RAINY AKU MEMBUTUHKANMU

undefined
undefined. undefined



Saat ini aku sudah mem­asuki kelas 2 SMA kalian masih ingat kan denganku?aku Rainy dengan sejuta pesona dan kasih sayangku untuk keluarga tercinta dan Storm, yang saat ini belum kembali dari Australia. Aku sangat merindukannya, Pagi itu handphoneku berbunyi untuk beberapa kalinya, aku mencari handphoneku dan ternyata terselip diantara bantal dan buku - buku akuntansiku, saat ini aku memasuki kelas IPS, di minggu pagi

"Raiiinn, wake up" Putra membangunkanku dengan berisiknya

"kenapa sih lo bangunin gue jam segini, kepagian kali. Lagian sekarang hari minggu" ucapku dengan suara kesal

"gue udah depan rumah lo, bukain pintunya Rain" Putra marah - marah ditelpon

"lo sih gak ngomong, semalam gue nyoba belajar akuntansi dan buka - buka beasiswa ke Ausi" aku langsung menangis mengingat Storm yang berada disana
­­­­
"buruaann bukain gue pintu, curhat aja ah" Putra sangat kesal dan langsung memutus telpon tersebut

Kamarku berada dilantai 2 dengan secepat mungkin aku menuruni tangga sambil berlari dan membuka pintu untuk sahabatku Putra

"lama lo Rain, gue udah busuk nih" Putra memarahiku dengan kesalnya

"sorry sorry, masuk dulu gue ganti baju"aku lari dengan terburu - buru

aku langsung berganti pakaian dan keluar rumah, dengan terburu - buru aku memakai sendal jepit. Kita pun kembali kerumah untuk memakai sepatuku, aku memakai kaos, celana training dan sepatu olahraga kesayanganku. Kita menaiki motor menuju senayan, kemudian berlari menuju bundaran HI

"wooaahh, foto - foto Put kayanya seru nih" aku mengambil handphone memfoto bersamanyadengan mulut dimonyongkan sedikit dan pengambilan dari atas

"apaan sih Rain, ngapain foto begitu" ucap Putra dengan melasnya

"biar kekinian Put" ucapku sambil tertawa keras

aku langsung mengeluarkan headset dan mendengarkan sebuah lagu Dragon force sambil berlari, Putra yang ingin mendengarkan pula mengambil headsetku

"Rain, dengerinnya bareng dong" Putra menarik headsetku begitu saja

"gak ah Put, lo kan udah gue bluetooth lagunya" aku kesal dan menaruh headset dikupingku kembali

akupun menyanyikan lagu tersebut sendirian
Now here we stand with their blood on our hands
We fought so hard now can we understand
I'll break the seal of this curse if I possibly can
For freedom of every man


Putra langsung menyalakan mp3nya dan menyanyikan  bersamaku sambil berlari dengan hati yang menyenangkan dan tersenyum manis. Ketika sampai di bundaran HI aku beristirahat, aku tidak sengaja bertemu teman SDku Romi, Fiski, Feny, Reni dan Zikri

"Raiiinn" teman - teman SDku memanggilku dengan kencang sambil berlari kearahku, aku langsung menengok ke arah belakang

"hei kalian, apa kabar?micucomat" aku memeluk mereka satu persatu

"Rain, itu Storm pasti yang lari sama lo" Reni penasaran dan menanyakan seluruhnya tentangku

"bukan, ini temen gue sahabat gue kenalin namanya Putra" aku memperkenalkan Putra pada mereka semua

"lari bareng Rain" Romi mengajakku lari bersama, aku menengok kearah Putra dan ia hanya menganggukan kepala

ada yang ingin mereka ungkapkan secara perlahan, tetapi mereka takut - takut

"mm Rain" Fisky melihat kearah kita semua

"kenapa ky?" aku penasaran dengan muka yang kebingungan

"Storm udah pulang ke Indonesia sejak 2 tahun yang lalu" Romi memberitahuku dengan tatapan berlinang air mata

"STORM PULANG?SERIUS?put akhirnyaaa penantian gue selama ini terbayarkan" aku berteriak sambil memeluk sahabatku Putra

"duduk dulu Rain" Asri menyuruhku duduk dan menghela napas

"Storm sakit Rain, dia terkena kanker otak stadium 4 umurnya gak lama lagi" Zikri menjelaskan sambil mengeluarkan air mata

aku yang mendengar dari teman - temanku ini langsung lemas tak berdaya dan berpikir kalau hidupku tak ada apa - apa tanpanya

"lo ngapa jadi diem Rain" Putra melihat kearahku sambil memelukku

"gue gak apa - apa kok" aku tersenyum dengan berlinang air mata

"Rain lo harus kuat, jadi Rain yang selalu di kerjain sama anak - anak dan dia tetap tersenyum" Romi memelukku dengan sabarnya

"lo pasti kuat Rain, yakin" Fisky turut memelukku, akhirnya Feny, Zikri dan Reni memelukku dengan sedihnya

"kita gak boleh kasih tau lo Rain soalnya takut lo kaya gini tapi kondisi Storm makin memburuk" Fenny menjelaskan dengan berlinang air mata

 "Put pulang yok, ambil motor lo sekarang" aku mengajak Putra pulang tak sengaja aku terjatuh diantara teman - temanku

Akupun membuka mataku dengan cepatnya dan sudah banyak orang berkumpul disana untuk membacakan beberapa surat untukku, aku melihat sosok pria yang kutemukan di Ancol setahun yang lalu

"hai, ketemu lagi kita" aku tersenyum dengan indahnya

"selalu bertemu disaat seperti ini" pria dengan pakian rumah sakit tersebut tersenyum ke arahku, aku menganggukan kepala dengan lemasnya

"adu du duuuhh, Rain pingsan terus kamu tuh kalo denger nama Storm" ibuku panik dan melontarkan logat padangnya

"gak apa kok mom" aku tersenyum dengan indahnya

"nah ini, cowo yang bisa bikin Rain diam tante" Putra memberitahu ibuku yang sedang panik tersebut, mukaku langsung merah padam seperti buah tomat

"gak Put, jangan gosip deh kaya cewe aja mulutnya" aku langsung sedikit tersenyum senang

"aku Stormy, Rain" Storm memperkenalkan dirinya kembali

"jadi cowo kaos merah, jaket hitam itu kamu Storm?" aku terkejut sambil menangis bahagia

"mabe" Storm tersenyum dengan manisnya

"maksudnya?" aku kebingungan dengan tatapan kosong

"aku juga udah daftar sekolah loh disini, ditempat kamu Rain" Storm langsung mengalihkan pembicaraannya

"ah seriusan Storm?" aku tersenyum bahagia dengan mata berkaca - kaca

"yahilah, lo sama Storm gue sama siapa nanti" Putra cuek kearahku yang sedang terbaring lemah tak berdaya

"Hei Put, you are my best friend gak bakal gue ninggalin lo" aku langsung mencubit perut Putra yang besar itu

"tante, beserta yang lain kita kayanya harus keluar deh soalnya lagi ada yang akhem" Putra meledekku dan membuat tanda love ditangannya

"apaan sih Put" mukaku langsung seperti tomat, merah padam

"pokonya lopelopelah Rain" Putra langsung mencubit pipi tembemku dengan kerasnya dan langsung keluar bersama yang lain, aku langsung tertawa deng­an simplenya

"sudahlah Storm, Putra memang sarap dia," aku tersenyum dan Storm memegang tanganku yang sedang kedinginan tersebut

"Rain aku tahu kamu menunggu aku selama bertahun - tahun lamanya" Storm membisikannya ditelingaku, aku hanya dapat menganggukan kepala saja

"iya bener tuh, Rain nunggu lo sampe dia udah ditembak banyak cowo ditolak semua" Putra membuka sedikit pintu ruanganku dirawat, Fisky langsung menjewer telinganya

"Rain dari aku kecil sampai sekarang aku selalu kagum dengan kamu, aku gak bisa lepas mikirin aku. Sampai akhirnya aku datang ke Ancol dan Putra itu kenalan aku, dia yang mengatur tempat aku bertemu dengan kamu. Kecelakaan tersebut terjadi, kamu tercebur kedalam laut aku yang membantu kamu keluar dalam air tersebut" Storm menjelaskan semuanya sedetail mungkin

aku tak dapat membendung air mataku kembali dan air mata ini bercucuran membasahi kedua pipiku yang tembem ini

"kok kamu bisa tahu aku dan Putra sahabatan sejak SMP" aku kebingungan ingin mencari tahu

"Prisa dan Trina yang kasih tahu aku semuanya" Storm menjawab dengan jujurnya

"Prisa?Trina?tapi kenapa mereka selalu ngebully aku?" aku kebingungan dengan dahi mengerenyit ke atas

"itu juga aku bayar mereka  pake duit 100 ribuan" Storm tertawa sambil menggelitik perutku

"ah Storm sudah aku geli" ak­­u menggeliat dan tertawa dengan kerasnya

"lagian si kamu ada - ada saja mana mungkin mereka mau kasih informasi tentang kamu dengan mudahnya" Storm langsung duduk dibangku dan memegang kepalanya

"Storm are you ok?" aku m­emegang kepala dan tangannya, Storm hanya menganggukan kepala saja

"i'm ok Lainy" Storm mengelus kepalaku dengan lembutnya sambil tersenyum simpul

"Lainy, will you be my girl friend?" Storm menembakku dengan memegang tanganku dan mencium keningku, aku hanya dapat menganggukan kepala saja



Putra dan yang lain langsung memasuki ruanganku dan menyuruhku untuk pulang hari itu juga
“anak gila, udah saatnya lo pulang”ucap Putra kepadaku yang sedang falling in love seperti ini­

“lah ini anak malah bengong, sambil pegangan tangan lagi” Fisky membangunkan lamunanku

“rupanya kalian diem – dieman karena sudah akhem ya” Reni meledekku dengan sejuta caranya
“ah kalian ini, kepo banget sih” Storm tersenyum melihatku dipeluklah tubuh mungilku

“nah benerkan lo udah pada jadian, jujur lo sama gue” Putra penasaran dan melihat ke arah ibuku

“yeee, jangan kepo apa nanti gue telpon dan gue ceritain semuanya” aku tersenyum bahagia sambil melihat ke arah Storm yang memelukku

“bilang aja kalian iri ngeliat gue sama Lainy kan?” Storm tertawa dengan kerasnya dan melepaskan pelukannya sambil mencium keningku

“benerkan kalian udah jadian?” Putra makin penasaran dengan semua ini

 “udah, terus kenapa Put?” aku tertawa dengan sambil mencubit lengan Storm

“eh besok sekolah gue minta pajak jadian aja sama kalian” Putra memintanya dengan cuma – cuma

“weits, tidak bisa gue kan sama Storm bolak balik rumah sakit, udah dua kali gue tepar begini Put” aku tertawa dengan kerasnya

“lebay dah lo” Putra langsung mencubit pipiku untuk beberapa kalinya

“sakit gue Put, jangan sakiti pipi imut ini Put” aku langsung memegang pipi tembemku dan tertawa

“uuhh cayang cini cini cakit ya” Storm memanjakanku dan memegang pipi tembemku ini dan menggelitik perutku lagi

“geli ish Stom (panggilan Rainny saat kecil)” aku menggeliat makin menjadi

“kalian ini becanda saja daritadi, Rain ayok pulang sudah banyak petir dan hujan” ibuku menyuruhku pulang dengan secepatnya

“kamu hebat Lainy gak takut dengan petir lagi” Storm mencium keningku dengan mesranya

“iya mom yuk mom, Storm kamu gimana?” aku mengangguk sambil bangun dari ranjang rumah sakit ini

“sampai ketemu besok disekolah” Storm tersenyum dengan manisnya dan segera menggendongku ke kursi roda

“jangan kaya gitu ah Storm aku berat dan malu banyak orang” mukaku memerah seperti tomat untuk kesekian kalian

Akupun pulang kerumah dan keesokan paginya aku melihat Storm disekolah dengan berpakaian rapi dan lengkap besama sahabatku Putra kita menjalani hari penuh dengan tawa dan canda sampai akhirnya Storm sehat kembali seperti sediakala, dengan wawasan yang luas dan mengetahui segala hal aku dan Storm mendapat juara 1 dan 2 saat SMA
FINISH ­

Your Reply