Nama gue Maura, gue sudah menikah dan memiliki seorang anak yang lucu. Ketika tengah malam anakku Sukma berumur 1 tahun menangis karena ngompol. aku langsung bankit dari kasurku dan ingin menuju ke tempat tempat tidur anakku, tetapi ditahan suamiku Dave.
"udah sayang biar aku aja, kamu tidur lagi aja ya sayang" Dave tersenyum dan langsung bangkit menuju ke tempat tidur anak kita
"aku aja Dave, besok kan kamu kerja sayang masuk pagi loh" aku tersenyum dengan manisnya
"gak sayang, aku aja soalnya aku juga mau ngurus anak kita" Dave menyuruhku untuk tidur kembali
Ketika pagi menjelang selesai aku solat subuh, aku memasak masakan kesukaan suamiku ini dan membawakan bekal untuk dikantor nantinya. Aku langsung membangukannya ketika semua telah siap
"sayang, bangun udah pagi" aku membangukannya dengan berhati - hati
"iya sayang, sudah jam berapa?" Dave penasaran menanyakannya denganku
"jam 07. 00 sayang" aku tersenyum manis dan ditariknya tanganku dengan lembutnya
aku bertemu dengannya di sebuah kolam renang yang terletak di daerah Jakarta, saat itu di dalam kolam aku sedang mengobrol dengan teman dekatku Wina
"Maura, cowo gue nih masa dia ngajakin gue gak bener" ucap Wina dengan hati yang gundah
"ya jangan Win, memang gak benernya kaya gimana?" aku penasaran dengan ucapannya
"ya dia ngajakin gue ng*w*" Wina berbicara perlahan sambil membisikan ditelingaku
"janganlah Win, masa depan lo bisa hancur" aku terkejut dan berbicara dengan kerasnya
semua mata melihat kearahku, tak sengaja ada sosok pria tampan sedang berjalan melintasi kita. Aku secara tak sadar melihat sosok pria Cina yang bermata sipit sambil melamun dengan mulut menganga
"Maura cowo gue kemarin beliin gue cincin permata loh" Wina memberitahukanku, hanya saja aku tak mendengarnya
"Mauraaaaaa" Wina mengagetkan lamunanku
"kenapa Win, kenapa?" aku terkejut dan tercebur dalam air
"udah ah, eh Ra lo kan jago renang nih juara 1 seinternasional lawan gue yok" Wina menantangku dengan senyuman sinisnya
"ayo Win, gue gak takut" aku menyetujui dan mengangguk bersemangat
aku dan Wina bertanding dikolam renang dengan jarak 100 m tersebut, aku menunjukan keahlianku disana tetapi kali ini aku kalah, kita seorang atlet nasional renang yang sudah sampai ke mancanegara hanya saja aku sering mendapatkan juara terbaik se internasional
"gue menang, Tuhan akhirnya gue bisa ngalahin juara terbaik se internasional" Wina mengeraskan suaranya dengan lantang
"ih Win, apaan sih jangan begitu ini belum seberapa lagi. Masih banyak kok yang lebih bisa ketimbang gue" aku merendahkan diri dengan senyuman manisku
"gue punya akal, lo kan kalah nih ya tandanya gue kasih hukuman ke lo" Wina tersenyum bangga dan menertawakan diriku
"perjanjiannya ga ada hukuman ya Win" aku mencubit pipi Wina yang tembemnya 10 cm tersebut
"pastinya ada dong, lo liat gak cowo Chinese disana coba lo ajak kenalan dia Ra. Doi pelatih renang handal disini, sama dia kaya lo juara 1 tingkat mancanegara. Udah sampai Eropa doi" Wina menjelaskan sedetail mungkin
"wuih keren dong Win, gue malu ah malu banget" aku menutup mukaku dan tersenyum dibaliknya
"sini deh gue anterin Ra, lo malu begini karena lo suka ya sama doi" Wina meledekku dengan tertawa sekeras mungkin
"ih biasa aja kali Win, aaaa gue kan mau kejuaraan dikit lagi makanya gue latihan disini selain sama pelatih kita. Lagian gue mau fokus kejuaraan dulu" aku tersenyum manis sambil melihat kearah lelaki tampan tersebut
Wina keluar dari kolam renang tersebut sambil ditariknya tanganku dengan keluguanku aku menuruti saja
"bang Dave, ada yang mau kenalan nih sama lo" Wina memanggil pria tersebut dengan lantangnya
"wuidih Win, temen lo boleh banget tuh gue jadiin pacar" Dave meledek Wina dengan tawa lepasnya
"iya dong temen Wina, dia juara mancanegara juga nih bang" Wina tersenyum sadis kearahku seketika aku menjadi cewe pendiam
"yaudah sini deh Win, temen lo biar dia ngobrol sama gue" Dave tersenyum manis kearahku diselingi tatapan sadis
"yaudah bang, gue tinggal yaaa" Wina kembali lagi kekolam tersebut, aku langsung menarik tangannya
"Win, sini temenin gue" aku memohon dengan kaki gemeteran
"selamat bersenang - senang sahabatku yang manis" Wina meninggalkanku begitu saja
Tanpa basa basi dari mulutku dan sama - sama terdiam Dave pun membuka percakapan yang membuatku sangat gugup sekali
"eh iya nama lo pasti Maura Anastasya kan?" ucap Dave sambil menikmati roti bakar yang dibawa dari rumahnya
"iya, nama lo Dave Sebastian bukan?" aku hanya menebaknya saja
"nah bener, kok lo bisa tau nama gue?darimana?" Dave terkejut dengan pertanyaanku tersebut
"gak cowo yang juara mancanegara itu kan Dave Sebastian" aku tersenyum simpul dengan malu - malu
"lo juga keren kok Ra, keren banget saat lo tanding di Spanyol gue terpukau melihat lo" Dave langsung menatapku dengan tatapan manjanya
"Maura, Dave ada yang tenggelam nih 3 orang bantuin. Anak kecil semua" Wina memanggil kita dengan kerasnya
"oke oke kita kesana Win" ucapku dan Dave secara bersamaan
aku dan Dave langsung menyebur ke dalam kolam tersebut, membantu Wina yang sedang kerepotan mengurusinya. Dengan cepat aku menekan dada dan memberikan nafas buatan ke anak tersebut, setelah siuman aku langsung menyuruhnya untuk berada dikolam yang lebih kecil. Wina dengan kerepotannya memanggilku
"Ra, ini bocah kok ga sadar - sadar sih udah gue teken dadanya, " Wina sangat panik melihat hal tersebut
"Dave bantuin gue, gue teken dadanya lo kasih napas buatan" aku sangat panik melihat kejadian tersebut
"yahilah Ra, Ra lo mah biasa minta bantuan gue, sekarang Dave lo naksir ya" Wina mendekatiku dan membisikan dikupingku
"ga Win, ga soalnya ini anak kan cowo masa iya lo yang kasih napas buatan. Tadi aja lo gak kasih napas buatan kan?" aku ngeles dengan berjuta alasan
"pinter banget emang juaranya jago ngeles temen gue yang satu ini" Wina berbicara dengan lantangnya
"Win, udah jam 12 nih, jam 1 gue mau ketemu pelatih. Gue balik duluan ya" aku tergesa - gesa dengan cepatnya aku berganti pakaian dan mengecek iphone ku
"Mauraaa, gue anterin ya biar lo ga terlambat. kan kasian pak Kuncoro sendirian disana. Nanti beliau ngomel gak jelas lagi" Dave tersenyum
"nanti gue ngerepotin elo dong" aku gak enak hati dengannya
"udah slow aja kali Ra, bentar ya gue ganti baju dulu" Dave dengan cepat berganti pakaian dan menarik tanganku sambil berlari
diperjalanan aku dibonceng Dave menggunakan motor ninja kesayangannya tersebut, dengan cepat dan perhitungan matang dia menembus perjalanan dan tak sengaja aku tertidur dalam sambil memeluknya
"Ra, udah sampe nih bangun Ra" Dave membangukanku dengan ciuman yang mendarat dipipiku
"apa - apaan lo Dave nyium gue seenaknya saja" aku langsung memakinya
"sorry sorry gak sengaja, biasa kalo bangunan Wina adek tergenit gue harus begitu"Dave tersenyum dan meminta maaf kepadaku
"yaudah gue masuk dulu" dengan omongan jutekku
malam harinya aku mengingat kejadian tadi siang yang tak bisa ku lupakan begitu saja batinku berbicara "baru kali ini aku dicium sama seorang lelaki selain ayahku"
dua bulan kemudian handphoneku berdering kerasnya dimalam hari, aku yang sedang tertidur di kostan kecilku ini langsung mengangkatnya
"siapa nih udah malem, besok gue mau tanding nih" aku ngedumel karna membangunkanku
"ini gue Dave, mau ngobrol banyak sama kamu" ucap Dave sambil manja kepadaku
"aahh, Dave sumpah dah gue ngantuk banget" aku mencari - cari alasan
"yah Ra, padahal aku mau ngomong serius sama kamu" Dave mencari alasan supaya bisa mengobrol banyak denganku
"lo tau id line gue dari siapa?" aku penasaran dan langsung menanyakannya begitu saja
"dari Wina...." ucap Dave dan dari ujung sana Wina langsung memutus omongan Dave
"sini lo curut senang - senang kita, jangan kuliah mulu yang lo urusin. bisa oon lo" Diujung telepon Wina sedang mabuk dengan tertawa
"Wina, jangan mabok mulu lo tobat dong" aku memarahi Wina dengan kerasnya
"tau nih Wina udah gue kasih tau jangan, masih aja maksa" Dave memarahi Wina dengan kesalnya
"gue otw kesana Dave, jaga Wina jangan sampe kemana - mana" aku langsung meluncur menggunakan mobil kesayanganku
setelah aku sampai ke bar tersebut aku melihat Wina sedang berjalan sempoyongan tak tau arah, Dave hanya dapat membantunya
"eh geblek, si Toni (cowonya Wina) gue liat tadi dia disini. Jalan sama itu bocah kampungan" Wina tersenyum dan menunjuk ke arah cowonya
aku langsung pergi ke arah cowo tersebut dan benar dia sedang berkencan dengan wanita lain, yang lebih cantik dari Wina
"sini lo Ton, ngapain lo sakitin sahabat gue?" aku memakinya dengan keras
"ah itu cewe gak bisa gue boboin" ucap Toni dengan maboknya
aku tanpa sadar dipeluk dari belakang oleh orang yang tak ku kenal sebelumnya dan ingin menciumku dengan garangnya
"heh, ngapain lo disini?ngapain lo meluk gue. Gue bukan cewe murah ya" aku tak kuat untuk melepas pegangannya
"Maura, lo lupa kita pernah jalan bareng dulu waktu SMA" ucap Ronni mantanku dahulu
"Davveeee toloonngg, ini mantan gue risih gueee" aku memanggil nama Dave dengan sekeras mungkin
"lo ngapain gangguin cewe gue, ini udah jadi hak milik gue" Dave melotot ke arah Roni dan mendorongnya
"yang penting gue pernah jalan bareng sama dia" Roni tersenyum dengan sinisnya
"Ra, lo gak pantes disini mendingan lo pulang sekarang sama Wina, Biarkan dia nginep dirumah lo. Urusan bilang ke nyokap biar gue aja yang cari alasan" Dave tersenyum dengan manisnya
keesokan harinya tepat aku bertanding berenang se mancanegara, kali ini Indonesia sebagai tuan rumah.
"buruan lo bangun, gue mau tanding nih Win" aku membangunkan Wina dengan susah payahnya
"iya Ra, iya by the way kok gue bisa ada dikostan lo gini" Wina sangat terkejut dan tersenyum malu
"lo mabok Win, makanya gue langsung datang dan cepat - cepat gue bawa lo ke kostan gue" aku menceritakan kejadian semalam
"buruan mandi, pake baju yang itu gak apa - apa deh" aku mencari jalan pintasnya
"gah nanti Kuncoro ngomel kalo gue gak pake seragam" Wina sangat ketakutan
tiinn tiinn, terdengar klakson mobil Wina diluar kostanku aku langsung keluar dan melihat sekitar
"pagi sayang" Dave memanggilku
"sayang sayang palelu peyang" aku tertawa dengan kerasnya
"buruan Ra, masuk lo juga Win masuk baju semuanya udah ada di bagasi Win" Dave memberitahu Wina dengan kasarnya
"iyaelah bang, santai santai" Wina segera berganti pakaian dengan rapi nya
"pokoknya Ra, kalau lo ketemu sama Rebbeca harus lebih cepat renangnya soalnya dia mengalahkan semua orang yang ada di Eropa waktu itu dengan cepatnya" Dave memberikan bocoran kepadaku
aku hanya dapat mengangguk saja, kemudian Wina dengan cepat datang dan tersenyum dengan puasnya
"buruan jalan, nanti lo telat Ra gak sabar gue liat lo tanding" Wina menarik tanganku dan Dave supaya cepat - cepat menuju ke pertandingan
sesampainya disana, tanpa sengaja Dave melihat Raberta sedang mengobrol dengan pelatihnya. Dengan tersenyum puas Dave mendatangiku
"inget kata - kata gue barusan Ra, lo pasti menang. Kalo lo menang gue bakal lamar elo" Dave tersenyum dan mencium pipiku kembali, kali ini entah apa yang terjadi aku tidak marah
"halah gombalan lo Dave Dave" aku hanya menggelengkan kepala saja
Pertandingan dimulai dan aku sangat ketakutan disana, aku melawan berbagai negara. Aku takut karena aku membawa nama negaraku Indonesia, seorang presenter mengumumkan bahwa saat ini giliranku untuk bertanding
"urutan pertama Rebecca, urutan kedua..... dan urutan terakhir Maura" presenter tersebut memanggil namaku dan nama peserta lain
dengan secepat mungkin aku berenang sampai akhir, akupun memenangkan pertandingan kali ini dikarenakan Rebecca keadaannya sedang kurang fit. saat diumumkan kejuaraan kakiku gemetaran dan tak bisa berkutik kembali, badanku panas dingin karena ketakutan
"kejuaraan mancanegara kali ini juara tiga jatuh kepada..... juara 2 jatuh kepada Rebecca Britney dan juara 1 pertandingan renang internasional kali ini jatuh kepada..........Maura Anastasya, juara berturut - turut lomba berenang tingkat mancanegara" presenter tersebut mengumumkannya
"gue?gak salah?eh bener gue kan Win?" aku sempat tak percaya dapat mengalahkan Rebecca begitu saja
selesai aku mendapatkan piagam dan piala besarku kali ini, Dave dan Wina mendatangiku dengan segera dan Dave meminjam mic presenter tersebut
"Maura Anastasya maukah kamu menikah denganku?" ucap Dave dengan mic tersebut
aku hanya dapat mengangguk pelan dan diselingi dengan senyuman - senyuman maluku yang terlihat jelas oleh temanku ini.
Kembali dikamar bersama suami dan anak tercintaku
"sayang mandi sana, bau tau badan kamu" aku meledek Dave dengan senyuman manjaku
"nanti aja ah, masih mau peluk istri aku yang paling manis" Dave tersenyum dan mencium pipiku dengan lembutnya, selembut menciumku waktu diantar menggunakan motor
"kamu kan harus kompetisi renang hari ini se mancanegara, lawannya Wina sama aku" aku tertawa meledeknya dengan hati yang berbunga
"kok lawannya adek aku sama istriku si sayang" Dave masih memelukku dengan mesranya
"iya dong sayang, kamu lupa ya aku udah bisa ngalahin Rebecca begitu saja" aku tersenyum dengan bangganya
"iya deh sayang iya, mandi bareng yuk" Dave menarik tanganku begitu saja
"dasar suami aku mesum" aku mencubit pinggangnya begitu saja
"uuhh cini cini biar aku cium lagi" Dave memanjakanku dengan kelembutan dan ketulusan hatinya, Dave sesegera mungkin mencium keningku
"yaudah aahh cepet ganti baju abis itu renang, aku ngidam sayang pengen renang" aku yang sedang hamil 3 bulan sedang ingin sekali renang
"iya deh iya, biar anak kita bisa ngalahin Rebecca juga" Dave tertawa dengan senangnya
Dave dengan cepat berganti pakaian dan melajukan mobilnya dengan pelan sambil memegang tanganku, anakku tak lupa dibawa di pangkuanku yang sedang tertidur pulas, Sesampainya disana aku dan Dave berganti pakaian tak lupa anakku, aku pakaikan pakaian renangku sewaktu aku masih kecil dahulu. Aku tersenyum dengan bahagia kalau aku tak salah dalam memilih pasangan hidup
FINISH
No Comments
CINTA SEJATIKU
undefined
undefined. undefined
undefined. undefined

