Nama gue Sufia, gue terlahir sebagai anak yang jenius dan dapat
membuat para lelaki jatuh hati padaku. Ada seorang pria yang cuek sekali
padaku bernama Afgan, tak menyukaiku sama sekali mampu membuatku
penasaran
"pagi suuff"
aku melihatnya sedang bersama
wanita lain dipojok kelas sedang memegang tangan wanita tersebut sangat
lembut dan mencium keningnya. Wanita yang ku ketahui bernama Shibel itu
terlihat sedang menangis. Tak sengaja aku mendengar percakapan mereka
"gan bener kata - kata lo, gue disakitin sama itu cowo"
"udah udah, jangan nangis lagi yaaa"
Afgan memeluk Shibel dengan perasaan yang halus dan lembutnya,
Afganpun berlalu aku menghampirinya dengan senyuman yang lembut. Shibel
langsung memelukku begitu saja
"Sufiaaaaa, Nino jahat sama gue, gue disakitin pokoknya dia jahat banget sama gue"
aku langsung memeluk Shibel yang menangis tersebut "ada apa Bel? kenapa sama Nino?"
"Nino ngeduain gue sama cewe yang gak jelas itu, cewenya lebih cantik dari gue, lebih feminim dari gue"
"Tadi gue crita ke afgan, tanggapan afgan gitu Suf malah diomelin gue"
Akupun memeluk sahabatku dengan hati yang bersedih dan memikirkan semua kenanganku bersama orang yang ku sayang dahulu
"sudahlah Bel, kan lo tau sendiri gue bilang juga apa? jangan pernah baper sama itu cowo"
"iya semua orang juga udah bilang ke gue, cuma gue gak percaya sama
omongan mereka. Sampai akhirnya gue ngeliat dia lagi meluk cewe lain di
depan mata gue"
aku mendengarkannya dengan seksama dan teliti
saat itu "udah Bel waktunya lo buat move on, jangan terus mikirin cowo
brengsek kaya gitu"
"Suuufff" aku mendengar seperti suara Nino di depan loker tempat Shibel curhat
"ngapain lo kesini? ngapain lo nyamperin gue? lo jahat sama gue"
"kenapa No? lo manggil gue, santai Bel udah lo masuk kelas gih"
Tangan Shibel ditarik Nino untuk yang pertamakalinya aku melihat kejadian seperti itu, datanglah Afgan untuk menyelamatkannya
"jangan kasar lo sama cewe"
"lo siapa sih datang - datang bilang begitu, ini cewe gue"
"udahlah lo itu udh end sama Shibel, jangan lo ganggu hidup dia lagi"
"tapi gue bisa jelasin semuanya, Shibel salah paham"
"lagian gue udah ada cowo kok"
Lewatlah segerombolan Riko bersama dengan beberapa temannya di sana, Shibel yang kebingungan langsung menggaet tangannya
"itu cowo gue Riko sayaaannggg"
muka Riko nampak sangat kebingungan sekali, tak mengerti apa yang
sedang terjadi. Shibel menghampiri dan membisikan beberapa kalimat
barulah ia mengerti
"iyah gue cowonya, lo jauh - jauh gih sana jangan deketin cewe gue lagi"
Afgan dan aku mengetahui apa yang ada dalam pikiran cewe genit satu ini, aku dan Afgan berbicara secara bersamaan
"bagus, begitu dong" aku langsung melihatnya sambil tersenyum
"kalo lo sama Riko kan udah baik, setia, tampan udah gitu pinter lagi"
"oke Gan thanks yaa sarannya"
Aku menuju kelas yang tak jauh dari lokerku tersebut, di tariklah tanganku oleh Afgan untuk membicarakan satu hal
"Suf, beneran Riko pacaran sama Shibel?"
"ya gaklah, kaya gak tau Shibel aja deh lo pintar memainkan sandiwara"
"iyaaa, tapi malah dia sekarang terkena modus itu cowo brengsek"
"entahlah"
Afgan menyanyikan beberapa lagu yang terdengar jelas dikupingku dan suaranya sangatlah indah aku yang mendengar tersenyum manis
"suara lo bagus juga, kenapa gak jadi artis aja sih?"
"gue takut gak bisa bagi waktu Suf, yang ada nanti nilai gue anjlok"
"lo itu cerdas Gan, lo pinter gue tau kok lo jarang kan yang namanya belajar? udah gitu ketiduran mulu dikelas"
"iya, gue kalau malem nyanyi mulu di cafe deket rumah"
"lo anaknya baik juga ya, gue sangka lo itu ah sudah lupakan"
"gue tau lo mau bilang apa, pasti gue ini anaknya sombong, dingin banget sama cewe. gitu kan?"
aku mengangguk dengan sangat cepat "kasian Shibel jadi korban modusan Niko"
"king of modus vs queen of modus disekolah, dimenangkan oleh king of modus"
Bel sekolah berbunyi menandakan sudah masuk, aku buru - buru masuk
kelas dengan enjoynya. Kali ini aku ingin duduk bersebelahan dengan
Shibel dan Afgan
"tumben amat Suf mau duduk dibelakang biasanya depan mulu"
"bosen gue depan mulu, sekali - sekali sebelahan sama kalian berdua kan gak apa"
Datanglah gerombolan gak jelas dengan gaya yang sangat berbeda dengan anak - anak lain, mendatangiku dan membentakku
"Suf lo bisa gak duduk di depan, lagipula ini kan tempat gue"
"sabar dulu dong lo Vik, jangan kaya gitu sama cewe. Lagian bagusnya lo duduk di depan biar nilai lo bagus"
"minggir lo pokoknya ini tempat kerajaan gue"
"gak akan pernah Viko, gue gak mau"
Shibel membelaku "Vik ngalah dong sama cewe, masih batang kan?"
"ya iyalah gue batang, lo kira gue apaan?"
"yaudah ngalah, sekali - sekali duduk di depan gak apa kan?"
"demi gebetan gue ngalah deh sama lo Suf"
"gak akan gue mau sama lo Vik, ngarep mulu jadi orang hahaha"
Viko duduk ditempat yang biasa aku tempati di barisan paling depan, saat guru hadir dia
mengacungkan jari tengahnya ke aku
"apa - apaan Viko ngacungin jari tengah ke gue, ngajak ribut ini anak"
"sabar Suf udah biasa Viko begitu mah, harus diturutin kemauan dia"
"iya Gan gue ngerti ko"
Aku menganggukan kepala tanda mengerti, jam istirahatpun tiba aku
bergegas menuju kantin untuk memesan makanan kesukaanku, Setelah habis
dan kembali ke kelas Afgan menghampiriku ke tempat aku duduk
"tumben amat lo mau deket gue, kenapa?"
"Sufia yang manis dan cantik ajarin gue matematika dong, jelek nih nilai gue"
"sejelek - jeleknya lo berapa sih?"
"sumpah Suf, nilai math gue 80 doang makanya gue minta ajarin"
"gue aja cuma 75 doang, yaudah sini gue ajarin"
Afgan belajar penuh dengan keseriusan sampai berkeringat karena lelah,
aku hanya dapat terseyum
dengan perasaan yang tidak karuan campur aduk
seperti itu
"yang nomer 3 caranya gimana?"
aku dan dia
saling berdekatan muka, hampir Afgan ingin menciumku tetapi niatnya di
urungkan
kembali karna Shibel mengagetkan kita
"eh anak kunyuk ngapain lu berduaan? ciuman yak?"
"apaan ciuman, otak lo aja mesum mulu"
"emang Gan otaknya dia mesum mulu, ngobrol sama gue juga begitu"
"ampun maap yak, aku lebih baik keluar cari minum tenggorokan kering banget, bye Afgan Sufia"
"Shibeeellllll, siniiiii temenin gue gak lo disini angker kalo berduaan bukan muhrim"
"gamau ah ka, aku ganggu kalian mesra mesraan bye"
"Shibel kebiasaan dia emang, bikin orang kesel mulu"
"udah diemin aja Suf, dia emang begitu kan anaknya"
Seketika Afgan memegang tanganku dan ingin mengatakan sesuatu kemudian mencium punggung
tanganku dengan mesranya
"Suf, gue dari awal masuk udah sayang sama lo karena kejeniusan dan kerajinan otak lo"
"maksudnya apa Gan?"
"lo mau gak jadian sama gue?"
"gue gue gue juga sayang sama lo Gan, cinta banget sumpah"
"lo emang kunci hati yang selama ini gue cari"
aku dan Afgan langsung berpelukan dengan mesranya, Afganpun mencium
keningpun dan satu kelas
termasuk Shibel melihatku, aku melihat Shibel
sedang menggandeng tangan Riko dengan mesranya.
Nino? dia dibenci satu
sekolah karena perilakunya. Sampai akhirnya aku mendapatkan universitas
di USA sedangkan Afgan di UI. Kita menjalani LDR tanpa ragu, ketika kita
lulus Afgan melamarku dan saat ini memiliki 2 orang anak
FINISH
No Comments
KAU MEMBUATKU PENASARAN
undefined
undefined. undefined
undefined. undefined

