CINTAKU HANYALAH KAMU

undefined
undefined. undefined

nama gue Reka, gue anak yang sangat manja kerjaan gue setiap hari hanyalah bermain ps dan bermain internet saja, gue termasuk anak yang nakal pulang pada malam hari dan bermain setiap hari, kuliah pun selalu saja absen.

"Ka, masuk hari ini ada kuis di jam pertama" handphoneku berdering sangat keras membuatku sampai berlonjak ingin terbangun dari tempat nyaman ini

"aahh, baru jam 7.45 ini Ji (Renji sahabat gue), lagi enak tidur kan gue"

"eh kebo masuk jam 8, udah buruan mandi siap-siap nanti gue jemput di depan kosan"

"iyaaa okee bebeh see u yaa"

aku  bergegas menuju kamar mandi dengan berbekal hanya sabun cuci muka dan sikat gigi langsung memakai pakaian dan minyak wangi ala kadarnya. Seseorang memanggil namaku tepat di depan kamarku tersebut (kosan gue bebas)

"woy sarap buruaaann, jangan tidur lagi udah jam berapa ini peak"

"iyaaa sabaarrr, gue lagi make baju kampret" teriakku dari dalam kamar

"buruan kampret, ntar telat peak gak boleh masuk nanti kita" Renji terlihat sangat panik sekali

"iyaaa sabar sebentar lagi"

Aku keluar dari dalam kamar dengan pemandangan yang berbeda kala itu, baju yang biasa ku pakai semua telah ku masukan laundry, hanya baju dengan setelan dress ini yang ada dalam lemariku

"sumpah lo beda banget sih" Renji bengong sangat melihatku

"udah ah the mother of kepepet nih, lo sih gak dari malem ngomongnya. Jadi aja gue yang keburu-buru kaya gini"

"lo beda banget ka, cantik banget. Gue beliin lipstik deh ya"

"ngaco, ayok buruan jalan jangan banyak gombal lu"

"ah iya iya okeh"

Sepanjang perjalanan tanganku di pegang olehnya tanpa dilepas sedikitpun, tak sengaja aku melihat seorang wanita menarik tanganku dengan kerasnya

"dasar lo cewe gak punya harga diri, beraninya lo deketin cowo orang"

"siapa lo Nji? kok ngomel? gue sama lo kan emang udah biasa kaya gini"

"ah itu mantan gue Ka, diemin aja. Tau tuh masih aja ngejar-ngejar gue, atas kejadian beberapa minggu lalu yang gue ceritain sama lu"

"oohh yang soal dia bawa hijab itu ya? sumpah ya itu emosinya labil kaya bocah gitu"

"apaan lu bilang gue labil, gue udah dewasa kok"

 "eh mba kalo udah dewasa itu lebih bisa dikontrol. Udah ah males debat, udah telat soalnya"

Renji menarik tanganku dan berlari secara bersama-sama seperti orang yang sedang berpacaran tetapi tak ingin di ganggu oleh orang lain

"ah cape gila gue, istirahat dululah Nji"

"tinggal sedikit lagi sampe ke pintu kampus kita, semangat Ka"

aku menganggukan kepala tanda setuju dengan semua hal tersebut, tanpa ku sadari tanganku masih dipegang olehnya. Sesampainya di depan kelas teman-temanku meledekku dengan bangganya

"waahhh Reka bisa pake dress"

"cantik ya Reka"

"pegangan tangan udah jadian emangnya"

Ketika aku memasuki kelas banyak sekali gosip yang terdengar dalam telingaku, sampai akhirnya aku dan dia tersadar untuk melepaskan genggaman tersebut

Salah satu sahabatku Frekya mendatangiku dengan senyuman indahnya

"Widiiihhh tumben amat lo pake dress"

"Ah iya Kya akibat baju di laundry semua kemaren yang tersisa cuma ini doang"

"Udah jadian lu sama Renji?"

"Belum kok, lagian gue gak ada perasaan apa-apa sama dia. kan sahabatan doang gue mah"

"Jadiin aja kenapa si neng, abis itu kan ratu jones udah gak ada di kelas ini"

"Yeee bukannya gak mau pacaran tapi gue kuliah dulu ngejar cita-cita jadi penulis baru cari pacar"

Dosenpun datang tanpa bicara apapun dia membagikan soal tersebut dan yang aku lihat, aku dapat mengerjakannya soal tersebut dengan cepat dan terisi semua

"Lu udah selesai Ka?cepet banget, jarang masuk otak encer" Renji melihat kerjaanku

"Iyalah mendingan jarang masuk tapi otak encer daripada sering masuk tapi otak ga ada, kaya dia noh" aku menunjuk ke arah Enji (kembaran Renji dan sahabatku juga)

"Kampret lu dia mah 11 12 sama gue, muka sama otaknya yang berbeda. Dia 11 12 dudul sama lu"

"Nahkan belajar sering giliran kuis gak ngerti mah buat apaan, mending kebut semalem" aku tertawa dengan suara yang dikecilkan

"Iya deh iyaaa, lo paling top" Renji mengerjakan semuanya

"Youth sudah kelar sepertinya, duluan ya kembar gantengku"

"Lah ga ngambil matkul akmen?" Renji kebingungan

"Ngambil itu besok jam 12 siang, jangan gangguin gue"

"Dasar dodol matkul yang lu ambil sama kaya gue, pokoknya nanti lu masuk aja" Renji mengingatkanku

Aku menganggukan kepala tanda persetujuan dengan senyuman terindah yang aku punya

Enji yang berada tepat di depanku menengok ke arahku dan Renji, dengan mengambil kertasku dan juga adiknya

"Gue belum selesai pea, lagi minjem punya Reka"

"Jangan kebanyakan nyontek gak baik buat kesehatan" Enji membetulkan kacamatanya tersebut (matanya minus 10)

"Halah lu aja daritadi ngecek hp mulu, kerjasama palingan sama Reka. Gue gak diajak" Renji terlihat sedih sekali

"MAKANYA JANGAN NAKAL, LU SIH PACARAN MULU" Enji terlihat8i kesal

"iya bawel banget sih lu"

Aku hanya tertawa melihat mereka adu mulut seperti ini

"Nih En kumpulin pu gue sekalian, udah kelar kok"

"nah gitu yaudah, bikin orang sewot aja"

"Dasar pantat botol sarap, bikin orang panik aja"

Hpku pun berdering yang menimbulkan seluruh kelas menengok kearahku, ada line dari mata kuliah nanti siang

11.00
wisnu : hari ini kita libur, gak ada jam kuliah

11.30
Reka : demi apa? seriusan apa lo? gue seneng banget, tidur siang ini gue

11.35
Enjicute : tidur mulu, dikasih tugas jugaan

11.36
Reka : omg gue lupa okeh okeh, yang satu kelompok sama gue dateng ya ke kostan, ketemu di DPR (anak gundar ngerti pasti)

Aku berlari bersama Enji dan Renji menuju gerbang kampusku tersebut, tanganku di pegang kedua makhluk yang ku sebut lelaki jagoanku ini

"ah kalian bertiga ini memang tidak pernah lepas" 

"biarin kenapa si, suka-suka kita bertigalah. Ini anak kalo gak dipegang tangannya pasti jalannya bakal lama. DIbelakang main hp" Renji masih memegang tanganku

"ngapain lu pegangin tangan gue mulu, demen lo sama gue?" 

"hidih, sama cowo demen? ogah gue mah, mendingan sama cewe cantik, noh si Rina"

"gue cewe tuleeenn Njii"

"kenapa Ka?" Enji menoleh ke arahku

"maksudnya Ren kok"

"udah ah jalan yok, panas ini" Rina datang membawa seorang anak kecil yang dia gendong usianya sekitar 6 bulanan

"anak lo Rin?" dengan muka kecewa Enji

"iya anak gue, kasian dirumah gak ada yang ngurusin. Jadi gue bawa aja kesini"

Renji memeluk Enji dengan lekatnya dan membisikan satu kata 'sabar brow masih ada banyak cewe', aku yang melihatnya hanya dapat tertawa keras

"eh kampret, lu ngapa tawa dah" Renji mencubit pipiku untuk kesekian kalinya

"ah gak apa kok, lucu aja lo berdua. Kalo ada yang gak tau, i you know my feel si sebenernya"

"buruan kasian anak gue panas-panasan" Rina mengomel dengan perlahan

"iya iya bawel banget sih lo Rin"

Kita bergegas menuju kostanku yang tak jauh dari kampusku tersebut, disana kita di lihat oleh ribuan mata memandang dan ribuan mata berkilauan sedang memperhatikan kita

"sini Rin, gantian biar gue yang bawa anak lo" aku menawarkan diri karena yang wanita hanyalah kita berdua

sesampainya di kostanku, semua mata tertuju padaku dan menanyakan perihal anak tersebut padaku yang sebenarnya

 "anaknya Rina bukan gue, kasian gue sama dia. Makanya gue gendong"

"oalah anakanya Rina"

Tepat depan kostanku, Renji menarik tanganku dan memegang pergelanganku diikuti oleh Enji dari belakang dengan senyuman manisnya. Enji memanggilku dengan tatapan mata yang serius

"Ka, gue udah suka sama lo gue cinta sama lo, bisa dibilang gue takut untuk kehilangan lo. Lo mau jadian sama gue?"

aku berpikir amat panjang dan dengan keyakinan yang ada dalam hatiku, aku menanyakan apa yang ingin ku tanyakan sebelumnya

"kalo lo sayang sama gue, kenapa lo gak ngasih tau tentang kuis waktu itu? yang jemput gue malah Renji bukan lo. Gue juga suka sama lo, kenyataannya lo suka sama orang lain"

"hei hei hei, Renji gue yang nyuruh jemput lo karna satu hal, gue ada rapat bem mendadak pagi hari di waterfall jadi mau gak mau ya dia yang jemput lo, kalo suka sama Princess (ketua BEM) kayanya itu cuma gosip aja. Bener-bener gue sayang sama lo"

"aaa mmm gimana ya, gue bingung banget ini. maap gue gak bisa" aku pergi begitu saja dari pandangannya

"yaudah gak apa kok, gue juga ngerti"

"gak bisa nolak cinta lo tersebut"

Enji memelukku dengan tatapan sayang dan malunya, menatapku penuh arti dan lebih bijaksana lagi dalam menghadapi hari-harinya, semenjak aku berpacaran dengannya hidupku lebih baik lagi, tak ada kata bolos, tak ada kata malas yang ada hanyalah aku yang manis dan pintar. Gue sudah ada 2 orang anak dan 1 ponakan dari Renji bersama Princess, akupun hidup bahagia bersamanya

FINISH


_SE_

Your Reply