CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN

undefined
undefined. undefined

perkenalkan nama gue Violet, gue seorang gamer yang berasal dari Jakarta. Gue punya cowo yang bernama Nino seorang pria yang berumuran sama denganku, saat itu aku masih kuliah semester 3 mengambil jurusan akuntansi dan dia masih belum menjadi apa - apa. Aku berkenalan dengannya dari game Amerika dengan lisensi jepang, saat itu aku sedang berjalan - jalan disebuah park

"sendirian aja" aku menggodanya karena tak ada teman bermain

"iya nih" Nino mengangguk dengan senyuman khasnya yang membuatku terpesona

Tanpa berpikir panjang aku langsung menanyakan tentang identitas dirinya, yang membuatku makin penasaran

"nama lo siapa?" ucapku sambil tersenyum - senyum sendiri

"Nino" ucapnya dengan nada cuek dan tegas

"Violet, umur kamu berapa?" aku makin penasaran saja

"20 tahun, kalo lo umur berapa tahun?" ucap Nino dengan nada tegasnya dan penasaran

"sama kaya lo, by the way gue buat beberapa puisi loh" aku sengaja pamer dengannya sambil tersenyum dari balik komputer

"wah sama dong, nanti aku kirimin ya" Nino tersenyum manis sambil sambil mengangguk
 
seharian kita bbman dengan asik dan tertawa terbahak - bahak, tahap pendekatanku dengan dia pun makin menjadi. makin lama makin dekat sampai akhirnya kita jadian, aku yang baru pertamakali merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama ingin merasakan perhatiannya

"yang lagi apa?" aku penasaran sekali

"lagi duduk" ucap nino dengan jawaban yang sangat dingin

"yang aku mau ke kampus nih, udah telat banget" aku meminta izin dengannya sambil tersenyum sendiri

"yaudah jangan lupa pake jaket, nanti item kamu" ucap Nino dengan sambil tersenyum manis

aku langsung berangkat kekampus dengan hati gembira dan senang, sesampainya dikampus aku menceritakan semua hal kepada kedua sahabatku. sepulangnya aku dari kampus aku ingin pergi mall dibilangan Depok, langsung bbm dia

"yang, aku mau jalan sama temen nih" aku bbm yang kala itu sudah menaiki brio temanku

"oh yaudah sama siapa aja?" dia menanyakan dengan wajah was - was

"sama temen aku sepasang yang, gak apa - apa ya" dengan muka serius aku bbm dia

"jangan sama cowo dong" Nino bbm aku dengan muka cemberut dan cemburu sekali

"lah yang temen aku aja cowo, tenang aja cuma sahabat kok. inget kata - kata aku aja i love you, i miss you and i need you" aku langsung mengakhiri dan menyimpan hpku dalam tas ransel yang begitu besar

akupun dengan senang berjalan bersama kedua sahabatku, sesampainya di mall tersebut aku berfoto dengan kedua sahabatku.

"Din, kayanya bagus deh kalo foto disini" ucapku pada sahabat wanitaku Dini

"yaudah Vi, foto aja yuk" Dini langsung meminjam cameraku untuk berfoto bersama - sama didepan patung kelinci tersebut

Handphoneku langsung bergetar sangat kencang dan cepat sekali dan berkali - kali, Mondy sahabat priaku langsung menyerahkan padaku

"Vio ada telpon nih, dari cayankku" ucap Mondi sambil tertawa terbahak - bahak dan disusul dengan Dini

"what the, mana sini sini" aku langsung mengambil handponeku begitu saja

"halo, apa benar ini Violet pacar Nino Saputra?" diujung telpon terdengar suara bapak - bapak yang sedang bersedih

"iya, benar ada apa ya?" perasaanku langsung tidak enak mendengar hal tersebut

"saya dari kepolisian ini memberitahukan bahwa Nino Saputra mengalami kecelakaan di depan kampus J1" ucap bapak polisi dengan kalimat yang sangat jelas dan tegas

kaki dan tulangku langsung lemas seperti tak ada tenaga sama sekali, langsung kau berkunjung kerumah sakit tersebut bersama mereka berdua menggunakan mobil sahabatku tersebut. Dengan hati bimbang dan cemas aku melajukan kendaraannya.

"Din, gue yang bawa ya mobil lo soalnya lo nyetir lama banget kaya keong. Gue ada sim kok tenang aja" aku meminta izin pada Dini yang memiliki mobil tersebut

"oh yaudah Vi, bawa aja gue samping lo ya" Dini mengangguk perlahan dengan pasrah

aku melajukan kendaraan dengan kecepatan sangat tinggi, sampai aku ingin menabrak sepator

"Vi, udah biar gue aja yang bawa" Mondi menyuruhku untuk meminggirkannya

"gak usah Mon, biar gue aja" aku menahan air mata ini supaya tidak jatuh ke pipiku

Aku melajukannya makin kencang tak sengaja air mataku menetes juga, tanpa basa basi aku meminggirkannya dan menyruh Mondi untuk menggantikanku

"nih Mon, lo aja deh gue gak kuat asli" ucapku dengan air mata yang menetes deras, dipeluklah aku oleh kedua sahabatku

"udah Vi, Nino gak apa - apa kok" ucap Dini sambil memenengkanku

Dalam perjalanan aku menahan air mata yang kian lama makin menetes deras, diusaplah air mataku oleh Dini sampai aku tertidur. Sesampainya dirumah sakit aku melihat tubuh yang kaku dan tak dapat berbuat banyak lagi untukku. Aku hanya dapat melihat dari kaca saja tanpa dapat melihatnya langsung

"Vi, kok gak masuk?" ucap Dini sambil menarik tanganku dengan khawatirnya

"gak usah Din, liat dari sini aja udah cukup kok" aku tersenyum manis ketika itu

Datanglah 3 anak muda datang untuk menjenguk Nino, dengan hati tak tenang dan khawatir aku langsung bersembunyi dibalik tembok. Tak sengaja mereka berbicara tentang hubunganku dengan Nino

"yahilah Sya Nino mendingan sama lo deh, lebih cakep perhatian lagi" ucap Chaki sambil tertawa terbahak - bahak

"iyalah Sya, secara kan lo lebih cantik ketimbang cewe sok tau itu" ucap Tina dengan aksi ingin menonjok

"iyalah jelas sama gue, orang gue lebih baik daripada Violet si ratu drama itu" ucap Tasya dengan tangan yang melemparkan rambutnya sambil tertawa terbahak - bahak

aku hanya dapat tersenyum manis mendengar ucapan mereka yang menyakitan hatiku tersebut, tak terasa langit mulai gelap dengan secepat mungkin aku mengajak mereka pulang

"pulang yuk, udah malem nih" aku menggandeng mereka untuk pulang

"yakin Vi kita pulang?" ucap Dini dengan muka kebingungan, aku menganggukan kepala sambil menahan tangis dan tersenyum dengan manis

Kita bertiga pulang kerumah, dengan hati kecewa aku tersenyum manis sambil melamunkan kata - kata yang diucapkan teman - temanku tersebut. Diparkiran aku bertemu dengan sahabat semasa SMA ku Nina, Wina dan Vigo yang memainkan game sama denganku.

"Vio, kok pulangnya buru - buru ga nemenin cowo lo apa?" ucap Vigo sambil menarik tanganku dengan keras

"gak, udah ada Tasya yang nemenin dia" ucapku dengan menitiskan sedikit air mata, aku langsung memeluk dan menangis dalam pelukan mereka

"yahilah, Vi, Vi ngapa nangis sih lo. putuskan sajalah" ucap Nina dengan tegas dan penuh emosian

"gak Nin, gue sayang banget sama dia" ucapku dengan air mata yang tak mampu ku bendung lagi

Setelah kejadian itu aku dan Nino tidak berhubungan lagi, selama setahun aku menahan rasa sakit yang teramat dalam. Sampai suatu ketika Nino menghubungiku kembali dengan bbm yang atasnya tertulis nama Tasya

"hai kamu apa kabarnya?" Nino memulai percakapan terlebih dahulu

"aku baik kok, kamu apa kabarnya?" ucapku sambil menahan kata rindu yang berkecamuk dalam diri

"baik banget kok, kenapa kamu gak dateng saat aku sakit waktu itu?" ucap Nino dengan emot menangis setelahnya

"aku sibuk banyak tugas" aku menjawab seadanya sambil menitikan air mata

"by the way, kamu udah jadian ya sama Tasya" ucapku dengan tersenyum manis

"belum kok" ucap Nino dengan senyuman manisnya, sambil berkata dalam hati 'maaf sayang aku baru pedekate sama Tasya' dengan sedihnya

aku hanya mendiamkan saja sampai beberapa hari, barulah dia mengaku kalau sudah berpacaran dengan Tasya, sampai akhirnya aku menyatakan untuk break. Akupun curhat dengan Lina yang ternyata sahabat Tasya.

"Lin, aku masih sayang banget sama Nino" akupun bbm dengannya sambil merasakan patah hati

"trus kenapa?" Lina membalas bbmku dengan cepat

"gak apa sih" balasku dengan cepat sambil menangis dalam senyuman

Tak berselang lama Tasya mendatangiku dengan muka kesal dan geram dengan memancing emosiku untuk kesekian kali

"lo masih sayang sama Nino?" ucap Tasya dengan kesal

"Gak, udah ga ada rasa" ucapku sambil menahan tangis yang kala itu sedang terbendung

"halah, jangan sok sinetron deh lo" ucap Tasya dengan nada marah dan membentakku

"udah Vi, jujur aja mumpung ada Tasya nya" ucap Lina menengahkan kita

datanglah cowo dengan gaya yang biasa saja dan memasuki ruanganku dengan gaya sok tau dan tak mengerti masalahnya

"ada apa ini?" ucap Tino dengan muka yang kebingungan

"ini nih, bilang dia masih sayang sama cowo gue tapi gak ngaku" ucap Tasya dengan nada kesal

"yaudah datengin aja Nino nya" ucap Tino menyelesaikan masalah kita

Nino pun datang ke ruanganku yang berada dalam game tersebut, dia disuruh memilih antara aku dan Tasya. 

"Lo ngomong jujur sekarang sama dia Vi, lo sayang gak sama dia?jangan kaya sinetron deh lo" ucap Tasya ingin menggigit aku

"gue gak suka sama dia" aku langsung pergi dan pergi kerumah temanku Valdo, aku langsung menceritakan kejadian tersebut semua

Setelah itu, hubungan percintaan kita menjadi tidak jelas dan kita sama - sama sudah memiliki kekasih baru tetapi cinta mereka tidak akan pernah pupus sampai akhir zaman. Violet dan Nino masih mengharapkan cinta seperti yang dahulu, mengharapkan seperti dahulu dan cinta yang seperti dahulu tetapi mereka tidak berani berbicara yang sesungguhnya karena Violet ingin Nino bahagia.

surat terakhir untuk Nino dari Violet

halo Nino, gue ingin berbicara dengan lo nih gue sayang banget sama lo, gue gak bisa move on dari lo sampai saat ini. No, kapan gue bisa lupain elo kangen banget ini gue sama lo. pokoknya I miss you, I need you and I love you 

dari


Violet 

FINISH

Your Reply