Nama gue Sonia gue terlahir sebagai anak yang biasa saja, aku memiliki seorang lelaki yang baik terhadapku yang dapat membuatku move on dari cowo gila yang kalian sebut mantan yang bernama Nino, pacarku ini bernama Riko yang sungguh bisa membuat menghapus memoryku akan dia. Tiba - tiba dibulan desember ada line masuk ke hpku
"oi oi oi oi"
"kenapa?"
Diapun tak membalas lagi, disitu gue menjadi galau dan seperti orang yang sendiri. Beberapa bulan gue lihat, dia memiliki seorang cewe yang secara fisik lebih cantik dibandingkan gue. Gue meininggalkannya secara perlahan dan menemukan Riko, ketika itu Riko tak sengaja ingin menabrakku
"bisa nyetir gak sih lo?"
"gue?bisalah ini buktinya gue lagi race"
"halah gak bisa nyetir aja sok - sokan lo, duit masih pake punya orangtua kan?"
"serah lo cewe basi banget sih"
Akupun langsung mengajaknya perang saat itu, dengan seluruh kekuatan dan tenaga yang kupunya aku menyerangnya begitu saja. Sampai akhirnya mantanku datang menemuiku begitu saja dengan gaya sok pahlawannya dia membelaku begitu saja
"sini lo, beraninya sama cewe lawan gue sini"
"wogh ada penjaga setianya ternyata, serem banget sih"
aku langsung menyuruh Nino untuk pergi dari tempat tersebut "eh sana gak lo, apa urusannya lo sama gue sekarang? kita udah end sejak 2 tahun yang lalu, ngerti lo"
"Son please maapin gue, gue salah pilih waktu itu lagian sih lo bilang 'gue gak sayang sama lo' gue pikir yaudah ngapain gue pilih lo"
"udahlah basi lo jadi cowo" aku langsung membawa motorku dengan berjalan pincang
"sekarang gini deh Son, kamu mau aku bantuin gak? jalan kamu pincang kaya gitu"
"gue gak butuh bantuan lo Nino" aku langsung menggandeng tangan cowo gak jelas tersebut
"oke kalo itu mau kamu, gue juga udah ada cewe yang lebih cantik dibanding lo"
"gih sana sama dia aja, jangan pernah kejar gue lagi No"
Akupun langsung menangis dan merenungi kembali kata - kataku 2 tahun yang lalu tersebut. Saat aku putus dan saat aku bersamanya
"kamu ada yang lain kan?"
"iya terus kenapa?"
"kita break" aku langsung menangis saat itu juga
Dengan jelas memory tersebut datang lagi dan sebuah kenangan dalam pikiran yang sering ku sebut dengan kotak kenangan terbuka kembali, di saat aku disakiti olehnya dan aku membohongi hatiku sendiri
seorang wanita mendatangiku begitu saja "lo masih sayang gak sama dia, jujur lo mumpung ada Nino"
"gue udah gak ada perasaan apa - apa sama dia"
"gue lebih milih cewe itulah"
Akhirnya dia lebih memilih wanita yang terbaik dan lebih cantik dibandingkan aku yang hanya bisa berkostum cuek tanpa makeup sedikitpun 'emang sudah kalah secara fisik gue' dalam hatikupun berkata seperti itu. Akupun langsung pergi meninggalkannya begitu saja
tiba - tiba cowo yang menabrakku mengagetkanku begitu saja "hei what's wrong? kenapa kamu nangis?"
"apaan sih siapa coba yang nangis, gue gak nangis kali"
"iya gak nangis lo, cuma galau doang. Gue ajak lo jalan deh gimana?"
"eehh motor kesayangan gue si putih gimana?"
"udah motor lo taro aja di bengkel, gue bakal tanggung jawab kok"
Akupun langsung dibawa ke sebuah tempat di atas pegunungan yang terdapat banyak sekali bintang, aku hanya dapat melihat bintang tersebut dari kejauhan mata memandang langit secara acak
"seneng ya lo disini"
"biasa aja tuh, gue juga selalu natap langit dari atas genteng rumah gue"
"tapi enakan disini kan? jujur lo"
Aku hanya tersenyum manis sambil menikmati hawa dingin yang merayap ke dalam tubuhku kala itu, tak sengaja aku memeluk dia yang berada tepat disampingku
"ngapain lo meluk gue hahaha"
"eh sorry, gue gue ya gue cuma dingin aja kok"
"kenalin, nama gue Riko anak Bandung"
"gue Sonia anak Jakarta tinggal di Bandung kostlah, gue masih freelance"
"oalah anak freelance toh, kuliah juga?"
"yap, gue kuliah dong"
"gue males banget sumpah mau kuliah, gue maunya tahun depan aja"
Aku mendapatkan sms dari clientku yang kebetulan ingin menemuiku malam ini, tanpa sadar aku langsung buru - buru ingin kesana yang tak jauh dari tempatku tersebut
"gue jalan duluan ya, byeeee"
"mau kemana lo? buru - buru amat"
"biasa sms dari client" aku menunjukan smsku padanya
"mau gue anterin gak kerumah client lo, sekalian permintaan maaf gue"
"hm gak deh, gue minta jemput aja sama temen santai bro"
Langsung aku bbm teman kampusku untuk menjemputku ditempat tersebut, sesampainya Dina (teman kampus) di tempat tersebut. Aku menaiki motornya yang masih terbilang baru
"widih Din, tumben lo jemput bawa motor, biasanya paling males kalo disuruh bawa motor ini. Ujungnya gue yang bawa"
"emang gue suruh elo kali yang bawa"
"tuhkan ujungnya gue males ah lagi cape"
"ganteng tuh, gebetan baru?"
"gebetan pale lo peyang bukanlah, baru kenal masa iya gue pacarin. Gue gila apa sarap"
"lo kan emang dua - duanya neng, by the way cowo kenalan dong"
"udah diemin aja, cewe ganjen kaya gini"
Riko langsung menjulurkan tangannya dan mengatakan "gue Riko"
"gue Dina, temen kampusnya Sonia temennya yang paling imut"
"udah? buruan anterin gue Dina, udah telat banget iniiiiiii"
"iya iya bawel buruan naik"
Motorpun langsung melesat dengan cepatnya, melewati kecepatan maksimal seharusnya. Dibelakang aku melihat Riko yang ingin membalap temanku begitu saja. Sesampainya di sebuah rumah besar yang dikelilingi banyak binatang lucu, aku di marahi clientku yang merupakan orangtua Riko
"maafkan saya pak, saya terlambat ada gangguan tadi di jalan"
"oh iya tak apa, jadi ada apa ini"
Aku menjelaskan produk yang ingin ku beritahu kepada clientku ini, beruntunglah dia berminat dan langsung menandatangani semua itu. Akupun pulang dengan hati yang bahagia dan hati yang sangat senang kala itu
"bilang apaan sama gue cewe sarap"
"thank you very much Ko"
"sama - sama"
"eh by the way gue balik duluan yaa besok ada kelas pagi soalnya"
GUe balik kekostan dan di ejek oleh seluruh anak kostan yang kala itu aku diantar Riko pulang, beragam pertanyaan diajukan kepadaku dan Riko
"hei, lo artis selebgram kan? Riko Hermawan kan? kata lo gak pernah bakalan bawa Riko Hermawan kesini"
"ya gak bakalanlah, orang gue nemu dia dijalan gitu"
"yaampun Riko ganteng banget sih aslinya"
gue menyuruhnya untuk pulang secepatnya "pulang gih sana, anak kostan ini emang pada gini rese semua besok juga pada biasa lagi"
dari belakang ada sosok seperti yang ku kenal dia Reina "eh ngapain lo pulang bareng sama cowo gue? sini bebeh"
"siapa lo gue gak kenal, temen lo serem banget Son takut gue balik deh yaaa"
sepulangnya Riko gue langsung ketawa keras dihadapan orang yang selalu saja sirik sama gue tersebut "sukurin udah ngarep ngarep basah mulu sih lo wakakaka"
"gue bisa kok dapetin Riko Hermawan itu gampang banget malah"
"coba aja ya manis lo bisa apa gak hahaha"
aku langsung jalan menuju kamarku yang berada di atas dengan gontai karena lelah akan pekerjaan hari ini, aku mempersiapkan keseluruhannya secara benar dan tepat. Aku teringat akan kuisku esok, aku belajar dengan sangat teliti dan sampai ketiduran. Pagi harinya ada seseorang datang kekamarku kostanku terbilang bebas
"Sonia bangun sudah pagi"
"Riko ngapain lo dateng kesini? serem banget sumpah, lo ngapain gue?"
"gak gue apa - apain kok santai aja paling cuma gue cium"
"ngapain lo cium cium gue, bahaya banget sih lo"
"gak gue cuma bawain lo sarapan doang, ini kamar cewe? berantakan banget, sekalian gue beresin tadi"
Aku tersenyum malu mendengar kalimatnya tersebut yang kesannya dia pengen modusin aku
"udah sarapan dulu, badan lo panas gini kecapean pasti udah gak usah kuliah"
"gue ada kuis pagi ini, makanya gue harus tetep masuk"
kepalaku sedikit pusing, yang kemudian aku terjatuh dipelukan badan yang kekar tersebut. Dengan berbagai alasan aku tetap ingin mengikuti kuis
"tuhkan lo jatoh, untung ada gue"
"gue harus tetep masuk, gue ada kuis pagi ini semangat Sonia"
"udah gak usah dipaksain, tadi gue udah bbm dosen lo kok. Gue cari tau dari anak kostan sini"
"oalah thank you"
"gue bakalan jaga lo, pokoknya sampe lo sembuh"
aku hanya dapat mengaggukan kepala sambil tersenyum
"sini gue suapin biar lo makan"
"udah kaya anak kecil aja gue Ko, gak deh gue makan sendiri aja. Sekalian aja makan berdua sama lo, gue tau lo laper kan? kedengeran kali dari perut lo"
Riko hanya menganggukan kepala persetujuan dengan syarat gue dan dia makan suap - suapan, sempat gue menolak hanya saja dipaksa olehnya. Datanglah Dina kekostan tercinta gue
"wops, pagi pagi udah ada yang suap - suapan malu neng sama anak kecil"
"apaan deh Din, keras banget sih jangan teriak nanti anak kostan ngeledekin gue lagi. Apalagi kelakuan Reina duh bikin malu deh semalem"
"hahaha kenapa lagi sama itu anak?"
Riko menceritakan kejadian malam itu yang membuat Dina tertawa keras sampai tak tertolong lagi sampai guling guling
"sumpah ya itu anak kepedean banget, kenal juga kaga dia sama lo"
"makanya itu Din, udah gitu banyak yang ngecengin gue anak anak bawah"
"lo sih kerjaannya sama anak bawah jail mulu, kunci motor ketinggalan aja lo umpetin"
"itu mah beda urusan, kalo motor mereka ilang gimana?"
"okeh okeh Son gue kalah, pinter banget sih temen gue bawel tau"
Riko hanya tersenyum mendengar obrolan gue dan Sonia sambil nyuapin gue buat sarapan pagi itu
"ada gue aja kalian masih suap - suapan, gue siapa yang suapin?"
aku dan Riko langsung tertawa keras sekali sampai Riko tak kuat dan memegang perutnya yang sixpack tersebut
"mau gue suapin juga Din, special kok pake cangkul hahaha"
"gak deh Ko makasih, udah lo suapin aja Sonia, kalo lagi sakit susah emang makannya"
"Son, gue beliin obat juga nih buat lo"
"makasih ya Ko" aku tak sengaja memeluknya begitu saja
"ciee pelukan abis ini kalian ngapain?"
"Dinaaaa gosip aja deh lo"
"namanya juga gue lagi seneng, biasanya kan obat gue beli sendiri. Ini ada yang beliin. sorry ya Ko"
"iyaaa santai aja, malah enak kok dipeluk cewe"
"Sialan lo ko" aku memukul lengannya dengan lembut
"udah mendingan kalian berdua jadian aja gimana?"
"kebiasaan deh Din, baru juga kenalan masa langsung jadian sih, gak gak"
"gak gue banget sih sebenernya tapi pada pandangan pertama"
"tuhkan Son, dia ada hati sama lo"
"ah dasar frontal lo sumpah"
"demi melupakan sang mantan" bisik Dina
"noooo, gue udah lupa kali, cuma dia aja yang gangguin gue mulu" bisikku pada Dina
Malam sudah tiba, aku sudah tertidur dengan pulasnya tak sengaja kepalaku di bahu Riko yang kala itu sedang duduk disampingku. Tak terasa terdengar jelas dikupingku
"walaupun kita baru saja bertemu tetapi hati ini menjadi milikmu Son"
Riko langsung bergegas menggendongku dan menyelimutiku begitu saja, sesudah itu dia pulang dan mencium keningku
"cielah yang semalem dicium akhem"
"ngaco aja lu Din, mana mungkin"
"gue kan bobo samping lo, diselimutin segala abis itu doi balik"
Aku menelpon Riko dengan nada yang sangat memalukan dan menjijikan versiku sendiri, bermanja - manja dan tersenyum sendiri sampai akhirnya dia menembakku
"Sonia mungkin ini terlalu cepat buat lo dan gue, tapi yang namanya suka sayang dan cinta gak boleh ditahan, gue jatuh cinta bahkan jatuh hati sama lo"
"aaa mmm, kenapa bisa begitu?"
"lo beda Son, lo cewe yang bisa bikin gue campur aduk. Kadang bikin gue kesel, kadang bikin gue bahagia, campur aduklah Son"
dalam bisikan ku katakan pada Dina "Din, doi suka sama gue"
"terima aja, dia orang baik" Dina tersenyum
"Son, mau kan lo jadian sama gue?"
aku bimbang, aku bingung dan aku galau, aku tau aku gak mungkin bersamanya. Dengan harta kedua orang tuanya yang jelas berbeda denganku, dengan ketampanan yang jelas tak sebanding denganku.
"boleh gak kalo gue mikir dulu?"
"silahkan 3 jam dari sekarang, gue matiin telponnya"
gue kebingungan dan menjadi galau, gue nanya sama Dina dan menceritakan semuanya yang telah disampaikan oleh Riko
"terima aja lagi, soal anak kost biar gue yang urus"
"soal Reina yang ngaku - ngaku gimana? bukannya gue takut cuma kan dia bigos banget serem gue"
"santai neng urusan gue"
Gue menelpon Riko kembali dengan harapan gue bisa diterima di keluarga dia yang sangat mampu tersebut
"gue mau jadi cewe lo"
"seriously?"
"iyap gue mau banget ko"
"lo ke depan jendela kostan, lo liat di depan"
"Riko lo di depan gerbang kostan? sebentar gue bukain"
Aku langsung memeluk Riko dengan bahagia dan senyuman terindah yang ku buat selama ini 'gue tau lo bakal nerima cinta gue' bisik Riko dengan jemari lembutnya mengusap muka dan menggandeng tangan gue. Aku melihat Reina merasakan kesal dan ingin marah menuju gerbang kostan dan mendorongku begitu saja, kemudian untuk kesekian kalinya aku di gendong Riko menuju kamarku yang saat ini berhiaskan tulisan LOVE YOU yang sudah dirancang sebelumnya oleh Dina dan Riko. Akhirnya kita menikah dan memiliki 2 orang anak
FINISH
No Comments
CINTAKU TERTABRAK DI JALAN
undefined
undefined. undefined
undefined. undefined
_SE_

