petir aku duduk disampingnya dan mengingat kejadian masalaluku dengannya
"sayang kamu duduk ya samping aku aja"
"iya yang love u, need u, miss u"
Aku langsung memeluknya dalam ikatan kasih sayangnya terhadapku ketika itu, saat ini tepat di depanku dia mempersilahkanku duduk seperti kita pacaran dahulu
"udah makan? makan ya, nanti magh kamu kambuh loh"
"udah kok, lo santai aja"
"Nis gue mau cerita sama lo tentang cewe gue ini, dia cemburuan banget Nis gue gak kuat kalau dia seperti ini terus. Buat ketemu lo aja susah apalagi ketemu temen gue yang lain, jujur gue kangen banget sama lo"
Sarwo datang bersama Eja, orang yang yang ku sayang selama ini
"woy kampret ngapain lo disini?"
"ketemu mantan, yang pernah gue ceritain sama lo"
Aku melihat wajah Eja seperti disambar petir malam hari dengan penuh air hujan dan tersenyum manis
"yuk Wo, kita cari tempat aja. Jangan gangguin mereka"
Seperti hati yang teriris, batin yang tak kuat membendung apa yang diucapkan. Aku tak sengaja mendengar ucapan mereka. Aku tetap fokus pada pekerjaanku saat ini
"kenapa lo kangen gue? gak bisa apa2 kan, buat dandan aja gak bisa"
Renji memegang kedua tanganku "but you are the one Sya"
"modus banget sih lo"
"serius Sya, gue serius banget"
Fika membisikan sebuah kalimat tepat berada dikupingku
"ada Eja, gebetan lo yakin terima dia?"
Aku berpikir agak lama dan dengan cepat aku mengambil keputusan yang terbaik untukku
"nanti malem gue kasih jawabannya ke elo"
Aku menyuruhnya Tasya bersabar sekali lagi, aku hanya melihat emosi semata dengan membisikannya
"sabar belum selesai dia ngomongnya"
Renji melanjutkan beberapa kalimat yang ingin ia bicarakan
"sebenernya sih Nis, ini sahabat terbaik gue ya bisa dibilang pengen kasih surpriselah buat dia. Ternyata dia ngomel-ngomel ya sudah gue salah pilih, lo yang terbaik buat gue Nis"
"by the way Ji, gue balik duluan ya sama Fika dan Lauren, udah dicariin soalnya"
"oh oke, hati-hati di jalan ya jangan lupa kasih jawabannya nanti malam"
"ah iya Ji, kita juga mau pamit dulu temen gue bilang pindah lokasi"
Aku menganggukan kepala, menuju tempat Sarwo dan Eja dengan menarik tangan mereka berdua
"jadi nonton gak?"
"nonton apaan?"
Aku mengedipkan mata ke arah mereka berdua
"ah iyaaa kita kan mau nonton ya, lupa gue deket sini kan?"
Kita keluar dari cafe tersebut dengan muka yang sangat tak menyenangkan, aku melihat muka Tasya begitu marah padaku
"gue gak tau apa-apa tentang ini Tas, sumpah deh"
"lo gak ngomong Nis, kalo Renji mantan lo"
"masalah pribadi gue, disini gue profesional. Gue tau mana client yang harus dibantu. Kalo kaya sekarang gue gak ngerti"
"itu masalah pribadi lo? gue yang sakit Nis"
"ya gue tau dan ini diluar perkiraan gue Tas, gak ngerti lagi gue sama ini semua"
"lo masih sayang sama dia Nis?"
Seperti lampu yang padam dengan penuh kesunyian yang ada, tenang tanpa ada apapun disekitar dan gue hanya bisa menganggukan kepala
"gue saranin lo katakan yes sama dia"
"liat nanti aja gue masih berpikir"
Sarwo dengan wajah polosnya berpikir kalau kita nonton bersama
"lo yakin Sya, mau nonton sama mereka juga"
"Sarwo gue cuma acting doang barusan, kalau mau nobar (nonton bareng) dirumah gue aja sekarang, banyak dvd dirumah. Ja bawa motor gue"
Kita bercanda dengan aku mengelitiki dirinya dan mencubiti dirinya
"geli kan lo Ja"
"udah ah Sya, jangan dikelitikin nanti jatoh kita"
"gak apa dong kan bisa jatuh hati sama kamu"
"gombal lu ah"
Tanpa disadari aku memeluknya dengan mesra dan tertidur dengan lelapnya
"geli Sya, udah deh jangan becanda pake sok meluk gue segala. Lo juga berat dudul"
Eja melihat ke arahku dengan senyuman manisnya
"miimpi indah ya cantik, semoga kita bisa bersama"
Eja membawa motorku dengan sangat cepat dan menyalip beberapa kendaraan lain dengan penuh perhitungan. Seketika helm kita beradu dan aku tak sengaja terbangun
"eh sorry Sya, gue ngerem mendadak kayanya ada kecelakaan deh di depan"
"ah iya santai aja Ja"
Aku melewati sekerumunan orang-orang tersebut dengan hati yang sangat kacau dengan penuh darah dan penuh luka yang ada disekujur darah mereka
"ah kampret Ja, liat darah begini gue pusing banget nyium baunya"
"yaudah kita buru-buru ya jalannya gak usah ngeliat"
Eja membawanya dengan terburu-buru dan kencang sampai detak jantungku ingin berhenti saat ini juga
"peak pelan-pelan bisa kali ah"
Dia membawanya dengan pelan tetapi sesuai tujuan, melangkah dengan pasti. Aku bercanda kembali dengannya
"Ja, kalau misalnya kita jadian gimana ya?"
"hahaha gak mungkinlah orang lu kaya cowo begitu"
"iya sih gak mungkin orang gue cuma nganggep lo temen kok"
Aku tersenyum dengan hati yang patah saat itu juga. Sesampainya dirumahku, aku membawakan beberapa dvd horror untuk kita tonton bersama
"nonton apaan tuh terserah kalian deh"
Chaki menyeletuk "conjuring aja yok"
"okeh okeh"
Aku yang sedang asik membuka sosial media dengan senyuman terindah yang aku miliki, aku melihat Tasya dengan muka marahnya
"kenapa lo Sya?"
"liat deh ini"
"oh ini? sini gue balesin"
12.00
"jangan ganggu cowo gue lagi, dia udh punya gue"
"okeh gue gak bakal ganggu cowo lo, ga bakal gue mau sama dia lagi. Jaga ya dek omongannya biar gak kaya sampah lagi"
Akupun mengakhiri semua ini, dengan pembelajaran bahwa cinta tak harus memiliki. Aku tersenyum manis di depan sahabat-sahabatku ini dan kembali melanjutkan menonton dengan tawaan yang keras dan diikuti Tasya
FINISH
CINTA TAK HARUS MEMILIKI
undefined
undefined. undefined
undefined. undefined
_SE_


mantavvvvvvvvvvvvvvvv
iyalah pastinya, makasih ka atas commentnya