YOU ARE MY SWEET HEART

undefined
undefined. undefined

Nama gue Steven, gue dilahirkan dari kota besar yang bisa dibilang sebagai wilayah kekuasaan gue. Gue memiliki 3 orang sahabat dengan seorang cewe yang sangat tomboy penghibur kita disaat semuanya merasakan galau. Ketika malam tiba aku berkumpul bersama mereka di cafe tempat biasa aku bersama mereka

"woy, Stev galau mulu dah lu" Shibel sahabatku merangkul dengan mesranya

"ah mana galau sih bel, biasa aja kok. Cuma bingung aja gue"

"bingung nape lo?"

"wedeh udah jadian rupanya, ngapa lu gak ngomong bel?" Rinto sahabatku yang paling menyebalkan datang begitu saja

"kampret lu To gue kaga jadian sama dia, cuma ini anak lagi galau banget"

"muka ganteng, mapan, cewe-cewe pasti nempel sama lo" Frinto sahabatku yang memakai behel pecinta k-pop mendatangiku

"iya emang bener, tapi yang buat gue nyaman gak ada kampret"

"yailah masalah lo cuma 1 pasti abis diputusin sama cewe yang katanya manis banget" Shibel memelukku dengan mesra

"wedeehhh, ini cewe satu main sosor Steven aja. Nanti gak ada cewe yang lirik dia galau lagi deh"

"gak bakal galau gue mah To, ngapain galau kan ada kalian sahabat tercinta gue"

"so sweet banget ni bocah satu yak, tumben amat pasti ada maunya" dengan muka garang Shibel

"kaga elah sini deh, bantuin gue deketin cewe yang itu dong. Anak pak Teguh, wadaw manis banget. Beda sama lo Bel, make topi baju gombrong sneaker pula"

"biasa aja dong bro, jangan begitu juga kali, gue ya gue apa adanya gue ya begini, simple dan ga ribet"

"lo kenal kan Bel sama anaknya pak Teguh kan satu sekolah sama lo" Rinto menyikut tangan Shibel dengan pelan

"iyaa gue kenal kok, santai ya nanti gue kenalin sama lo. Namanya Reina anaknya baik kok. Deket juga sama gue"

"anak perawan kita satu-satunya bisa juga ya bergaul dengan wanita" aku meledeknya sambil tertawa dengan keras

"by the way udah jam berapa nih? jam malem gue jam berapa coba? lagian besok gue sekolah, kata nyokap kalo mau pinter dan bagus nilainya jangan kebanyakan bolos"

"yaudah gih sana balik Bel, mau gue anterin gak?"

"boleh tuh stev, anterin gue yaaa lo kan cowo paling baik disini dibandingkan 2 lelaki kampret ini"

aku mengendarai motor vespaku dengan sangat cepat dan ngebut sekali, jarak umurku dengan Shibel dan kedua temanku hanyalah setahun, Shibel cewe paling muda dan manis menurutku, dalam perjalanan aku mengobrol bersamanya dengan candaan yang tak pernah aku lupakan seumur hidupku

"Bel, gue liat-liat nih ya kok lo gak pernah bawa cowo ke tempat kita, lo naksir ya sama cewe?"

"aahh gue masih suka sama cowo kali, cuma belum ada yang sampe ke hati aja kok"

"masa sih? dari sekian temen-temen lo, sekian orang yang lo modusin, sekian orang yang mengelilingi hidup lo, gak ada yang sampai ke hati?"

"seriusan belum gue sampai ke hati"

"setelah lo putus dari cowo br*ngs*k itu belum dapet penggantinya gitu?"

"tau nih hati gue cuma buat dia kali, apa jangan-jangan gue dipelet sama dia. Biar gue naksir berat sama dia"

"udah lupa kan lo sama dia?"

"ah santai gue udah bisa move on dari dia, lagian kemaren juga gue abis berantem sama cewenya"

"ah seriusan apa Bel? berantem sama cewenya terus yang menang siapa? lo kan?"

"cewenya takut sama gue Stev soalnya langsung di block, katanya gaya gue yang ga nyante dan dibilang gue ga punya harga diri, ditimbang gitulah. Apa banget kan?"

"iya sih, eh by the way udah mau sampe nih rumah lo, sebelah mana si gue lupa"

"ada pertigaan nanti belok kiri, gak jauh dari situ ada bengkel masuk deh ke gang"

"ah iya bener yak"

"mau mampir dulu gak lo dirumah gue?"

"udah gak usah Bel, kasian dua anak kampret itu gue tinggalin"

"yaudah gih sana lu balik ke mereka, takutnya mereka buat yang aneh-aneh lagi"

"yaudah gue balik duluan ya Bel"

"siaaapp"

Diperjalanan aku memikirkan kata-kata Shibel yang membuat batinku bergejolak untuk mengatakan sesuatu hal padanya, sesampainya di cafe tersebut aku merasakan kebahagiaan dan memeluk kedua temanku

"napa lu senyum-senyum gitu?" Rinto keheranan melihatku

"ah gak apa kok, Shibel belum bisa jatuh cinta"

"waahh sabar bos masih ada waktu kan buat deketin itu anak" Frinto tersenyum licik

"Shibel Shibel sayang ya dia masih kelas 1 SMA gak cantik dan gak manis cuma dia ya jadi dirinya sendiri aja" Viktor datang dengan muka betenya

"ah iya dia juga nurut sama orangtuanya, keren tuh anak. Style cuek nurut sama orangtua, gue bangetlah itu" Aku meghayal dengan penuh harapan

"Shibel mana Shibel biasanya dia disini?"

"udah balik bang Vik, biasalah dia kan ga boleh pulang lebih dari jam 9. Itupun tadi dianterin sama gue bang"

"pulang gih Ven, besok kan lo sekolah ulangan loh besok, jam gue kan? jam pertama?"

"yailah Tor, masih jam berapa ini? ulangan ya besok? cabut ya ceman-cemankoh"

Keesokan paginya ketika aku ingin menjemput Shibel untuk ke sekolah bersama-sama, aku melihat seberkas cahaya putih bergelimang. Seseorang memeluknya dari belakang, seketika itu hatiku hancur terbelah menjadi 18

"Steveeennnnnn, sini mau pergi kemana lo? main kabur aja, kenalin ah ini abang gue, dia lagi ngegalau gara-gara ditinggalin cewenya kemarin"

"bang, gue jalan sama Steven aja ya. Kasian udah jemput soalnya"

"pede banget ini anak satu ya, orang gue mau jemput Reina"

"dia mah udah jalan kali sama temennya tadi pagi, biasanya dianterin sama abang gue yang sarap ini"

"sedih deh pokoknya kalo denger kabar dia mah" Diaz (abangnya Shibel) menangis dengan sedihnya

"oke Steven kita jalan yok, jangan dengerin dia yang galau. Nanti juga sembuh sendiri"

Aku berjalan ke sekolah berdua dengannya, berjalan bersamanya membuatku tersenyum puas dan senang melihatnya, diperjalanan aku memandangnya dengan penuh cuek dan biasa saja

"maaf ya stev kalo lo kecapean begini"

"ah iya santai aja ko Bel gak apa-apa kok"

"seriusan ini gak apa, kalo lo kecapean kan gue juga yang bingung"

Aku menganggukan kepala seraya tersenyum kepadaku dengan manisnya

"Itu itu cewe inceran gue, cantiknyaaa"

"Samperinlah dul"

Shibel mendorongku sampai ingin terjatuh kearahnya dan tanpa sengaja aku memeluknya untuk yang pertamakali

"Duh maap maap gue gak sengaja" aku merasa ada darah yang mengalir melewati hidungku ini

"Iya gak apa kok" Reina berjalan begitu saja

Darah yang keluar dari hidungku semakin deras saja

"Lebay amat ini cowo sampe berdarah begitu" shibel tertawa sambil membersihkan hidungku

Aku menangkis tangan Shibel begitu saja dengan senyuman yang menggairahkan

"Halah omes lu kampret"

"Kaga kaga"

"Sekolah sono jangan liatin Raina terus, jalan gih"

Aku menaiki ojek online dengan semangat yang menggebu-gebu tersebut

"Pak ke sma harapan bangsa ya"

"Itu mimisan kenapa mas?"

"Abis deketin gebetan saya pak" seketika aku curhat dengan bapak ojek online tersebut

Aku berbincang ngalor ngidul (bercanda) dengan bapaknya tersebut, sesampainya di sekolah aku menemukan hal yang aneh yang tak biasa aku rasakan

"Gue kangen sama itu cewe" hatiku maskh berdegup sangat kencang

"Woy Ven, udh lu ke sekolah anak sarap itu?" Rinto mengagetkanku dari belakang

"Udah cong udah, sumpah pake seragam aja cantik apalagi..." omonganku pun dipotong oleh Frinto

"Buka baju?" Frinto tertawa dengan kerasnya

"Ngaco otak lo ngeres mulu, pake baju bebas dudul" aku menonjok lengannya dengan keras

"Iya iya by the way gue ada tiket konser biasa artis kesukaan shibel dapet dari mba mba supermarket depan" Frinto memberikannya padaku

"Kasih aja Shibel, lu kaya gak tau dia aja. Smalem sampe nangis dia kerumah gue minta ke supermarket depan sekolah kita"

"Miris banget itu anak yak" Frinto geleng-geleng kepala

"Emang ya dasar pecinta musik melow, kelakuan doang kaya cowo tapi selera musik cengeng" Rinto tertawa dengan kerasnya

"Udah ah masuk kelas yok, nanti gue ceritain"

Dikelas aku menceritakan semua kejadian yang kualami barusan saja, mereka hanya menertawakanku begitu saja. Jam belajarpun sangat cepat dilalui, sepulang sekolah aku bersama dengan kedua temanku berjalan menyusuri sebuah taman. Malamnya aku menelpon Shibel untuk datang kesana

"Bel, lo bisa ke taman depan sekolah lo itu"

"Taman yang mana? Sekolah gue mah harapan kita yak?

"Ada yang mau gue omongin ke lo"

"Yaudah okeh gue tunggu besok"

Aku melihat Shibel sedang berada di ayunan dengan senyuman manis yang tak oernah kulihat sebelumnya

"Mau ngapain lu? Bawa 2 anak kadal juga"

"Frinto jatuh hati sama lo Bel, mau kan lo sama dia"

"Eh kampret lu yang jatuh hati malah gue yang dibawa" Frinto mengomeliku begitu saja

"Lu mau kan sama gue Bel?"

"Maap banget gue ga bisa Stev"

"Yaudah deh kalo gak bisa mah"

"Ga bisa nolak maksud gue tapi bantuin gue buat move on" Shibel merengek begitu saja

"Iya okeh gue mau"

Selama 2 tahun Shibel menghilang dari kehidupanku begitu saja, saat itu aku sangat mencemaskan dan mengkhawatirkannya begitu saja

"perawan kita mana nih? tumben gak pernah nongol"

"tumben amat nyariin itu anak, bukannya dia dapet beasiswa ke luar ya" Frinto mengingat kejadian tersebut

Datanglah sesosok wanita dengan harajuku stylenya dan senyuman terindah yang belum pernah ku lihat sebelumnya

"ha?beasiswa keluar? kok gue gak tau ya"

"lo sih terlalu banyak waktu lo sama cewe kesayangan lo itu, sampai gak tau isi hati Shibel yang sebenernya ke lo" Rinto termenung sendiri

"haitcah, ada yang ngomongin gue disini rupanya" wanita tersebut tersenyum dengan manisnya

"lah lu siapa?ngapain gue ngomongin lo, kan kita baru kenal dan gue baru liat lo disini"

"apa perlu gue ngeluarin visa atau KTP gue buat yakinin lu?" wanita tersebut menunjukan identitasnya

"widiw perawan kira, apa kabarnya pujaan hatiku" aku tertawa keras melihatnya

"hai hai, gue gimana sekarang?" shibel mengedipkan matanya ke arahku

"genitsnya masih aja lo, gue pengen ngomong sama lo. mau?"

"boleh ngomong apaan?disini aja depan anak-anak"

"lo makin keceh, makin manis dan makin muts nget pake z. Mau lo sama gue?"

"duuhh maap ya Steven gue di negeri sakura udah ada jodohnya"

"kenalin dong ke gue" aku tersenyum dalam tangisan

"ini jodoh gue" 

Aku melihat kucing kecil yang sangat menggemaskan dan lucu yang sedang di gendong olehnya

"jadi lo belum ada jodohnya kan?gue aja gimana?"

"syaratnya lo harus megang kucing yang menggemaskan ini"

"ah gila lo, gue mana berani sama kucing, tau dong gue paling anti sama hewan kaya begitu"

"coba aja dulu Ven, nanti lo juga bakal berani" Rinto memegang tanganku begitu saja

Aku memejamkan mata karena sangat ketakutan dan mengerikan, yang terlintas di otaku saat ini adalah setelah memegang kucing tersebut aku tetap hidup

"bulunya lembut, enak dipegang. Gue mau pegang lagi. Lo kan tau gue takut gara-gara kucing di rumah Rinto galak dan tangan gue digigit sampai dicakar, nih masih berbekas"

"lo sih, mainin buntutnya dulu dicakarlah dudul. Oke gue mau jadian sama lo" Shibel mengangguk sambil tersenyum

Akhirnya kita jadian, tidak berlangsung lama kita menjalani kehidupan rumah tangga yang membuatku semakin sayang dan semakin cinta kepadanya, saat ini gue memiliki 2 orang anak yang sangat menggemaskan sekali

 FINISH


_SE_

2 Responses to “YOU ARE MY SWEET HEART ”

  1. deni says:

    nice artikel http://silknode.16mb.com/

Your Reply