Nama gue Rainy, gue berpacaran dengan lelaki tampan yang baik hati bernama Storm. Bulan - bulan ini sangat aneh bagiku tak seperti biasanya, aku telah berkuliah di salah satu universitas di daerah Depok bersama Storm hanya saja berbeda kampus. Hari pertama kuliah aku sangat senang sekali tidak berpakaian seragam dan bebas ingin pergi kemanapun tanpa di halau satpam gramedia lagi.
"Raaaiiinn, Storm udah jemput tuh di depan rumah" ibuku berteriak memanggil namaku, dengan secepat kilat aku memakai baju dan sepatu ketsku
"iyaaa mom, Storm wait a minute" aku berteriak dari balik kamar yang sedang memakai pakaian hitam putih dengan rok selutut yang membuatku makin terlihat cantik
jam sudah menunjukan pukul 06.30, seperti biasa aku kesiangan karena semalam aku bertelponan ria dengan sahabatku tercinta Putra beserta teman SDku yang lain, dengan secepat kilat aku membereskan yang akan aku bawa ke kampus di hari pertama
"telat deh gue telaaaattttt masuk jam 7, jam segini masih dirumah" ucapku pada Storm sambil menarik tangannya dengan cepat, jam sudah menunjukan pukul 06.45
"tenang sayang tenang" ucap Storm sambil memeluk diriku dengan secepat kilatnya aku membalas pelukan tersebut dengan keadaan masih panik
"gak bisa sayang, bisa abis aku sama Zeno (kakak kelasku saat SMP) yang kelakuannya ih amit - amit deh yang" aku sangat ketakutan saat itu sambil menarik tangannya menuju motor kesayangannya
"yaudah iya, sekarang berangkat ya sayang" ucap Storm sambil memberikan helm kesayanganku bergambar cartoon favoriteku, aku memeluk tubuhnya dengan erat tercium bau parfum kesukaanku semasa aku kecil dahulu
Selama perjalanan aku tertidur dengan pulasnya di pundak Storm yang kurus seperti ingin tertiup angin tersebut, sesampainya dikampusku Storm membangunkanku dengan kalimatnya yang lucu
"Lainy, wake up sayang sudah sampai kerajaan poseidon" Storm membangunkanku dengan kalimat yang membuatku ingin tertawa, kata - kata di zaman aku kecil dahulu 'aku pengen ke kerajaan dewa poseidon dan dewa zeus' dengan imajinasi liarku saat itu
"iya sayang aku udah bangun kok" ucapku sambil mengucek mata dan melihat sekeliling, langsung aku turun dari motor dan kiss bye ke arah kekasih pujaan hatiku tersebut
"sayang kissnya dong" Storm memanggilku dengan manjanya, dengan cepat aku tersenyum dan mengatakan 'ini tempat umum sayang' sambil berlari menuju kampus baruku
Sesampainya dikampus aku bertemu dengan Zeno, wajahnya yang terlihat makin bengisdengan mata tajamnya yang membuatku semakin ketakutan
"eh ada preman sekolah" Zeno menegurku dengan sorotan mata tajamnya
"jangan gitu apa, gue takut ini" aku langsung menutup mata dengan telapak tangan ditempelkan pada wajahku
"masuk dah buru Rai (panggilan Zeno untuk meledekku)" ucap Zeno menggodaku dengan senyuman liciknya
aku langsung berlari menuju pelataran kampus dengan sangat cepat dan sampai tempat tujuan dengan selamat sentosa pemeriksaan berbagai makeup pun dimulai, Tiba Zeno ditempatku
"bawa apaan lo Rai?" ucap Zeno dengan mata tajamnya ke arahku
"ga bawa apa - apa ko santai aja" aku tersenyum sambil menutup wajahku dengan tangan yang kala itu memakai cincin yang diberikan oleh Storm beberapa bulan yang lalu
Zeno memeriksa seluruh tasku yang berisikan parfum dan sisir, langsung diambilnya tanpa banyak kata lagi
"ngambilin minyak wangi gue mulu ah, sama sisir buat apaan si (zaman smp ke kelasku hanya meminta parfum dan meminjam sisir tetapi tak dikembalikan)" aku marah - marah melihat kelakuannya yang membuatku jengkel
"bau parfum lo enak Rai, udah gitu sisir lo lucu - lucu buat adek gue tapi sekarang gak boleh bawa sisir sama parfum" Zeno memakiku seenaknya saja dengan kata - kata yang membuatku sangat kesal 'tenang aja nanti gue kasih cowo lo kok' Zeno membisikku dan berlalu dengan tersenyum
"nama lo Rai ya, kaya nama cowo" seorang pria dengan rambut botaknya mengagetkanku dari belakang
"bukan, emang sarap itu orang jangan di dengerin" ucapku kesal, dengan arah mata tajam ke arah kakak kelasku tersebut
lelaki tersebut hanya tertawa dan tersenyum dengan manisnya, tiba waktunya pengelompokan dimulai. aku yang mendapatkan 20 b langsung menuju tempat tersebut
aku berkenalan dengan lelaki yang secara keseluruhan seusia denganku, aku bercanda banyak dengannya sampai akhirnya dia menanyakan namaku
"udah ngomong panjang lebar tapi gak tau namanya, siapa nama lo?" seorang pria berkulit putih dengan badan kekar dan menyukai binatang liar tersebut menanyakan padaku
"Rainy, lo siapa?" aku menanyakannya pada lelaki tersebut
"gue Ardi" ucap lelaki putih yang duduk dibelakangku tersebut
Setelah perkenalan tersebut aku bersama teman - temanku disuruh menulis surat cinta utuk kaka tingkat kita, aku menuliskan surat cinta tersebut ke kak Andra, kakak tingkatku yang saat itu sedang mengurusi kami
"ka, ini buat kaka" ucapku malu - malu dengan muka memerah, terdengar suara dari ujung 'tumben dapet surat Ndra' sambil berjalan begitu saja, ka Andra hanya tersenyum saja
Setelah seluruhnya selesai aku melihat banyak panggilan masuk, 25 panggilan tak terjawab dari Storm dan 75 panggilan tak terjawab dari Putra. Aku langsung menelpon mereka, yang dingkat hanyalah Putra
"nape lo nelpon duluan tumben amat" ucapku dengan nada penasaran
"lo itu udah ditungguin Storm di depan kampus lo, eh lo gak nongol. Cuma mau kabarin kalo gue tunangan hari ini sama Tisya temen SMA kita dahulu. Gue ngabarin mendadak sorry gak sempet gue ngurusin kuliah di USA berdua sama Tisya, gue juga baru kabarin Storm dan dia nelpon lo gak diangkat berkali - kali" Putra menjelaskan keseluruhannya
"iya Put, lagi digantung gue di tiang bendera" aku bercanda garing dengannya sambil berjalan ke arah depan kampusku
"kali dah lo digantung di tiang bendera" Putra menganggapnya terlalu serius
"ya enggaklah gue abis ospek tadi, ketemu Zeno sial banget hari gue sisir sama parfume kena sita katanya si bakal dikasih ke Storm tapi palingan kaya biasa parfum gue abis, kan lo tau dia ke kelas dulu ngapain cuma mintain parfum gue doang" kesalku makin menjadi dan aku sedang menunggu seseorang
Saat itu juga aku melihat seorang pemuda melajukan motornya dengan sangat cepat dan berhenti tepat didepanku dengan menyerukan kalimat khasnya
"Lainy, sudah pulang" Storm langsung memberikan helm dan memelukku dengan mesranya, sampai dilihat senior - seniorku
"sudah Storm, aku malu disini tempat umum tidak seperti Australia" aku tersenyum manis dengan diikuti suara gemericik hujan
"hujan Lainy, ayok kita berteduh" Storm melindungi kepalaku dengan jaket hitam kulit kesayangannya
"kamu lupa Storm, aku bertemu kamu saat hujan turun dan sampai detik ini aku tetap menyukai dan sudah mencintai hujan" ucapku dengan tersenyum manis
"iya sayang iya, yuk kita dansa hujan" Storm menari bersamaku dengan gerakan yang sangat lincah
"kamu bisa dansa hujan juga Storm?" ucapku dengan rasa kagum
"kan aku melihat kamu kemarin menari hujan bersama Putra" Storm mengakui telah memperhatikanku dari kejauhan
"oh oke oke" ucapku sambil menari dibawah derasnya hujan kala itu
"pulang yuk Lainy" ajak Storm saat banyak petir menghampiri, aku hanya menganggukan kepala dan menaiki motor bersama Storm
hujan saat ini, tidak seperti hujan saat - saat kemarin yang selalu di payungi dengan ratapan kepergian Storm dan menunggunya kembali ke Indonesia. Akupun pergi ke taman saat kita berpisah dahulu
"taman perpisahan, masih sama seperti dahulu. Udah lama aku gak kesini" ucapku ketika ingin pulang kerumah dan Storm mendadak berhenti
"iyap tempatnya sama, bau bunga kamboja yang sama, dengan orang yang sama bedanya saat ini seorang anak kecil itu telah terikat" Storm menengok kearahku dan turun dari sebuah motor, digendonglah aku secara tiba - tiba
"sudahlah, aku berat sayang jangan seperti ini aku malu" ucapku dengan pipi merah seperti sebuah tomat
"aahh tidak kamu enteng kok" ucapnya dengan senyuman yang menggoda
aku dan dia duduk berdua di sebuah kursi taman, tanpa sengaja kepalaku jatuh tepat di pundaknya, Storm memelukku dengan mesranya
"Lainy, aku sayang banget sama kamu cintaku sebesar gunung dan melebihi dunia ini" ucapnya dengan nada serius
"sejak kapan kamu bisa gombal seperti ini?"ucapku dengan nada kebingungan
"aku serius sayang" ucapnya dengan senyuman terindah yang pernah kulihat dahulu
"iya iya" ucapku seraya mengangguk pelan
"Rainy, will you be my wife?" Storm membalikan badannya kearahku dan memberikan sebuah cincin sederhana kepadaku
"I think yes" aku menganggukan kepala sambil tersenyum manis dengan memeluk tubuhnya yang basah tersebut
Akupun pulang kerumah bersama dengan Storm dengan senyuman paling bahagia dan paling istimewa, aku melihat kembali taman perpisahan kita dahulu sambil tersenyum manis. Banyak kenangan terindah disana, sebuah tempat yang menjadi saksi bisu perpisahanku dengannya dan menjadi saksi bisu pelamaranku disana, semua tampak mulus hingga kuliahku dan dia selesai
FINISH
No Comments
RAINY I LOVE YOU
undefined
undefined. undefined
undefined. undefined

