AKU MENCINTAIMU DENGAN JIWAKU

undefined
undefined. undefined

Nama gue Clara, gue paling suka dengan cerita mistis legendaris buatan pacar tercinta gue Rinto. Cowo terbaik yang pernah gue miliki

"Aku buat lagi nih bee cerita buat kamu"

Aku yang melihat langsung tercengang takut dan ngeri seperti di kehidupan nyata

"Kamu dapet cerita ini dari mana bee? Ko kaya kehidupan nyata disekolah kita. Aku sering loh 
ngalamin hal kaya gini"

Rinto hanya dapat tersenyum, dia habis memakai ganja semalam di kostannya

"Bee kamu abis make semalem? Ngapain?"

"Gak kok bee"

"Aku tau kamu bee, kamu bisa liat kalo abis make doang"

"Iya bee aku abis make semalem"

Aku pergi begitu saja berlarian ke kostan temenku yang tak jauh dari kampus tercintaku itu

"Rinto masih make aja dia, gue bingung harus ngapain"

Temanku Vino kebingungan mendengarkan ceritaku ini.

"Kenapa Vin? Kok muka lo kaya bingung gitu, kan lo tau Rinto emang pemakai"

"Gue gak apa kok Ra, santai aja"

Aku menganggukan kepala sambil tersenyum manis dan meminta saran

"Trus gue harus gimana?"

"Ya lo ngomong sana sama keluarganya, kali aja keluarganya tau harus berbuat apa"

"Iya bener bener gue telpon nyokapnya deh"

Aku menelpon dengan perasaan yang gak karuan, khawatir dan cemas

"Sore tante, tante Rinto masih pake obat tante. Udah saya kasih tahu tetep gak di denger"

"Iya nanti tante omelin dia"

Aku mendengarkan suara nyokap Rinto seperti orang habis menangis, aku berpikiran positif saja

"Maap tante, gara - gara Clara ngomong ini tante jadi nangis"

"Gak apa kok sayang"

Ibunya Rinto menutup telpon yang diakhiri dengan gue ikut nangis.

"Gue minta jemput dia dulu deh, udah jam berapa ini" aku melihat jam menunjukan pukul 10 malam

"Oke Ra, hati - hati dijalan"

Aku menelponnya dengan hati yang senang dan gembira

"Jemput aku bee, lagi dikostan Vino"

"Yaudah aku tunggu di depan kost dia aja ya, soalnya aku mau ngajak kamu ke suatu tempat yang 
 indah"

"Oke aku tunggu yaaa"

Aku menutup telponnya tersebut dengan senyuman manisku, Vinopun kebingungan akan hal tersebut

"Gue mau diajak jalan ke suatu tempat sama dia"

"Lo mendingan move on deh dari dia sekarang Ra"

"Lah tumben amat biasanya dulu lo paling getol kalo soal gue sama Rinto, sekarang kok malah 
disuruh move on. Putus aja kaga"

"Gak apa kok Ra santai aja, cuma gue cemburu aja kalo liat lo sama dia"

"Gue selalu ada buat lo Vin sloooww"

"Iya deh iyaaa ati2 ya Ra"

Aku menganggukan kepala tanda setuju sambil tersenyum dengan manisnya

"Yuk jalan sayang"

"mau kemana sayang?"

"udah ikut aku aja sayang"

Aku diajak jalan ke bukit yang tidak jauh dari kampusku, disana aku melihat kilauan bintang dengan warna yang menarik bagiku

"bagus gak sayang bintangnya?"

"bagus sayang, aku suka banget sama bintang"

Tiba - tiba hujan turun dengan derasnya dengan bunyi petir dimana - mana, aku yang ketakutan memeluk sosok akan dirinya

"sayang aku takut"

"tenang sayang ada aku disini"

"by the way beberapa hari ini kamu pucet banget, kamu sakit sayang?"

"gak apa kok aku sayang, by the way kalo aku ninggalin kamu gimana?" 

"ninggalin aku? aku pasti bakal nungguin kamu balik sama aku"

"bukan itu maksud aku, kalo aku ke surga gimana?"

"ngomong apaan sih kamu, jangan ngomong begitu. Aku sayang sama kamu, jangan ucapkan kata - kata itu"

"iya sayang, maapin aku ya"

aku mengangguk dan diantarkan pulang olehnya, sampai di depan kostan tercinta aku tersenyum bahagia dan sangat senang sekali, sahabatku Rina kebingungan

"ngapa lu?seneng amat kayanya"

"gue abis diajak jalan ke bukit sama Rinto bagus banget. bintangnya juga keren"

Seketika muka Rina langsung merah padam dan ingin menangis mengeluarkan beberapa bulir air matanya

"lo nape Rin? kok sedih gitu?"

"gue gak apa ko Ra, santai aja"

Aku heran setiap aku membicarakan Rinto semua orang ingin menangis 'ini pada ngapa pada nangis semua' batinku berkecamuk

"Rin, ngapa sih setiap gue ngomongin Rinto orang - orang nangis semua?"

"gue gak tau Ra"

"lo kenapa nangis deh, aneh banget coba. Gue yang baru banget balik kesini dibuat bingung sama semua orang"

"gue sih gak apa Ra, cuma kelilipan aja kok"

"gue mau selidikin aja besok sendirian, gue kepo dan penasaran tapi temenin gue ya Rin please"

"iya kalo gue gak kuliah pagi besok"

"makasih Rin" aku memeluknya dengan keras

"yaudah gue kekamar dulu yaaa"

"okeh"

Ditempat lain Vino menelpon Rina dengan hati yang sangat khawatir

"Rin, lo tau gak tadi Rinto dateng ke tempat gue"

"iya Vin, tadi dia juga ketempat gue nganterin Clara gitu deh"

"waspada aja terus, gue takut Clara kenapa - kenapa sama Rinto"

"sip sip, by the way Clara kepo kenapa kita semua nangis kalo ngomongin itu anak. Alasan gue sih kelilipan doang"

"iya emang dia juga nanya kenapa gue khawatir, gue bilang aja cemburu"

Dilokasi lain ketika Clara sedang kebingungan memikirkan semua ini, sampai akhirnya aku memutuskan untuk pergi sendiri dengan menelpon Rinto 

"bee, jemput aku yaaa sekarang"

"maap bee aku gak bisa, mau nganter temen nih jalan"

 "okelah bee, aku mau ketempat kita yang biasa taman cinta"

"jangan bee, disana lagi ada perbaikan gitu nanti kamu kenapa - kenapa"

"aku bete bee setiap aku ngomongin kamu pasti mereka pada nangis bee, ada apaan sih sebenernya kamu punya yang lain bee"

"aku gak apa sayang"

Aku menganggukan kepala tanda setuju, aku selalu menyelidiki yang ada di depan mataku. Sampai akhirnya aku mengetahui semuanya setelah Rinto gak ada kabar

"Ra, gue pengen ngomong nih sama lo"

"ngomong apaan?"

"Rin, lo aja deh yang ngomong gue gak tegaan"

Rina mengangguk tanda setuju untuk berbicara hal yang kelihatannya penting untukku

"Rinto sebenernya udah meninggal sebelum lo balik kekostan"

"iya Ra, gue bingung gimana caranya ngasih tau lo"

"doi overdosis sabu - sabu Ra"

Aku yang mendengar itu tak kuat menahan tangisan, aku memeluk kedua sahabatku tersebut dengan hati yang sangat bimbang

"jadi selama ini gue liat siapa dong?"

"yang lo liat arwahnya Ra, doi pesen sama kita berdua kalo dia mau meninggal berdua sama lo"

Tubuhku seperti tak bertenaga dimasukin suatu hal asing yang gak aku tau apa namanya itu, tak terasa aku berbicara seperti orang ngelantur

"woy, jauh - jauh lo dari gue bangke"

"Rinto lo ngapain sih ke badan cewe lo, gak kasian apa lo sama dia?"

"gue mau mati berdua sama dia, salah Vin? apa lo suka sama dia makanya lo begini?"

"suka sama dia? ga mungkinlah lo gila kali To, gue sayang sama Rina bukan sama dia"

Clara langsung menuju ke suatu taman terindah mereka, disana ditemukan banyak ilalang dan senyuman manis

"Rinto stop, lo jangan bunuh Clara kalo lo emang sayang sama dia"

"gak gue mau mati sama dia"

"ini tanda sayang lo ke Clara? bunuh dia gitu? setelah lo dibunuh sama cowo gak jelas di taman bulan lalu?"

badanku lemas saat itu juga, aku tidak mengetahui apapun. Aku melihat sudah banyak sekali orang disana, aku teringat kalau aku pernah punya indra ke enam dan itu aktif kembali setelah di nonaktifkan oleh mbahku dahulu. Aku tersenyum meilhat Rinto yang terlihat ganteng dengan pakian putih yang terlihat sempurna, aku mengikhlaskan kepergiannya. Semoga kamu tenang di alam sana sayangku 

FINISH

_SE_

3 Responses to “AKU MENCINTAIMU DENGAN JIWAKU”

  1. makasih, akhir yang sangat dramatis?

Your Reply