JODOHKU ITU KAMU

undefined
undefined. undefined

nama gue Vanya, gue terlahir sebagai anak kuliahan semester 5 yang sangat populer campus ini, campusku termasuk elit dan terpelajar. Ada satu anak lelaki yang mengidamkanku hingga saat ini bernama Tino, hanya saja aku menganggapnya sebatas teman tak lebih. Ke campus dia selalu membawakanku makanan yang dia janjikan padaku esok hari

"No besok bawain gue MCD ya sama temen - temen gue" aku menyikut lengan Tino yang sedang bengong saat itu

"iya, Nya aku bawain berapa ya?" ucap Tino dengan terbata - bata sambil membetulkan kacamatanya yang seperti botol tersebut

"bawain 6 buat Vanya beserta yang lain, kalo perlu sekelas No" ucap Sandra temanku sambil tertawa dengan kerasnya

datanglah seorang anak pintar, lelaki tampan yang selalu membela Tino dalam kondisi apapun bernama Nino memarahiku beserta temanku

"Nya, Nya gak ada puas - puasnya ya lo jailin Tino, yuk No kita ke beli makan aja" Nino memarahiku dengan menggelengkan kepalanya dan langsung mengajak Tino keluar kelas

"yahilah No baperan amat, kita kan cuma bercandaan doang" aku meledeknya dan sesegera mungkin Nino mengacungkan jari tengah ke arahku dan teman - temanku

"apa banget deh guys Nino belain Tino mulu, bete gak sih kalian" wajahku langsung berubah menjadi bete gak jelas

"Nya, lo suka sama Nino" Vino sahabatku menggodaku begitu saja dengan mencubit pipi manisku ini

"gak lah, ga mungkin gue suka sama orang sok ikut campur kaya dia" wajahku berubah menjadi sangat cuek dan dengan cepat keluar dari kelas

"yah Nya gitu aja baper, jangan baper gitulah Nya" Siska  mengikutiku dan di ikuti dengan sahabatku yang lain

"laper gue, mami gak bawain gue bekel tadi pagi" aku langsung menuju kantin bersama ke empat sahabatku ini

"yaudah kalo gitu makan yuk, kasian cacing dalem perut gue" Sandra memegang perutnya yang gede tersebut

"aha, gue punya akal jalan yuk guys shopping kita kaya biasa. Ada diskon kemarin gue liat di butik tempat lo. iya kan Nya?" Siska langsung merangkul pundakku begitu saja

"oh, iya bener Sis lagi discount gede - gedean" ucapku sambil tersenyum manis dan batin menangis

"lah gila lo Sis mau kesana, pulang malem nanti kita" ucap Renny sahabat terbaik dan teman cerita kehidupanku

"Angga mau curhat dong, bingung gue" aku menggandeng tangannya ke suatu tempat genk Flow (genk Vanya kumpul saat ingin jalan)

sambil berjalan aku bengong dan memikirkan semua ini sendirian, dengan pikiran kalutku dan kebingungan ini tak sengaja air mataku mengalir begitu saja

"Nya, lo kenapa?" ucap Angga sambil memperhatikanku

"mami dan papi dari kemarin berantem aja masalah yang gak jelas, papi juga sekarang ga ada dirumah  dan mami sibuk diluar rumah bersama teman - teman arisannya" air mataku menetes jatuh kebawah begitu saja

"udahlah Nya, sekarang lo fokus aja dulu kuliah, belajar yang rajin" Angga memberikan solusi terbaiknya

"gue bingung Ngga, gue ngerasa kesepian dirumah. Kaka gue sekarang juga kalo ngajak temennya pada mabok di kamar dia" aku menangis makin menjadi

"kakak lo bukannya cewe Nya? kenapa lo takut, lagian kakak lo gak bakalanlah jerumusin elo" Angga tersenyum sambil merangkul Vanya

"gak Ga malah kaka gue nyekokin gue waktu itu, gue cabut aja ke tempat biasa" aku mengeluarkan air mata dan sahabatku yang lain tiba - tiba mendatangi kita, akupun mengusap air mata dan tersenyum

"curhat apaan sih neng, serius amat sampe main rangkulan gitu" ucap sahabatku serentak dan Sandra mencoel lenganku sambil tersenyum

"KEPO BANGET SIH KALIAN" ucapku dengan keras di samping kuping Sandra yang sedang melamun

"Vanyaaaaa, iseng banget sih lo" Sandra mencubit lenganku dengan kerasnya dan di gelitiklah aku

sedang asik bercanda bersama sahabat - sahabatku, kakaku menelponku akupn langsung mengangkatnya takut hal penting terjadi di rumah dengan menggunakan headset aku langsung memberi salah satu headsetku ke Renny

"de, sini lo temenin gue ada Johan juga gebetan lo kan de?ada cowo gue juga disini" kakakku menelponku sambil mabuk dan dengan omongan tak jelas sambil tertawa terbahak - bahak

"gak ah ka, gue lagi dikampus mau ada kuis" aku ketakutan dan berbohong dengannya

"sini de, kasian b*g* Johan butuh kehangatan, lu tinggal peluk doang" ucap kakaku dengan tertawa makin terbahak - bahak

"tempat biasa lo kumpul sama temen lo de, enak banget dek abis nyuntik gue" kakakku tertawa dengan senangnya, langsung aku mematikan telpon tersebut dan mukaku langsung terlihat pucat

"lo sakit Nya?" ucap Sandra dengan nada panik

"gue gak apa - apa ko San, slow aja" aku tersenyum dibalik ketakutanku tersebut

"tempat biasa aja yuk, udah lama kita gak nongkrong disana" ucap Rizal sambil mengeluarkan rokok mentholnya dari saku celananya

"gak mau gue, gak gak" ucapku dengan nada ketakutan dan setelahnya diam saja

"gue ada nih recomended banget buat kita - kita" Angga tersenyum sangat manis dan langsung mengeluarkan brosur dalam saku bajunya

"wah ini sih mantep Ga, buka jam berapa?" Vino langsung mengambil brosur tersebut dan membacanya secara perlahan

"recomended banget nih Ga, kebetulan club gue pengen adain pertemuan" Rizal merampas brosur ditangan Vino

"yah malem, gue mana boleh keluar malem" Siska langsung lemas tak berdaya seperti disambar petir kala itu

"tumben amat Sis, biasanya lo ngejajalin seluruh bar seantero negeri buat ngedj disana" ucap Rizal dengan bawelnya

"Vino sableng yang gak bolehin gue keluar malem" Siska terang - terangan berbicara kepada kita

"ada hak apa Vino ngomelin lo?ni anak satu emang rese banget" aku sedikit mengomeli Vino sambil menjitak kepalanya

"gak tau tuh anak" ucap Siska dengan muka sedikit ditekuk

"jalan bareng ya Sis" Vino mengedipkan matanya ke arah Siska yang kala itu sedang menggalau

"ah, Vin lo kan php janji doang mau ikut, nyatanya diajakin susah banget" ucap Siska sambil cemberut dengan muka ditekuk dan memukul lengan Vino dengan mesranya

aku beserta sahabat sahabatku langsung tertawa terbahak - bahak dengan meledek mereka berdua, akupun menyikut lengan Vino

"apaan?jalan bareng?kaya udah nikah aja lo berdua" ucapku sambil tertawa terbahak - bahak dan diikuti teman - temanku yang lain

"emang kita udah nikah, sebulan yang lalu kali. Lo aja pada gak dateng" ucap Vino sambil mengelus kepala Siska dengan rambut warna coklat muda tersebut

"ah curang masa kalian ga ngundang kita sih" Sandra mencolek tangan Siska yang mulus dengan emosi yang meledak

"ngundang, cuma karena kalian ada kelas semua, cuma ini anak curut Ijal (Rizal) ga ada kelas jadi gue kasih ke dia" Vino langsung bermuka serius sambil memandang Siska, dia hanya menganggukan kepala sambil tersenyum manis

"waahh, anak kampret gak ngasih undangannya" aku langsung menyikut tangan Rizal

"gak bisa ngajak lo main malem lagi dong Vin. lo gak bisa meluk gue lagi Vin ditempat biasa" ucapku dengan nada sedikit manja

"JANGAN KOMPOR VANYA KUPET, itu masalalu kita Vanyaaa" ucap Vino sambil menggelitik perutku dengan nada keras yang sedikit dipelankan

"Nya, boleh gue ngomong sama lo sesuatu, berdua aja" ucap Angga dengan muka bingung dan gugup ketakutan

"ok Ngga, mau ngomong apa?" tanganku ditarik Angga ke suatu tempat kemudian kita duduk bersama

"gue gue gue" Angga berbicara dengan gugupnya

Seketika ada yang memanggilku dari ujung koridor ruangan kampusku 'Vanyaaaa, ajarin gue dong gak ngerti ini' Nino yang memanggilku dengan lantangnya, aku langsung menghampiri Nino

"bentar ya Ngga, ada yang minta ajarin itu" aku menghampiri Nino dengan perasaan kesal dan bercampur aduk

"apaan sih lo, bikin rusuh mulu" aku kesal dan mengambil buku matematika dasarnya

"ajarin cara kerjakan soal" ucap Nino dengan manja sambil memeluk diriku

"gini nih caranya, by the way ngapain sih lo meluk gue" aku mengajarkan Nino dengan telaten, kemudian aku marah - marah dengannya

"yahilah Vanya Vanya, gue tau semuanya tentang lo" ucap Nino ingin mencium bibirku yang mungil ini

"lo apa - apaan sih No, jangan ngapa - ngapain lo" aku langsung marah dan meninggalkan Nino begitu saja, dia langsung mengacungkan jari tengahnya

aku bergegas menuju taman tempatku berada dan aku menceritakan semua yang ku alami bersama Nino barusan, tanggapan merekapun menjadi sangat geram kepadanya

"kurang ajar Nino, harus gue kasih pelajaran" Angga terlihat kesal dan siap menerkam siapapun yang ada di depannya

"udah biarin Ngga, gue gak apa - apa kok" aku menenangkan diri dan bersikap cuek atas sikap Nino yang dia lakukan kepadaku

Ketika malam tiba aku bersama teman - temanku kumpul di tempat yang sudah kita janjikan sebelumnya yang berada di Kemang

"tumben Nya, sampai duluan berduaan lagi sama Angga rangkulan gitu" Sandra meledekku sambil mencolek lenganku

"iya dong, emang kalian berdua aja yang bisa" ucap Angga dengan cueknya sambil menatap tajam muka Rizal

"ngapain lo, ngeliatin gue sadar Ngga?" Rizal langsung membuang muka ke arah Sandra dan tersenyum manis

"nah lo, senyum sendirian kenapa?sarap?stress?duduklah kalian" ucap Angga dengan melepaskan pelukannya dari tubuhku

"jadi gini kabar baik banget nih" ucap Rizal dengan tersenyum bahagia

"gue hamil anak pertama" ucap Sandra dengan hati yang senang dan gembira

"by the way ini cafe perisai punya lo berdua?" ucap Rizal dengan muka penasaran dan kebingungan

aku dan Angga hanya menganggukan kepala saja, sambil tersenyum manis aku memanggil waiter untuk memesan beberapa makanan dan minuman. Datang Siska dan Vino dengan mobil lambhorgini beserta temen satu club mereka

"Nya denger - denger lo udah jadian sama Angga?" Vino meledekku sambil merangkul Siska yang sedang sakit tersebut

"soalnya ada yang bbm laki gue tadi bilangnya sih 'gue udah jadian nih' kaya gitu" Siska ikut meledekku dengan tawa khasnya seperti kuntilanak tersebut

"ih suara kuntilanak mulai keluar" aku menggoda Siska dengan menyikut lengannya yang super kecil tersebut

Setelah Siska dan Vino duduk dan memesan makanan yang begitu banyak, akhirnya aku dan Angga mengumumkan satu hal

"jadi begini, gue dijodohin sama nih peak satu Angga. Gara - gara dia sering ke rumah gue mulu malem minggu dan bokap gue minjem sama bokapnya buat bikin usaha ini" ucapku dengan nada cuek dan kesal

"intinya kamu juga sayang kan sama aku" Angga mencium pipiku dengan mesranya

"jangan begitu kalian, nanti kalian jodoh beneran baru tau" Vino meledekku dengan merangkul kita berdua

"sayang, Vino tuh ledekin aku mulu" mukaku langsung ditekuk dan memeluk Angga dengan mesranya

"jangan gitu lo No, kasian tunangan gue tapi lanjutkan aja" Angga tertawa dengan riang gembira sambil mencubit pipi tembemku

"what the, cowo ternyata sama aja" aku langsung cuek dan menutup telinga

"emang cowo itu sama aja" ucap Sandra dan Siska secara bersamaan, kita langsung meninggalkan para lelaki ke  meja kasir untuk merubah pesanan sesuai dengan yang para lelaki sukai

Saat kembali, aku di ledek oleh Angga dengan kalimat yang mesra dan romatisnya kepadaku begitupula dengan Siska dan Sandra

"cieee, calon gue abis ngapain tuh ke meja kasir?" aku diledek Angga dengan sambil tertawa dengan kerasnya

"mau batalin pesenan gue" ucapku dengan cuek dan rada kesal tersebut

"udah dong sayang jangan ngambek" Angga memelukku sambil mencium pipiku dengan mesranya

"iya, udah gak ko" ucapku dengan mulut maju kedepan tepatnya 10 cm 

Keesokan paginya, aku sedang asik berjalan berdua di koridor dengan Angga tiba - tiba Tino memanggilku 'Vanyaaa, ini makanan yang kamu pesen kemarin' sambil membetulkan kacamatanya

"Tino, Tino gue cuma bercanda No jangan dibawa seriuslah" ucapku dengan sedikit senyuman manis

"enam kan?" ucap Tino dengan polosnya, Angga langsung mengambil makanan tersebut dengan kasarnya

"by the way, makasih ya No" Angga langsung menggandeng tanganku dan meninggalkan Tino sendirian di sana

"jahat kamu yang" aku menyikut tangannya dengan senyuman khasku yang manis

"kamu juga picik sayang" ucap Angga sambil menggelitik perutku

"ish dia mah" aku mencium pipi Angga dengan mesranya untuk pertama kali aku mencium seorang lelaki dan dibalas ciuman lembut darinya

lima bulan kemudian aku menikah dengan Angga dan didatangi beberapa teman - temanku dan juga sahabat kita, Nino dan Tino sempat menelponku 'congrats Nya, lo bukan jodoh gue' sambil menangis dalam kesedihan dan saat ini aku sudah memiliki 2 anak dari pernikahnku dengannya

FINISH

cerita ini gue pengen dedikasikan untuk guru gue bu Elina, beliau seorang guru bahasa Indonesia yang sangat ramah sabar dan anggun. Beliau yang mengajarkan gue untuk berani tampil depan umum. Beliau juga yang mengajarkan gue caranya menulis dan mengarang hingga seperti ini, yang gak pernah mengejek karangan muridnya selalu memberikan semangat untuk berkarya.

Juga teman - teman gue saat SMA Bachtiar yang sudah membacakan beberapa puisi - puisi yang gue buat dahulu di depan kelas yang saat itu gue masih menjadi anak 'INTROVERT', Syechan yang dahulu membuat sampai memakai puisi gue buat tampil di depan kelas dan semua teman - teman yang gak bisa gue sebutin satu - satu thank you atas kritik dan sarannya

2 Responses to “JODOHKU ITU KAMU ”

  1. ternyata udah lama mbaknya nge-blog dari 2010. wah salut. kenapa nggak dikembangin lagi mbak. coba ikut komunitas blogger atau nyambilan jadi content writer.

  2. @SR. terima kasih atas sarannya kaka

Your Reply