ANTARA CINTA DAN SAHABAT

undefined
undefined. undefined

Kamu satu-satunya yang ada dalam hidupku saat ini, gebetanku yang teramat tampan dan pintar dalam mencari rezeki, rajin solat dan bisa mengaji idamanku saat ini. Jeleknya dia hanyalah playboy dan suka sekali bermain wanita

“ka, kok gaji kita Cuma segitu sih? Ga demo ka?”

“pernah si demo, kita ga ngecall seharian gitu, Cuma tetep aja ga naik”

Sepertinya hanaya aku yang mengerti ucapan dia saat itu karena temanku tak mengerti maksud dari pembicaraannya, semakin hari aku memandangnya dari kejauhan mata memandangku agar dia terlihat lebih sempurna

“lu anaknya Dito? nama facebook lu desy sekarwari?”

“bukan, Setepani Shibela”

Diapun hanya menganggukan sambil tersenyum manis padaku, aku yang sedang menelpon nasabah langsung bersuka cita menyambutnya ,setahun dua tahun berlalu dan berlanjut dengan suka citanya belajar dari setiap pengalaman orang yang ada disekitarku saat itu

“Bela bangun udah pagi, tuh dijemput sama cowo diluar” mamaku membangunkanku

“sama siapa ma?perasaan aku ga janjian sama Ipen deh ma”

“itu ada di depan bel, liat aja”

Aku melihatnya sedang berdiri tepat didepan rumahku

“hai bela, ilernya masih ada tuh. Cepetan mandi, trus ganti baju kita cus jalan ke tempat paling istimewa”

“lu tau dari mana kak rumah gue?” aku penasaran

“dari Ipan”

Akupun buru-buru mandi, ganti baju dan  jalan ketempat spesial yang dia bicarakan sedari tadi

“naik kereta aja ya bel”

“apa ajalah kak Pino yang penting lu seneng”

“bener ya, apa aja”

Akupun jalan bersamanya sesekali dia memegang tanganku dengan senyuman manis, diwajahnya yang membuaku menjadi tambah sayang dan cinta kepadanya

“ngapain sih lu megangin tangan gue daritadi ka?”

“ga kenapa-kenapa kok bel, pengen aja pegang tangan lu yang halus ini”

“cih gombal, lu kan udah cewe ka 3 biji lagi dan semuanya itu temen gue semua”

“gpp kali ah, ga perlu sungkan”

Akupun bersamanya berjalan dan akhirnya sampai di stasiun kereta dekat dengan rumahku, membeli tiket dan naik kereta dengan tidur di pundaknya

“bel bangun udah sampe” dia membangunkanku dengan begitu cepat

“kamu ko ngajak aku ke sini sih, keren banget ini”

“lo suka tempat ini bel?

“suka banget”

“bangun bel bangun”

“eh iyak bangun, ini masih dikereta ya? dikirain di taman, mimpi diajakin kesana” aku tersentak kaget

“mimpi apaan sih kamu, yok turun udah sampe nih”

Tak sengaja mataku melhat pada lelaki paruh baya dengan pakaian misteriusnya

“kak Pino, itu orang kenapa ngeliatin gue ya?ada yang aneh dengan diriku?”

“abis kamu terlihat cantik, makanya dia melihat kamu sampai begitu”

Aku tersenyum dengan manisnya merasakan yang paling cantik dimuka bumi dan diantara wanita yang ada dalam kereta ini, ditariklah tanganku olehnya yang kala itu aku sedang ingin mengantri minuman

“ka, lu ga haus apa?”

“gak”

“oh oke kalo gitu” aku kembali mengantri

“buruaaannn belaaaa, gak ada waktu lama, tempatnya mau tutup sedikit lagi”

Tanganku kembali ditarik olehnya dengan radius 1000 km akhirnya kita sampai ke tujuan tersebut

“ini kan bel, toko yang selama ini lo cari? Toko antik tahun 80an dengan musik dan lagunya”

“keren kok keren, gue suka banget tempatnya recomend lah ya”

“btw bel, mau gue fotoin gak?biar bagus kaya di inagram gitu”

“gak usah kak, gue bukan anak jaman now, yang ada lokasi bagus foto, cekrak cekrek sana sini”

“untung aja pilihan gue tepat kali ini”

“maksudnya ka?”

“ah gak kok bel, udah pesen makan dulu aja yok”

Datanglah sahabatku yang saat ini sebagai kekasih ka Pino juga, akupun langsung keluar dengan sendiri dan harus mengetahui situasinya saat ini juga

“eh ada neng Vira, mau ngapain?”

“elo yang ngapain Bela, ngapain lu sama cowo gue? Kaya gak ada yang lain aja”

“nyeh bukannya gitu Vir, gue sayang sama dia dan cinta sama dia maapin gue”

“udah udah jangan pada berantem, dia memang gak baik buat kalian. Jangan hanya karena cowo ini kalian berantem” Jaya melerai kita yang hampir jambak kerudung

“ngapain sih kalian memperebutkan gue, jelas-jelas gue lebih milih Vira karena gue Cuma nganggep lu kaya adek gue sendiri”

“ah oke gak apa kok, gue jadi bisa tau harus kemana kaki gue melangkah saat ini”

“yaiyalah dia milih gue, orang gue lebih cantik dari lu”

Akupun pulang kerumah dalam keadaan kecewa berat untuk yang beberapa kalinya, banyak panggilan masuk yang menghampiriku saat ini

‘ka Pino 10’

‘Vira 30’

Virapun menghubungiku kembali dengan paniknya

“Bel, ngapain lu balik? Sini main sama gue”

“gue sadar dirilah Vir, dia itu udah jadi milik lo dan ga seharusnya gue menjadikan dia cowo gue, apalagi orang yang gue harapkan”

“yaudah makanya lu kesini dong, jangan ngambekan mulu”

“iye gue balik lagi dah, orang gue ketempat temen doang tadi”

Beberapa hari kemudian dia mendekatiku kembali, masalah kerjaan saja

“ka, kayanya data gue empuk dah”

“ga ada data empuk lu aja yang ga bisa ngolahnya, semua datanya sama kok”

“oalah begitu ya ka?”

“iya makanya lu closingin tuh datanya”

Seperti orang berpacaran, aku dipersilahkan untuk melihat komputernya dengan banyak 
penjualan darinya

“tuh liat bel, dari data lu semua kan?”

“iyak”

“lu nelpon jam 8 lagi nganter anak, pas jam 9 gue telpon langsung agree to buy, gue begini biar lu kebuka  aja hati dan jiwa lu”

Akupun mengangguk dengan mengerti dan aku melanjutkan telpon nasabah dengan girangnya, jam pulangpun tiba aku diajak ketemu oleh cewenya dia dan akupun gak ikut dikarenakan aku brsama sahabatku Ipan. Aku tetap menganguminya hingga kini walau dia menganggapku hanya sebagai seorang adik untuknya, mengagumi yang tak lebih dari sekedar cinta dan perasaan ini tetap terjaga sampai saatnya tiba ­­­



sh1b3l

Your Reply