Saat ini aku sudah
memasuki kelas 2 SMA kalian masih ingat kan denganku?aku Rainy dengan sejuta
pesona dan kasih sayangku untuk keluarga tercinta dan Storm, yang saat ini
belum kembali dari Australia. Aku sangat merindukannya, Pagi itu handphoneku
berbunyi untuk beberapa kalinya, aku mencari handphoneku dan ternyata terselip
diantara bantal dan buku - buku akuntansiku, saat ini aku memasuki kelas IPS,
di minggu pagi
"Raiiinn, wake up" Putra membangunkanku dengan berisiknya
"kenapa sih lo bangunin gue jam segini, kepagian kali. Lagian sekarang
hari minggu" ucapku dengan suara kesal
"gue udah depan rumah lo, bukain pintunya Rain" Putra marah - marah
ditelpon
"lo sih gak ngomong, semalam gue nyoba belajar akuntansi dan buka - buka
beasiswa ke Ausi" aku langsung menangis mengingat Storm yang berada disana
"buruaann bukain gue pintu, curhat aja ah" Putra sangat kesal dan
langsung memutus telpon tersebut
Kamarku berada dilantai 2 dengan secepat mungkin aku menuruni tangga sambil
berlari dan membuka pintu untuk sahabatku Putra
"lama lo Rain, gue udah busuk nih" Putra memarahiku dengan kesalnya
"sorry sorry, masuk dulu gue ganti baju"aku lari dengan terburu -
buru
aku langsung berganti pakaian dan keluar rumah, dengan terburu - buru aku
memakai sendal jepit. Kita pun kembali kerumah untuk memakai sepatuku, aku
memakai kaos, celana training dan sepatu olahraga kesayanganku. Kita menaiki
motor menuju senayan, kemudian berlari menuju bundaran HI
"wooaahh, foto - foto Put kayanya seru nih" aku mengambil handphone
memfoto bersamanyadengan mulut dimonyongkan sedikit dan pengambilan dari atas
"apaan sih Rain, ngapain foto begitu" ucap Putra dengan melasnya
"biar kekinian Put" ucapku sambil tertawa keras
aku langsung mengeluarkan headset dan mendengarkan sebuah lagu Dragon force
sambil berlari, Putra yang ingin mendengarkan pula mengambil headsetku
"Rain, dengerinnya bareng dong" Putra menarik headsetku begitu saja
"gak ah Put, lo kan udah gue bluetooth lagunya" aku kesal dan menaruh
headset dikupingku kembali
akupun menyanyikan lagu tersebut sendirian
Now here we stand with their blood on our
hands
We fought so hard now can we understand
I'll break the seal of this curse if I possibly can
For freedom of every man
Putra langsung menyalakan mp3nya dan menyanyikan bersamaku sambil berlari
dengan hati yang menyenangkan dan tersenyum manis. Ketika sampai di bundaran HI
aku beristirahat, aku tidak sengaja bertemu teman SDku Romi, Fiski, Feny, Reni
dan Zikri
"Raiiinn" teman - teman SDku memanggilku dengan kencang sambil
berlari kearahku, aku langsung menengok ke arah belakang
"hei kalian, apa kabar?micucomat" aku memeluk mereka satu persatu
"Rain, itu Storm pasti yang lari sama lo" Reni penasaran dan
menanyakan seluruhnya tentangku
"bukan, ini temen gue sahabat gue kenalin namanya Putra" aku
memperkenalkan Putra pada mereka semua
"lari bareng Rain" Romi mengajakku lari bersama, aku menengok kearah
Putra dan ia hanya menganggukan kepala
ada yang ingin mereka ungkapkan secara perlahan, tetapi mereka takut - takut
"mm Rain" Fisky melihat kearah kita semua
"kenapa ky?" aku penasaran dengan muka yang kebingungan
"Storm udah pulang ke Indonesia sejak 2 tahun yang lalu" Romi
memberitahuku dengan tatapan berlinang air mata
"STORM PULANG?SERIUS?put akhirnyaaa penantian gue selama ini
terbayarkan" aku berteriak sambil memeluk sahabatku Putra
"duduk dulu Rain" Asri menyuruhku duduk dan menghela napas
"Storm sakit Rain, dia terkena kanker otak stadium 4 umurnya gak lama
lagi" Zikri menjelaskan sambil mengeluarkan air mata
aku yang mendengar dari teman - temanku ini langsung lemas tak berdaya dan
berpikir kalau hidupku tak ada apa - apa tanpanya
"lo ngapa jadi diem Rain" Putra melihat kearahku sambil memelukku
"gue gak apa - apa kok" aku tersenyum dengan berlinang air mata
"Rain lo harus kuat, jadi Rain yang selalu di kerjain sama anak - anak dan
dia tetap tersenyum" Romi memelukku dengan sabarnya
"lo pasti kuat Rain, yakin" Fisky turut memelukku, akhirnya Feny,
Zikri dan Reni memelukku dengan sedihnya
"kita gak boleh kasih tau lo Rain soalnya takut lo kaya gini tapi kondisi
Storm makin memburuk" Fenny menjelaskan dengan berlinang air mata
"Put pulang yok, ambil motor lo sekarang" aku mengajak Putra
pulang tak sengaja aku terjatuh diantara teman - temanku
Akupun membuka mataku dengan cepatnya dan sudah banyak orang berkumpul disana
untuk membacakan beberapa surat untukku, aku melihat sosok pria yang kutemukan
di Ancol setahun yang lalu
"hai, ketemu lagi kita" aku tersenyum dengan indahnya
"selalu bertemu disaat seperti ini" pria dengan pakian rumah sakit
tersebut tersenyum ke arahku, aku menganggukan kepala dengan lemasnya
"adu du duuuhh, Rain pingsan terus kamu tuh kalo denger nama Storm"
ibuku panik dan melontarkan logat padangnya
"gak apa kok mom" aku tersenyum dengan indahnya
"nah ini, cowo yang bisa bikin Rain diam tante" Putra memberitahu
ibuku yang sedang panik tersebut, mukaku langsung merah padam seperti buah
tomat
"gak Put, jangan gosip deh kaya cewe aja mulutnya" aku langsung
sedikit tersenyum senang
"aku Stormy, Rain" Storm memperkenalkan dirinya kembali
"jadi cowo kaos merah, jaket hitam itu kamu Storm?" aku terkejut
sambil menangis bahagia
"mabe" Storm tersenyum dengan manisnya
"maksudnya?" aku kebingungan dengan tatapan kosong
"aku juga udah daftar sekolah loh disini, ditempat kamu Rain" Storm
langsung mengalihkan pembicaraannya
"ah seriusan Storm?" aku tersenyum bahagia dengan mata berkaca - kaca
"yahilah, lo sama Storm gue sama siapa nanti" Putra cuek kearahku
yang sedang terbaring lemah tak berdaya
"Hei Put, you are my best friend gak bakal gue ninggalin lo" aku
langsung mencubit perut Putra yang besar itu
"tante, beserta yang lain kita kayanya harus keluar deh soalnya lagi ada
yang akhem" Putra meledekku dan membuat tanda love ditangannya
"apaan sih Put" mukaku langsung seperti tomat, merah padam
"pokonya lopelopelah Rain" Putra langsung mencubit pipi tembemku dengan
kerasnya dan langsung keluar bersama yang lain, aku langsung tertawa dengan
simplenya
"sudahlah Storm, Putra memang sarap dia," aku tersenyum dan Storm
memegang tanganku yang sedang kedinginan tersebut
"Rain aku tahu kamu menunggu aku selama bertahun - tahun lamanya"
Storm membisikannya ditelingaku, aku hanya dapat menganggukan kepala saja
"iya bener tuh, Rain nunggu lo sampe dia udah ditembak banyak cowo ditolak
semua" Putra membuka sedikit pintu ruanganku dirawat, Fisky langsung
menjewer telinganya
"Rain dari aku kecil sampai sekarang aku selalu kagum dengan kamu, aku gak
bisa lepas mikirin aku. Sampai akhirnya aku datang ke Ancol dan Putra itu
kenalan aku, dia yang mengatur tempat aku bertemu dengan kamu. Kecelakaan
tersebut terjadi, kamu tercebur kedalam laut aku yang membantu kamu keluar
dalam air tersebut" Storm menjelaskan semuanya sedetail mungkin
aku tak dapat membendung air mataku kembali dan air mata ini bercucuran
membasahi kedua pipiku yang tembem ini
"kok kamu bisa tahu aku dan Putra sahabatan sejak SMP" aku
kebingungan ingin mencari tahu
"Prisa dan Trina yang kasih tahu aku semuanya" Storm menjawab dengan
jujurnya
"Prisa?Trina?tapi kenapa mereka selalu ngebully aku?" aku kebingungan
dengan dahi mengerenyit ke atas
"itu juga aku bayar mereka pake duit 100 ribuan" Storm tertawa
sambil menggelitik perutku
"ah Storm sudah aku geli" aku menggeliat dan tertawa dengan
kerasnya
"lagian si kamu ada - ada saja mana mungkin mereka mau kasih informasi
tentang kamu dengan mudahnya" Storm langsung duduk dibangku dan memegang
kepalanya
"Storm are you ok?" aku memegang kepala dan tangannya, Storm hanya menganggukan
kepala saja
"i'm ok Lainy" Storm mengelus kepalaku dengan lembutnya sambil
tersenyum simpul
"Lainy, will you be my girl friend?" Storm menembakku dengan memegang
tanganku dan mencium keningku, aku hanya dapat menganggukan kepala saja
Putra
dan yang lain langsung memasuki ruanganku dan menyuruhku untuk pulang hari itu
juga
“anak
gila, udah saatnya lo pulang”ucap Putra kepadaku yang sedang falling in love
seperti ini
“lah
ini anak malah bengong, sambil pegangan tangan lagi” Fisky membangunkan
lamunanku
“rupanya
kalian diem – dieman karena sudah akhem ya” Reni meledekku dengan sejuta
caranya
“ah
kalian ini, kepo banget sih” Storm tersenyum melihatku dipeluklah tubuh
mungilku
“nah
benerkan lo udah pada jadian, jujur lo sama gue” Putra penasaran dan melihat ke
arah ibuku
“yeee,
jangan kepo apa nanti gue telpon dan gue ceritain semuanya” aku tersenyum
bahagia sambil melihat ke arah Storm yang memelukku
“bilang
aja kalian iri ngeliat gue sama Lainy kan?” Storm tertawa dengan kerasnya dan
melepaskan pelukannya sambil mencium keningku
“benerkan
kalian udah jadian?” Putra makin penasaran dengan semua ini
“udah,
terus kenapa Put?” aku tertawa dengan sambil mencubit lengan Storm
“eh
besok sekolah gue minta pajak jadian aja sama kalian” Putra memintanya dengan cuma
– cuma
“weits,
tidak bisa gue kan sama Storm bolak balik rumah sakit, udah dua kali gue tepar
begini Put” aku tertawa dengan kerasnya
“lebay
dah lo” Putra langsung mencubit pipiku untuk beberapa kalinya
“sakit
gue Put, jangan sakiti pipi imut ini Put” aku langsung memegang pipi tembemku
dan tertawa
“uuhh
cayang cini cini cakit ya” Storm memanjakanku dan memegang pipi tembemku ini
dan menggelitik perutku lagi
“geli
ish Stom (panggilan Rainny saat kecil)” aku menggeliat makin menjadi
“kalian
ini becanda saja daritadi, Rain ayok pulang sudah banyak petir dan hujan” ibuku
menyuruhku pulang dengan secepatnya
“kamu
hebat Lainy gak takut dengan petir lagi” Storm mencium keningku dengan mesranya
“iya
mom yuk mom, Storm kamu gimana?” aku mengangguk sambil bangun dari ranjang
rumah sakit ini
“sampai
ketemu besok disekolah” Storm tersenyum dengan manisnya dan segera
menggendongku ke kursi roda
“jangan
kaya gitu ah Storm aku berat dan malu banyak orang” mukaku memerah seperti
tomat untuk kesekian kalian
Akupun
pulang kerumah dan keesokan paginya aku melihat Storm disekolah dengan
berpakaian rapi dan lengkap besama sahabatku Putra kita menjalani hari penuh
dengan tawa dan canda sampai akhirnya Storm sehat kembali seperti sediakala,
dengan wawasan yang luas dan mengetahui segala hal aku dan Storm mendapat juara
1 dan 2 saat SMA
FINISH