Archive for Oktober 2016

GOBE FAMILY

undefined
undefined. undefined

nama aku Shibel, aku bergolongan darah B dengan sifat kemalasan yang kadangkala membuatku rajin sekali dalam mengerjakan beberapa tugas dikampusku, aku termasuk anak yang selalu terlambat berangkat dan pulang bersama dengan teman-temanku. Suatu ketika aku membuka sosial mediaku, terdapat grup GOBE  yang berarti golongan darah B, aku memasuki grup tersebut dan ketika ada yang ingin membuat grup chatting aku masuk dengan grupnya

Shibel permatasari
gue mau masuk dong, id gue sh1b3l

Aku dimasukan oleh pendiri Gobe yang bernama Andin dengan anggota kurang lebih 60an dengan banyak orang yang hanya membaca saja

"salken yaaaa new mem" 

"salken salken"

"salam kenal"

"welcome"

"wc"

"wlc"

"makasih semuanya"

Aku membuat notes dengan kebohongan terhadap publik mengaku umurku lebih muda dari umur yang seharusnya

shibel permatasari 
a minute ago

nama gue shibel permatasari, umur gue 15 tahun
gue sekolah di SMA Suluh Jakarta

salam kenal semuanyaaa

Reynaldy 
a minute ago

nama aku Reynaldy biasa dipanggil Rey :D
umur 16 tahun asal Yogya s 

setelah semuanya memperkenalkan diri, aku bersama dengan mereka saling mengakrabkan diri dan berbicara satu sama lain

"hai hai newmem, gak ada yang ganteng apa? cewe semua perasaan deh"

munculah Reza, Ale dan Nomo

"nah itu ganteng semua, bebeb ejaaaaa" aku tersenyum saat melihat hal tersebut

"halooo beb"

"tinggal dimana nih semuanya?" 

"Jakarta"

"Bandung"

"Yogyakarta"

"Surabaya"

Seketika ada orang yang menyebut dirinya tampan, baik hati dan tidak ingin identitasnya diketahui orang banyak, lelaki tampan itu bernama Harley atau biasa ku sebut Hode (lelaki menyerupai wanita) dan terdapat pembual, selalu mengharapkan bahwa lelaki Korea adalah seorang kakanya 


"Haloo semua nama aku Eka"

"haihai Jung Hana, kamu dari Korea ya?"

"iya aku dari Korea, agama aku Islam. Kakaku sekarang tinggal disana"

"kalo kamu dari Korea berarti kamu oplas dong?"

"gaakk, aku gak boleh oplas sama mama aku"

"kakak kamu oplas dong?"

"dia gak oplas, gak boleh dia itu oplas"

 "kamu suka ya sama kakaku?"


"iya habis dia ganteng sih"

"nanti aku salamin ya sama dia"

"okeh"

Yang ku ketahui dia adalah kakak dari Jung Hana atau Eka ini, kenyataan yang sebenarnya adalah itu hanyalah bias (orang yang dia suka) yang pada akhirnya dia meninggalkan chat kami

"lah, Eka kenapa dia left begitu?"

"gue gak tau kenapa, yang pasti mungkin gara-gara gue terlalu kepo dan bilang bahwa dia itu pembual. bilang semua orang Korea itu kakanya dia, padahal semua itu palsu"
 
Aku yang sedang tak ada kerjaan dan tak sedang tak berbuat apa-apa tersebut membully salah satu kawanku tersebut

"orangtua (Rey) kemana nih?"

"aku masih muda, masih 16 tahun"

"tapi muka lo tua Rey, gue mah masih muda yak, muka lo sama gue aja masih mudaan muka gue Rey"

"-_-"

"Nomooo mau cerita mooo, Sapiiii piii" aku memanggil namanya

"cerita apaan shin, sini private chat"

"cerita cinta kitaaaa" aku tertawa dalam hati

"Le, main yok Le gue ke Bandung gak apa deh"

"okeh jalan-jalan ke Bandung yak? bisa bisa"

"siaappp, Mo kapan lu bisa kesana"

"pertengahan Januari gue kesana"

"siapin tempat aja ya Le, lu sama Rissa pokoknya siapin tempat"

"siap"

"gue punya akal, gimana kalo kita cari kostan bebas nanti ditinggalin sama Ale biar kita gampang kalo mau kesana"

Malamnya aku kembali memutar otak untuk pertemuan kita yang pertama dan tak ada akhirnya tersebut

"Ada kak disini, kaya Villa gitu deh pokoknya"

"lagipula gue mau ke Bandung pertengahan Januari" Nomo berbicara dengan serius

"yaudah kalo begitu pertengahan Januari aja kita kesana" Aku memiliki akal yang cerdas

"kalau kalian mau duluan, ya duluan aja"

"gak Mo, biar lo ga bolak balik maksud gue"

Malam hari yang panjang sangat terasa indah bila berada di dekat mereka semua, akupun tertidur dengan lelapnya sambil memimpikan kejadian aneh yang tak pernah ku alami sebelumnya, pagi harinya aku mengecek beberapa chatku, ada beberapa chat dari mereka

"selamat pagi"

"pagiii"

"pagiii"

"ohayou"

"konbanwa" aku bercandanya dengan garingnya

Aku membahas kembali tentang kejadian yang ada di Bandung selanjutnya, aku membicarakan hal ini kepada temanku yang di Bandung

"Nis, kamu orang Bandung kan? bisa gak kita nginep tempat kamu?"

"boleh sih, tapi kalo cowo gak boleh, cowo boleh tapi harus banyakan cewenya"

"yang cewenya nanti nginep tempat bude gue aja, yang cowo tempat Ale, gimana?"

Aku memikirkan hal selanjutnya, kalau gue nginep tempat budeh gue berarti gue gak bisa yang namanya nakal dan pulang malam

"kalo kita hanya sekedar meetup gimana? kaya makan-makan gitulah" Rezza memberikan idenya untuk kita semua

"boleh boleh kalo begitu mah, bisa kok bisa"

"boleh kaya gitu Za"

Kintan menanyakan kembali hal tersebut ke kita semua

"gimana jadinya?"

"kata eja sih kita meetup aja dulu tan, soal ketemu atau jalan-jalan gampang itu mah"

"oalah gitu"

"iyaa begitu, tapi kan kita juga butuh yang namanya penginapan gitu, capelah bolak balik ke Bandung apalagi yang jauh kaya Eja (Rezza) dan Nomo"

"eh inget ya Le, urusin semuanya dari mulai penginapan sampe tempat. Nanti di Jakarta gantian gue sama Kintan, di Yogya nanti Eja sama Vina atau Rey, di Surabaya nanti Nomo sama Hode (Harley)"

 "okeh siap siap"


Bulan Januari datang, kita semua termasuk aku bertemu di Bandung tepatnya di stasiun kota Bandung, aku dengan memakai kaos bergambar hellokitty dengan topi hitam kesayanganku, Ale memakai celana panjang beserta kaosnya, Eja memakai kaos dan celana panjang beserta slayer kesayangannya dan Nisa dengan menggunakan celana panjang dan jaket beserta rambut pendeknya tersebut. Setelah itu kita makan bersama dan pulang dengan membawa sebuah kenangan terindah yang tak mungkin kita lupakan begitu saja 

FINISH


_SE_

PRANK FOR MR X

undefined
undefined. undefined

halo semuanyaaaaaa, apa kabar kaliaann? gue berhasil bikin prank buat dua orang sekaligus, jadi ceritanya gue bikin prank ke mantan gue "kamu dengerin deh lagu ini 'afgan - setia menunggu' dan cewenya turun tangan" excited sampe berantem berantem gue sama itu cewe, maapkan aku kaka cuma canda aja kok (padahal emang bener lagi nunggu si mantan ini), gue ngeprank MR X (ada kata-kata yang gue edit sedikit, gak bagus untuk diketahui anak dibawah umur)





















itulah prank gue buat MR X yang marah malah MRS X, dan maap ada kata-kata yang tidak pantas dan pada akhirnya saya skip kata-kata tersebut. Membawa nama orang juga ada hanya saja sudah saya edit juga, MAAF UNTUK MR X BESERTA CEWENYA KALIAN MASUK DALAM SETEPSTARS378 DAN KALIAN SUDAH TERKENA PRANK maapin yaa sekali lagi (sumpah buatnya sampe keringet dingin sebenernya) :D


cium dari jauh




pejuang LDR

CINTAKU HANYALAH KAMU

undefined
undefined. undefined

nama gue Reka, gue anak yang sangat manja kerjaan gue setiap hari hanyalah bermain ps dan bermain internet saja, gue termasuk anak yang nakal pulang pada malam hari dan bermain setiap hari, kuliah pun selalu saja absen.

"Ka, masuk hari ini ada kuis di jam pertama" handphoneku berdering sangat keras membuatku sampai berlonjak ingin terbangun dari tempat nyaman ini

"aahh, baru jam 7.45 ini Ji (Renji sahabat gue), lagi enak tidur kan gue"

"eh kebo masuk jam 8, udah buruan mandi siap-siap nanti gue jemput di depan kosan"

"iyaaa okee bebeh see u yaa"

aku  bergegas menuju kamar mandi dengan berbekal hanya sabun cuci muka dan sikat gigi langsung memakai pakaian dan minyak wangi ala kadarnya. Seseorang memanggil namaku tepat di depan kamarku tersebut (kosan gue bebas)

"woy sarap buruaaann, jangan tidur lagi udah jam berapa ini peak"

"iyaaa sabaarrr, gue lagi make baju kampret" teriakku dari dalam kamar

"buruan kampret, ntar telat peak gak boleh masuk nanti kita" Renji terlihat sangat panik sekali

"iyaaa sabar sebentar lagi"

Aku keluar dari dalam kamar dengan pemandangan yang berbeda kala itu, baju yang biasa ku pakai semua telah ku masukan laundry, hanya baju dengan setelan dress ini yang ada dalam lemariku

"sumpah lo beda banget sih" Renji bengong sangat melihatku

"udah ah the mother of kepepet nih, lo sih gak dari malem ngomongnya. Jadi aja gue yang keburu-buru kaya gini"

"lo beda banget ka, cantik banget. Gue beliin lipstik deh ya"

"ngaco, ayok buruan jalan jangan banyak gombal lu"

"ah iya iya okeh"

Sepanjang perjalanan tanganku di pegang olehnya tanpa dilepas sedikitpun, tak sengaja aku melihat seorang wanita menarik tanganku dengan kerasnya

"dasar lo cewe gak punya harga diri, beraninya lo deketin cowo orang"

"siapa lo Nji? kok ngomel? gue sama lo kan emang udah biasa kaya gini"

"ah itu mantan gue Ka, diemin aja. Tau tuh masih aja ngejar-ngejar gue, atas kejadian beberapa minggu lalu yang gue ceritain sama lu"

"oohh yang soal dia bawa hijab itu ya? sumpah ya itu emosinya labil kaya bocah gitu"

"apaan lu bilang gue labil, gue udah dewasa kok"

 "eh mba kalo udah dewasa itu lebih bisa dikontrol. Udah ah males debat, udah telat soalnya"

Renji menarik tanganku dan berlari secara bersama-sama seperti orang yang sedang berpacaran tetapi tak ingin di ganggu oleh orang lain

"ah cape gila gue, istirahat dululah Nji"

"tinggal sedikit lagi sampe ke pintu kampus kita, semangat Ka"

aku menganggukan kepala tanda setuju dengan semua hal tersebut, tanpa ku sadari tanganku masih dipegang olehnya. Sesampainya di depan kelas teman-temanku meledekku dengan bangganya

"waahhh Reka bisa pake dress"

"cantik ya Reka"

"pegangan tangan udah jadian emangnya"

Ketika aku memasuki kelas banyak sekali gosip yang terdengar dalam telingaku, sampai akhirnya aku dan dia tersadar untuk melepaskan genggaman tersebut

Salah satu sahabatku Frekya mendatangiku dengan senyuman indahnya

"Widiiihhh tumben amat lo pake dress"

"Ah iya Kya akibat baju di laundry semua kemaren yang tersisa cuma ini doang"

"Udah jadian lu sama Renji?"

"Belum kok, lagian gue gak ada perasaan apa-apa sama dia. kan sahabatan doang gue mah"

"Jadiin aja kenapa si neng, abis itu kan ratu jones udah gak ada di kelas ini"

"Yeee bukannya gak mau pacaran tapi gue kuliah dulu ngejar cita-cita jadi penulis baru cari pacar"

Dosenpun datang tanpa bicara apapun dia membagikan soal tersebut dan yang aku lihat, aku dapat mengerjakannya soal tersebut dengan cepat dan terisi semua

"Lu udah selesai Ka?cepet banget, jarang masuk otak encer" Renji melihat kerjaanku

"Iyalah mendingan jarang masuk tapi otak encer daripada sering masuk tapi otak ga ada, kaya dia noh" aku menunjuk ke arah Enji (kembaran Renji dan sahabatku juga)

"Kampret lu dia mah 11 12 sama gue, muka sama otaknya yang berbeda. Dia 11 12 dudul sama lu"

"Nahkan belajar sering giliran kuis gak ngerti mah buat apaan, mending kebut semalem" aku tertawa dengan suara yang dikecilkan

"Iya deh iyaaa, lo paling top" Renji mengerjakan semuanya

"Youth sudah kelar sepertinya, duluan ya kembar gantengku"

"Lah ga ngambil matkul akmen?" Renji kebingungan

"Ngambil itu besok jam 12 siang, jangan gangguin gue"

"Dasar dodol matkul yang lu ambil sama kaya gue, pokoknya nanti lu masuk aja" Renji mengingatkanku

Aku menganggukan kepala tanda persetujuan dengan senyuman terindah yang aku punya

Enji yang berada tepat di depanku menengok ke arahku dan Renji, dengan mengambil kertasku dan juga adiknya

"Gue belum selesai pea, lagi minjem punya Reka"

"Jangan kebanyakan nyontek gak baik buat kesehatan" Enji membetulkan kacamatanya tersebut (matanya minus 10)

"Halah lu aja daritadi ngecek hp mulu, kerjasama palingan sama Reka. Gue gak diajak" Renji terlihat sedih sekali

"MAKANYA JANGAN NAKAL, LU SIH PACARAN MULU" Enji terlihat8i kesal

"iya bawel banget sih lu"

Aku hanya tertawa melihat mereka adu mulut seperti ini

"Nih En kumpulin pu gue sekalian, udah kelar kok"

"nah gitu yaudah, bikin orang sewot aja"

"Dasar pantat botol sarap, bikin orang panik aja"

Hpku pun berdering yang menimbulkan seluruh kelas menengok kearahku, ada line dari mata kuliah nanti siang

11.00
wisnu : hari ini kita libur, gak ada jam kuliah

11.30
Reka : demi apa? seriusan apa lo? gue seneng banget, tidur siang ini gue

11.35
Enjicute : tidur mulu, dikasih tugas jugaan

11.36
Reka : omg gue lupa okeh okeh, yang satu kelompok sama gue dateng ya ke kostan, ketemu di DPR (anak gundar ngerti pasti)

Aku berlari bersama Enji dan Renji menuju gerbang kampusku tersebut, tanganku di pegang kedua makhluk yang ku sebut lelaki jagoanku ini

"ah kalian bertiga ini memang tidak pernah lepas" 

"biarin kenapa si, suka-suka kita bertigalah. Ini anak kalo gak dipegang tangannya pasti jalannya bakal lama. DIbelakang main hp" Renji masih memegang tanganku

"ngapain lu pegangin tangan gue mulu, demen lo sama gue?" 

"hidih, sama cowo demen? ogah gue mah, mendingan sama cewe cantik, noh si Rina"

"gue cewe tuleeenn Njii"

"kenapa Ka?" Enji menoleh ke arahku

"maksudnya Ren kok"

"udah ah jalan yok, panas ini" Rina datang membawa seorang anak kecil yang dia gendong usianya sekitar 6 bulanan

"anak lo Rin?" dengan muka kecewa Enji

"iya anak gue, kasian dirumah gak ada yang ngurusin. Jadi gue bawa aja kesini"

Renji memeluk Enji dengan lekatnya dan membisikan satu kata 'sabar brow masih ada banyak cewe', aku yang melihatnya hanya dapat tertawa keras

"eh kampret, lu ngapa tawa dah" Renji mencubit pipiku untuk kesekian kalinya

"ah gak apa kok, lucu aja lo berdua. Kalo ada yang gak tau, i you know my feel si sebenernya"

"buruan kasian anak gue panas-panasan" Rina mengomel dengan perlahan

"iya iya bawel banget sih lo Rin"

Kita bergegas menuju kostanku yang tak jauh dari kampusku tersebut, disana kita di lihat oleh ribuan mata memandang dan ribuan mata berkilauan sedang memperhatikan kita

"sini Rin, gantian biar gue yang bawa anak lo" aku menawarkan diri karena yang wanita hanyalah kita berdua

sesampainya di kostanku, semua mata tertuju padaku dan menanyakan perihal anak tersebut padaku yang sebenarnya

 "anaknya Rina bukan gue, kasian gue sama dia. Makanya gue gendong"

"oalah anakanya Rina"

Tepat depan kostanku, Renji menarik tanganku dan memegang pergelanganku diikuti oleh Enji dari belakang dengan senyuman manisnya. Enji memanggilku dengan tatapan mata yang serius

"Ka, gue udah suka sama lo gue cinta sama lo, bisa dibilang gue takut untuk kehilangan lo. Lo mau jadian sama gue?"

aku berpikir amat panjang dan dengan keyakinan yang ada dalam hatiku, aku menanyakan apa yang ingin ku tanyakan sebelumnya

"kalo lo sayang sama gue, kenapa lo gak ngasih tau tentang kuis waktu itu? yang jemput gue malah Renji bukan lo. Gue juga suka sama lo, kenyataannya lo suka sama orang lain"

"hei hei hei, Renji gue yang nyuruh jemput lo karna satu hal, gue ada rapat bem mendadak pagi hari di waterfall jadi mau gak mau ya dia yang jemput lo, kalo suka sama Princess (ketua BEM) kayanya itu cuma gosip aja. Bener-bener gue sayang sama lo"

"aaa mmm gimana ya, gue bingung banget ini. maap gue gak bisa" aku pergi begitu saja dari pandangannya

"yaudah gak apa kok, gue juga ngerti"

"gak bisa nolak cinta lo tersebut"

Enji memelukku dengan tatapan sayang dan malunya, menatapku penuh arti dan lebih bijaksana lagi dalam menghadapi hari-harinya, semenjak aku berpacaran dengannya hidupku lebih baik lagi, tak ada kata bolos, tak ada kata malas yang ada hanyalah aku yang manis dan pintar. Gue sudah ada 2 orang anak dan 1 ponakan dari Renji bersama Princess, akupun hidup bahagia bersamanya

FINISH


_SE_

MAAFKAN DIRIKU YANG TAK PERNAH ADA KABAR

undefined
undefined. undefined

hai hai hai semuaaaaa apa kabarnyaaaaa gue mau ceritain dikit nih guys yang kemaren gue lakukan sampai jarang banget ada waktu buat kalian, gue mengalami yang namanya mencari pekerjaan di setiap tempatnya. Dari mulai sudirman sampai karet sekalipun gue lakuin semuanya demi pekerjaan. Yang kalian tahu hidup gue bahagia, seneng-seneng, nehi nehi gue mau kalian tahu. Gue sekarang lagi masa terberat gue, harus ngurusin badan atau apalah itu namanya (gamungkin kurus)

soal MR x itu mantan gue yang bikin gue gak bisa move on hingga saat ini, gak tau deh kenapa, enath penasaran atau emang beneran sayang. MR o itu pujaan hati gue obeeenngg hiyeeee (taburin coklat). Masa lalu, masa depan dan masa sekarang amatlah berbeda, masalalu dipenuhi dengan rayap, masa sekarang dipenuhi dengan benih beniih harapan dan masa depan kita harus lebih berjuang demi kesuksesan kita nantinya

Sabtu dan minggu gue jalan-jalan bersama keluarga dan teman kantor bokap ke daerah Anyer dengan pemandangan laut yang begitu luas, sampai gue melihat sunset. Bahagia pokoknya gue berada disana sampai gue gak bisa move on, kabar Justin? baik baik aja Justin (motor kesayangan gue)mah, gue urus dengan sepenuh hati gue. Kabar adek gue?alhamdulillah sehat walafiat, keluarga gue juga sehat walafiat aja kok

Seperti yang gue bilang ke kalian, gue no way dengan urusan cinta, gak mikirin lagi. Gue mau fokus kerja dulu, soal laki gue yang manis itu belakangan yang penting "ada duit eneng sayang, gak ada duit eneng diusir" (canda jangan diikutin)

Buat kalian deh gue bakal nulis lagi, kalian lebih suka gue nulis cerita tentang apa? horor komedi? romance atau persahabatan? sekarang terserah kalian aja deh, akan kuserahkan untuk kalian, nanti gue buatin (sumpah kalo lagi gak sibuk)

Okeh kali ini gue bakal bahas tentang karir gue, seperti yang gue bilang kemaren gue mau cerita tentang psikotest gue, ada test warteg gambar manusia dan psikotest lain pada umumny. Disitu gue menjawab alhamdulilah dengan kemampuasn gue sendir. Ada hal yang ingin gur ceritain ke kalian, jadi suatu ketika gue ada test gitu di salah satu perusahaan perbankan. Dengan kemampuan gue dan oranglain pastinya gue menunggu dipanggil saja.  

 see u you the next blogger

salam sayang




pejuang LDR

YOU ARE MY SWEET HEART

undefined
undefined. undefined

Nama gue Steven, gue dilahirkan dari kota besar yang bisa dibilang sebagai wilayah kekuasaan gue. Gue memiliki 3 orang sahabat dengan seorang cewe yang sangat tomboy penghibur kita disaat semuanya merasakan galau. Ketika malam tiba aku berkumpul bersama mereka di cafe tempat biasa aku bersama mereka

"woy, Stev galau mulu dah lu" Shibel sahabatku merangkul dengan mesranya

"ah mana galau sih bel, biasa aja kok. Cuma bingung aja gue"

"bingung nape lo?"

"wedeh udah jadian rupanya, ngapa lu gak ngomong bel?" Rinto sahabatku yang paling menyebalkan datang begitu saja

"kampret lu To gue kaga jadian sama dia, cuma ini anak lagi galau banget"

"muka ganteng, mapan, cewe-cewe pasti nempel sama lo" Frinto sahabatku yang memakai behel pecinta k-pop mendatangiku

"iya emang bener, tapi yang buat gue nyaman gak ada kampret"

"yailah masalah lo cuma 1 pasti abis diputusin sama cewe yang katanya manis banget" Shibel memelukku dengan mesra

"wedeehhh, ini cewe satu main sosor Steven aja. Nanti gak ada cewe yang lirik dia galau lagi deh"

"gak bakal galau gue mah To, ngapain galau kan ada kalian sahabat tercinta gue"

"so sweet banget ni bocah satu yak, tumben amat pasti ada maunya" dengan muka garang Shibel

"kaga elah sini deh, bantuin gue deketin cewe yang itu dong. Anak pak Teguh, wadaw manis banget. Beda sama lo Bel, make topi baju gombrong sneaker pula"

"biasa aja dong bro, jangan begitu juga kali, gue ya gue apa adanya gue ya begini, simple dan ga ribet"

"lo kenal kan Bel sama anaknya pak Teguh kan satu sekolah sama lo" Rinto menyikut tangan Shibel dengan pelan

"iyaa gue kenal kok, santai ya nanti gue kenalin sama lo. Namanya Reina anaknya baik kok. Deket juga sama gue"

"anak perawan kita satu-satunya bisa juga ya bergaul dengan wanita" aku meledeknya sambil tertawa dengan keras

"by the way udah jam berapa nih? jam malem gue jam berapa coba? lagian besok gue sekolah, kata nyokap kalo mau pinter dan bagus nilainya jangan kebanyakan bolos"

"yaudah gih sana balik Bel, mau gue anterin gak?"

"boleh tuh stev, anterin gue yaaa lo kan cowo paling baik disini dibandingkan 2 lelaki kampret ini"

aku mengendarai motor vespaku dengan sangat cepat dan ngebut sekali, jarak umurku dengan Shibel dan kedua temanku hanyalah setahun, Shibel cewe paling muda dan manis menurutku, dalam perjalanan aku mengobrol bersamanya dengan candaan yang tak pernah aku lupakan seumur hidupku

"Bel, gue liat-liat nih ya kok lo gak pernah bawa cowo ke tempat kita, lo naksir ya sama cewe?"

"aahh gue masih suka sama cowo kali, cuma belum ada yang sampe ke hati aja kok"

"masa sih? dari sekian temen-temen lo, sekian orang yang lo modusin, sekian orang yang mengelilingi hidup lo, gak ada yang sampai ke hati?"

"seriusan belum gue sampai ke hati"

"setelah lo putus dari cowo br*ngs*k itu belum dapet penggantinya gitu?"

"tau nih hati gue cuma buat dia kali, apa jangan-jangan gue dipelet sama dia. Biar gue naksir berat sama dia"

"udah lupa kan lo sama dia?"

"ah santai gue udah bisa move on dari dia, lagian kemaren juga gue abis berantem sama cewenya"

"ah seriusan apa Bel? berantem sama cewenya terus yang menang siapa? lo kan?"

"cewenya takut sama gue Stev soalnya langsung di block, katanya gaya gue yang ga nyante dan dibilang gue ga punya harga diri, ditimbang gitulah. Apa banget kan?"

"iya sih, eh by the way udah mau sampe nih rumah lo, sebelah mana si gue lupa"

"ada pertigaan nanti belok kiri, gak jauh dari situ ada bengkel masuk deh ke gang"

"ah iya bener yak"

"mau mampir dulu gak lo dirumah gue?"

"udah gak usah Bel, kasian dua anak kampret itu gue tinggalin"

"yaudah gih sana lu balik ke mereka, takutnya mereka buat yang aneh-aneh lagi"

"yaudah gue balik duluan ya Bel"

"siaaapp"

Diperjalanan aku memikirkan kata-kata Shibel yang membuat batinku bergejolak untuk mengatakan sesuatu hal padanya, sesampainya di cafe tersebut aku merasakan kebahagiaan dan memeluk kedua temanku

"napa lu senyum-senyum gitu?" Rinto keheranan melihatku

"ah gak apa kok, Shibel belum bisa jatuh cinta"

"waahh sabar bos masih ada waktu kan buat deketin itu anak" Frinto tersenyum licik

"Shibel Shibel sayang ya dia masih kelas 1 SMA gak cantik dan gak manis cuma dia ya jadi dirinya sendiri aja" Viktor datang dengan muka betenya

"ah iya dia juga nurut sama orangtuanya, keren tuh anak. Style cuek nurut sama orangtua, gue bangetlah itu" Aku meghayal dengan penuh harapan

"Shibel mana Shibel biasanya dia disini?"

"udah balik bang Vik, biasalah dia kan ga boleh pulang lebih dari jam 9. Itupun tadi dianterin sama gue bang"

"pulang gih Ven, besok kan lo sekolah ulangan loh besok, jam gue kan? jam pertama?"

"yailah Tor, masih jam berapa ini? ulangan ya besok? cabut ya ceman-cemankoh"

Keesokan paginya ketika aku ingin menjemput Shibel untuk ke sekolah bersama-sama, aku melihat seberkas cahaya putih bergelimang. Seseorang memeluknya dari belakang, seketika itu hatiku hancur terbelah menjadi 18

"Steveeennnnnn, sini mau pergi kemana lo? main kabur aja, kenalin ah ini abang gue, dia lagi ngegalau gara-gara ditinggalin cewenya kemarin"

"bang, gue jalan sama Steven aja ya. Kasian udah jemput soalnya"

"pede banget ini anak satu ya, orang gue mau jemput Reina"

"dia mah udah jalan kali sama temennya tadi pagi, biasanya dianterin sama abang gue yang sarap ini"

"sedih deh pokoknya kalo denger kabar dia mah" Diaz (abangnya Shibel) menangis dengan sedihnya

"oke Steven kita jalan yok, jangan dengerin dia yang galau. Nanti juga sembuh sendiri"

Aku berjalan ke sekolah berdua dengannya, berjalan bersamanya membuatku tersenyum puas dan senang melihatnya, diperjalanan aku memandangnya dengan penuh cuek dan biasa saja

"maaf ya stev kalo lo kecapean begini"

"ah iya santai aja ko Bel gak apa-apa kok"

"seriusan ini gak apa, kalo lo kecapean kan gue juga yang bingung"

Aku menganggukan kepala seraya tersenyum kepadaku dengan manisnya

"Itu itu cewe inceran gue, cantiknyaaa"

"Samperinlah dul"

Shibel mendorongku sampai ingin terjatuh kearahnya dan tanpa sengaja aku memeluknya untuk yang pertamakali

"Duh maap maap gue gak sengaja" aku merasa ada darah yang mengalir melewati hidungku ini

"Iya gak apa kok" Reina berjalan begitu saja

Darah yang keluar dari hidungku semakin deras saja

"Lebay amat ini cowo sampe berdarah begitu" shibel tertawa sambil membersihkan hidungku

Aku menangkis tangan Shibel begitu saja dengan senyuman yang menggairahkan

"Halah omes lu kampret"

"Kaga kaga"

"Sekolah sono jangan liatin Raina terus, jalan gih"

Aku menaiki ojek online dengan semangat yang menggebu-gebu tersebut

"Pak ke sma harapan bangsa ya"

"Itu mimisan kenapa mas?"

"Abis deketin gebetan saya pak" seketika aku curhat dengan bapak ojek online tersebut

Aku berbincang ngalor ngidul (bercanda) dengan bapaknya tersebut, sesampainya di sekolah aku menemukan hal yang aneh yang tak biasa aku rasakan

"Gue kangen sama itu cewe" hatiku maskh berdegup sangat kencang

"Woy Ven, udh lu ke sekolah anak sarap itu?" Rinto mengagetkanku dari belakang

"Udah cong udah, sumpah pake seragam aja cantik apalagi..." omonganku pun dipotong oleh Frinto

"Buka baju?" Frinto tertawa dengan kerasnya

"Ngaco otak lo ngeres mulu, pake baju bebas dudul" aku menonjok lengannya dengan keras

"Iya iya by the way gue ada tiket konser biasa artis kesukaan shibel dapet dari mba mba supermarket depan" Frinto memberikannya padaku

"Kasih aja Shibel, lu kaya gak tau dia aja. Smalem sampe nangis dia kerumah gue minta ke supermarket depan sekolah kita"

"Miris banget itu anak yak" Frinto geleng-geleng kepala

"Emang ya dasar pecinta musik melow, kelakuan doang kaya cowo tapi selera musik cengeng" Rinto tertawa dengan kerasnya

"Udah ah masuk kelas yok, nanti gue ceritain"

Dikelas aku menceritakan semua kejadian yang kualami barusan saja, mereka hanya menertawakanku begitu saja. Jam belajarpun sangat cepat dilalui, sepulang sekolah aku bersama dengan kedua temanku berjalan menyusuri sebuah taman. Malamnya aku menelpon Shibel untuk datang kesana

"Bel, lo bisa ke taman depan sekolah lo itu"

"Taman yang mana? Sekolah gue mah harapan kita yak?

"Ada yang mau gue omongin ke lo"

"Yaudah okeh gue tunggu besok"

Aku melihat Shibel sedang berada di ayunan dengan senyuman manis yang tak oernah kulihat sebelumnya

"Mau ngapain lu? Bawa 2 anak kadal juga"

"Frinto jatuh hati sama lo Bel, mau kan lo sama dia"

"Eh kampret lu yang jatuh hati malah gue yang dibawa" Frinto mengomeliku begitu saja

"Lu mau kan sama gue Bel?"

"Maap banget gue ga bisa Stev"

"Yaudah deh kalo gak bisa mah"

"Ga bisa nolak maksud gue tapi bantuin gue buat move on" Shibel merengek begitu saja

"Iya okeh gue mau"

Selama 2 tahun Shibel menghilang dari kehidupanku begitu saja, saat itu aku sangat mencemaskan dan mengkhawatirkannya begitu saja

"perawan kita mana nih? tumben gak pernah nongol"

"tumben amat nyariin itu anak, bukannya dia dapet beasiswa ke luar ya" Frinto mengingat kejadian tersebut

Datanglah sesosok wanita dengan harajuku stylenya dan senyuman terindah yang belum pernah ku lihat sebelumnya

"ha?beasiswa keluar? kok gue gak tau ya"

"lo sih terlalu banyak waktu lo sama cewe kesayangan lo itu, sampai gak tau isi hati Shibel yang sebenernya ke lo" Rinto termenung sendiri

"haitcah, ada yang ngomongin gue disini rupanya" wanita tersebut tersenyum dengan manisnya

"lah lu siapa?ngapain gue ngomongin lo, kan kita baru kenal dan gue baru liat lo disini"

"apa perlu gue ngeluarin visa atau KTP gue buat yakinin lu?" wanita tersebut menunjukan identitasnya

"widiw perawan kira, apa kabarnya pujaan hatiku" aku tertawa keras melihatnya

"hai hai, gue gimana sekarang?" shibel mengedipkan matanya ke arahku

"genitsnya masih aja lo, gue pengen ngomong sama lo. mau?"

"boleh ngomong apaan?disini aja depan anak-anak"

"lo makin keceh, makin manis dan makin muts nget pake z. Mau lo sama gue?"

"duuhh maap ya Steven gue di negeri sakura udah ada jodohnya"

"kenalin dong ke gue" aku tersenyum dalam tangisan

"ini jodoh gue" 

Aku melihat kucing kecil yang sangat menggemaskan dan lucu yang sedang di gendong olehnya

"jadi lo belum ada jodohnya kan?gue aja gimana?"

"syaratnya lo harus megang kucing yang menggemaskan ini"

"ah gila lo, gue mana berani sama kucing, tau dong gue paling anti sama hewan kaya begitu"

"coba aja dulu Ven, nanti lo juga bakal berani" Rinto memegang tanganku begitu saja

Aku memejamkan mata karena sangat ketakutan dan mengerikan, yang terlintas di otaku saat ini adalah setelah memegang kucing tersebut aku tetap hidup

"bulunya lembut, enak dipegang. Gue mau pegang lagi. Lo kan tau gue takut gara-gara kucing di rumah Rinto galak dan tangan gue digigit sampai dicakar, nih masih berbekas"

"lo sih, mainin buntutnya dulu dicakarlah dudul. Oke gue mau jadian sama lo" Shibel mengangguk sambil tersenyum

Akhirnya kita jadian, tidak berlangsung lama kita menjalani kehidupan rumah tangga yang membuatku semakin sayang dan semakin cinta kepadanya, saat ini gue memiliki 2 orang anak yang sangat menggemaskan sekali

 FINISH


_SE_

ENTAHLAH APA NAMANYA

undefined
undefined. undefined

haihai kalian ada yang kangen sama gue? pasti gak ya? yasudahlah kalau seperti itu hihi. Gue hanya ingin memberitahu kalian hari ini gue mau psikotest di salah satu bank di negara tercinta ini, Setelah gue mengukur dan menimbang, buat apa ke negara orang kalau negara ini belum kita lihat satu persatu, pertengahan januari gue bakal pergi. Husss sana ke Bandung bersama temen gue anak-anak grup line gue (GOBE)

Gue gak tau pasti dimana lokasinya, temen gue yang berada disana mencari tempat dan lokasi yang sesuai budget mahasiswa pastinya. Kita cuma meetup aja sih, gak jalan kemana gitu, ya sabtu minggu sih pastinya. Penginapan yang gue bingung, ah sudahlah jangan dipikirkan nanti juga gue mendapatkannya kok. Lesehan juga ayok aja gue, warteg silahkan gak aneh-aneh gue mah kalo meetup, yang gue pikirkan bukan jalan-jalannya tetapi kebersamaannya (saik)

Kali ini gue juga lagi bahagia, Afgan udah ngeluarin single baru (udahlamaini), lagu yang paling gue suka 'setia menunggu' ya gue sih gak nunggu siapa-siapa (cuma nunggu kepastian aja ko) haha

Gue juga mau test psikotest hari ini di BRI lewat perusahaan outsourching (nanti gue kasih tau testnya kaya gimana), Hidup gue juga lebih bersinar hari ini, semangat gue lebih terpompa, kalau bisa sih sampai sesak napas gitu haha

percintaan gue? kali ini privasi deh ga mau ngumbar ngumbar cinta lagi, sekarang gue lagi mau fokus ke kerja dulu, masalah cinta mah belakangan aja ya. Duh sorry gak level bahas-bahas pacaran (aku levelnya bahas taarufan). Soal kisah cinta gue nanti tunggu undangannya aja yaaa

Kalian tahu gak? mengejar cinta bisa membuat kalian lemah, cinta juga bisa membuat kalian frustasi dan galau gak jelas (kalo sayang sama orang sewajarnya aja beda kalo udah punya partner hidup mah). Nih gue kasih tau untungnya mengejar karir, mengejar karir lo bisa travel kemanapun tanpa ada yang larang, cinta? lo mau makan cinta? (beda sama orang yang sudah bekerja)

buat yang cowo nih ya, cinta gampang di cari lo mapan aja cewe-cewe banyak yang deket sama lo sampai klepek-klepek malah sama lo. Usaha dan kerja keras intinya mah, pokoknya kalian gak usah ribet sama yang namanya hidup. Lo usaha dapet hasilnya, lo malas ya lihat aja hasilnya seperti apa. Buah yang lo tanam kalau disiram menghasilkan rasa yang menggiurkan, begitupula dengan buah yang lo gak pernah siram tidak akan menghasilkan apapun

sekian dari gue

see you next blog

cium dari jauh




pejuang LDR

CINTA TAK HARUS MEMILIKI

undefined
undefined. undefined

nama gue Nisya, gue terlahir sebagai Queen of drama yang baik, memiliki rencana yang baik dan selalu membantu orang lain dalam menuntaskan masalah soal percintaan. Gue memiliki sahabat terbaik bernama  Fika

"Nis, gue kesel kenapa sih cowo gue ga ngerespon sama sekali"

"bukannya gak ngerespon, lo juga sih"

"kesel gue Nis, kesel banget"

"udah omongin aja baik-baik"

Ketika sedang asik mendengarkan curhat sahabatku, ada panggilan masuk untuk membantunya dalam menyelesaikan permasalahan percintaan yang sangat rumit sekali.

"apa benar ini Nisya?"

"iya, ada apa ya?"

"cowok gue keliatannya selingkuh deh, soalnya gue liat dia jalan sama cewe lain"

"udah lo selidikin belum kepastiannya?"

"udaaahh dari temennya dia sendiri kok"

"gue bantuin deh lo, alamatnya dimana? nanti di sms aja ya"

aku menerima sms dari cewe tersebut, dengan cepat aku meluncur ke lokasi kejadian

"teteh (Fika kupanggil teteh), temenin gue yok"

"kemana Nis"

"ke alamat ini nih"

"takut nyasar kan lo?"

aku menganggukan kepala dengan cepatnya sambil tersenyum manis sekali, aku mengendarai motor dengan cepatnya

"by the way lu tau gak Nis, nama cowo tersebut siapaa?"

"oh my god, lupa nanya gue. untung depan gg kosan lo"

"yeee pelan-pelan juga kali bawanya, hampir kepental nih gue keaspal"

"udah ah bawel jalan lagi aja yok, nih pegang hp gue"

aku menyusuri jalan dengan sangat cepatnya, terdapat sms masuk berasal dari clientku

"ini kayanya nama cewenya mantan lo deh"

"siapa? udah sebutin aja"

"Tasya ini mah"

"apaan? Tasya? udah ah lanjut aja tanggung udah depan UI coy (kosan temen gue di kelapa dua)"

"eh Nis, lo masih sayang sama mantan lo?"

seperti gemuruh angin yang membawa cahaya di malam hari dengan kilatan yang sangat besarnya, jantungku berdegup dengan cepat dan hati ingin menangis

"iya gue masih sayang sama dia"

Di depan Pancasila aku berhenti dan memasang headset, mendegarkan lagu kesayanganku dengan senyuman terindahku

"move on lah Nis"

"apaan gue move on? gue gak cemburu kok Tasya aja kaya nenek pake gincu"

Aku melanjutkan perjalanan dengan sangat cepat sekali

"santai dong bawanya Nis, jangan terlalu di bawa hati dia itu"

aku menganggukan kepala dengan cepatnya sambil tersenyum manis sekali

"eh misalnya nih gue jadian lagi sama dia, gue janji bakal putusin semua cowo gue"

Fika hanya tersenyum tak menanggapi apapun juga, diapun meledekku

"yaahh nangis, gitu aja nangis"

"gue gak nangis cuma kelilipan aja kok"

"boong banget lu, itu keluar air mata lu"

"kagaaaa"

 Sesampainya di Antasari aku menelpon Tasya dengan senyuman dalam tangisku


"Sya, dimana nih gue bisa ketemu sama cowo lo"

"di shibel restaurant aja gimana?"

"oh oke gue on the way kesana ya"

aku menyuruh Fika untuk mengaktifkan GPS menuju kesana, tak sengaja aku mendengarkan laguku untuknya. aku mengingat kejadian tentang bagaimana dia menyakiti diriku dengan kemampuan terkuatku sendiri dan aku mengatakan kata-kata yang harusnya tak pantas aku ucapkan

"gue udah gak sayang sama lo lagi"

"Tasya lah, yaudah aku mau tidur abis pulang ngelayat"

"tidur aja sana, kalau bisa selamanya"

Sesampainya di cafe tersebut, aku bersama dengan Fika menyaksikan adegan demi adegan yang sangat mencenangkan di depan cafe tersebut

"itu mantan lo kan?"

"iyap bener banget, kok kamu pinter sih"

"ngapain dia peluk cewe sampe begitu banget"

"entahlah bingung gue juga"

"cantik bet cewenya, beda sama gincu merah"

"bedalah, sama gue juga cakepan cewenya. Masih labil sih gue liat"

Tasya datang bersama dengan 2 temannya tersebut

"oh iya Sya, kenalkan ini teman gue yang melihat adegan mesra Renji (mantan gue)"

"hai hai gue Chaki"

"gue Tina, salam kenal buat lo aja"

"ah iya kenalin ini temen gue Fika, cuma nemenin gue aja sih dia. Partner terbaik guelah, bisa dibilang seperti itu"

Fika menarik tanganku "masuk aja yuk, udah terlihat kok semuanya"

"bentar sabar, gue bawa baju buat gue sama lo Tas, Aku memberitahu rencana plan A, B dan C"

"kenapa gue harus pake baju ini"

"udah ikutin aja semuanya, soalnya dia kenal sama kita berdua"

plan A pun dimulai, Chaki dan Tina datang ke cafe tersebut dan memesan beragam macam makanan dengan melawati Renji. Airpun tumpah dibaju cewe tersebut, aku memberikan lineku yang mereka taruh dikuping dengan headset tanpa kabel

"duh maaf ya maaf banget gak sengaja gue"

"Tina? Chaki? ngapain lo disini"

"ada party disini makanya kita datang"

"tumben gak bertiga kalian"

"Tasya lagi sakit makanya gak bisa dateng"

Tasya, aku dan Fika hanya memandang dari kejauhan mata saja, kitapun tertawa bahagia melihat peristiwa tersebut,

"parah banget sih ide lo Sya, gak ada yang lain?"

"udah liat aja kejadian selanjutnya Sya"

Aku memberikan intruksi kepada mereka tentang semua yang harus dijalaninya

"cewe baru lo nih? cantik juga"

"wedeehh iya dong cewe gue nih, cantik ya?"

"iya cantik banget sumpaaahhh, lebih cantik dari Tasya. Pinter juga lo milih cewe"

Aku masuk dengan gaun yang sangat indah dan mengagumkan untuk dilihat oleh orang yang tidak mengenalku dengan style kawaii

"halo ji, apa kabar?"

"Nisya, sama siapa?"

"Fika dan Lauren (nama samaran Tasya)"

"duduk Sya silahkan samping gue"

Seperti tersambar petir aku duduk disampingnya dan mengingat kejadian masalaluku dengannya

"sayang kamu duduk ya samping aku aja"

"iya yang love u, need u, miss u"

Aku langsung memeluknya dalam ikatan kasih sayangnya terhadapku ketika itu, saat ini tepat di depanku dia mempersilahkanku duduk seperti kita pacaran dahulu

"udah makan? makan ya, nanti magh kamu kambuh loh"

"udah kok, lo santai aja"

"Nis gue mau cerita sama lo tentang cewe gue ini, dia cemburuan banget Nis gue gak kuat kalau dia seperti ini terus. Buat ketemu lo aja susah apalagi ketemu temen gue yang lain, jujur gue kangen banget sama lo"

Sarwo datang bersama Eja, orang yang yang ku sayang selama ini

"woy kampret ngapain lo disini?"

"ketemu mantan, yang pernah gue ceritain sama lo"

Aku melihat wajah Eja seperti disambar petir malam hari dengan penuh air hujan dan tersenyum manis

"yuk Wo, kita cari tempat aja. Jangan gangguin mereka"

Seperti hati yang teriris, batin yang tak kuat membendung apa yang diucapkan. Aku tak sengaja mendengar ucapan mereka. Aku tetap fokus pada pekerjaanku saat ini

"kenapa lo kangen gue? gak bisa apa2 kan, buat dandan aja gak bisa"

Renji memegang kedua tanganku "but you are the one Sya"

"modus banget sih lo"

"serius Sya, gue serius banget"

Fika membisikan sebuah kalimat tepat berada dikupingku

"ada Eja, gebetan lo yakin terima dia?"

Aku berpikir agak lama dan dengan cepat aku mengambil keputusan yang terbaik untukku

"nanti malem gue kasih jawabannya ke elo"

Aku menyuruhnya Tasya bersabar sekali lagi, aku hanya melihat emosi semata dengan membisikannya

"sabar belum selesai dia ngomongnya"

 Renji melanjutkan beberapa kalimat yang ingin ia bicarakan

"sebenernya sih Nis, ini sahabat terbaik gue ya bisa dibilang pengen kasih surpriselah buat dia. Ternyata dia ngomel-ngomel ya sudah gue salah pilih, lo yang terbaik buat gue Nis"

"by the way Ji, gue balik duluan ya sama Fika dan Lauren, udah dicariin soalnya"

"oh oke, hati-hati di jalan ya jangan lupa kasih jawabannya nanti malam"

"ah iya Ji, kita juga mau pamit dulu temen gue bilang pindah lokasi"

Aku menganggukan kepala, menuju tempat Sarwo dan Eja dengan menarik tangan mereka berdua

"jadi nonton gak?"

"nonton apaan?"

Aku mengedipkan mata ke arah mereka berdua 

"ah iyaaa kita kan mau nonton ya, lupa gue deket sini kan?"

Kita keluar dari cafe tersebut dengan muka yang sangat tak menyenangkan, aku melihat muka Tasya begitu marah padaku

"gue gak tau apa-apa tentang ini Tas, sumpah deh"

"lo gak ngomong Nis, kalo Renji mantan lo"

"masalah pribadi gue, disini gue profesional. Gue tau mana client yang harus dibantu. Kalo kaya sekarang gue gak ngerti"

"itu masalah pribadi lo? gue yang sakit Nis"

"ya gue tau dan ini diluar perkiraan gue Tas, gak ngerti lagi gue sama ini semua"

"lo masih sayang sama dia Nis?"

Seperti lampu yang padam dengan penuh kesunyian yang ada, tenang tanpa ada apapun disekitar dan gue hanya bisa menganggukan kepala

"gue saranin lo katakan yes sama dia"

"liat nanti aja gue masih berpikir"

Sarwo dengan wajah polosnya berpikir kalau kita nonton bersama

"lo yakin Sya, mau nonton sama mereka juga"

"Sarwo gue cuma acting doang barusan, kalau mau nobar (nonton bareng) dirumah gue aja sekarang, banyak dvd dirumah. Ja bawa motor gue"

Kita bercanda dengan aku mengelitiki dirinya dan mencubiti dirinya 

"geli kan lo Ja"

"udah ah Sya, jangan dikelitikin nanti jatoh kita"

"gak apa dong kan bisa jatuh hati sama kamu"

"gombal lu ah"

Tanpa disadari aku memeluknya dengan mesra dan tertidur dengan lelapnya

"geli Sya, udah deh jangan becanda pake sok meluk gue segala. Lo juga berat dudul"

Eja melihat ke arahku dengan senyuman manisnya

"miimpi indah ya cantik, semoga kita bisa bersama"

Eja membawa motorku dengan sangat cepat dan menyalip beberapa kendaraan lain dengan penuh perhitungan. Seketika helm kita beradu dan aku tak sengaja terbangun

"eh sorry Sya, gue ngerem mendadak kayanya ada kecelakaan deh di depan"

"ah iya santai aja Ja"

Aku melewati sekerumunan orang-orang tersebut dengan hati yang sangat kacau dengan penuh darah dan penuh luka yang ada disekujur darah mereka

"ah kampret Ja, liat darah begini gue pusing banget nyium baunya"

"yaudah kita buru-buru ya jalannya gak usah ngeliat"

Eja membawanya dengan terburu-buru dan kencang sampai detak jantungku ingin berhenti saat ini juga

"peak pelan-pelan bisa kali ah"

Dia membawanya dengan pelan tetapi sesuai tujuan, melangkah dengan pasti. Aku bercanda kembali dengannya 

"Ja, kalau misalnya kita jadian gimana ya?"

"hahaha gak mungkinlah orang lu kaya cowo begitu"

"iya sih gak mungkin orang gue cuma nganggep lo temen kok"

Aku tersenyum dengan hati yang patah saat itu juga. Sesampainya dirumahku, aku membawakan beberapa dvd horror untuk kita tonton bersama

"nonton apaan tuh terserah kalian deh"

Chaki menyeletuk "conjuring aja yok"

"okeh okeh"

Aku yang sedang asik membuka sosial media dengan senyuman terindah yang aku miliki, aku melihat Tasya dengan muka marahnya

"kenapa lo Sya?"

"liat deh ini"

"oh ini? sini gue balesin"

12.00

"jangan ganggu cowo gue lagi, dia udh punya gue"

"okeh gue gak bakal ganggu cowo lo, ga bakal gue mau sama dia lagi. Jaga ya dek omongannya biar gak kaya sampah lagi"

Akupun mengakhiri semua ini, dengan pembelajaran bahwa cinta tak harus memiliki. Aku tersenyum manis di depan sahabat-sahabatku ini dan kembali melanjutkan menonton dengan tawaan yang keras dan diikuti Tasya

FINISH


_SE_