PANTASKAH AKU UNTUKMU

undefined
undefined. undefined

Nama gue Maura, gue berasal dari kota Jakarta, gue mencintai seorang lelaki yang menurut gue gak pantes buat gue. Mungkin kalau dibilang seperti seorang pangeran dan pengawalnya, seperti itu bila ku deskripsikan. Dia bernama Nino yang ku kenal dari dunia game, kita berdua memiliki seorang kekasih. Saat itu aku dihapakan 2 pilihan yang tidak ada jawabannya olehnya, awalnya aku dipanggil tante dan aku tidak terima

"tante"

"jangan tante kenapa sih, masih 18 tahun gini"

"terus apa dong?ade?"

Akupun kebingungan dengan pernyataannya tersebut, kemudian dia menanyakan aku tentang semua hal yang menyangkut akan diriku

"setelah ini mau kuliah dimana?"

dengan style khas dan gaya khasku aku menyebutkannya begitu saja

"gunar"

"gunar itu di bandung kan?"

"bandung darimana jelas - jelas ada di depok"

Aku sebal sekali kala itu dalam hati berkata 'itu kampus gue kok, sotau banget si' akhirnya dia memutuskan untuk taruhan denganku yang membuatku sangat kebingungan

"kalo gue bener, lo jadi couple gue. Kalo gue salah gue jadi couple lo"

"sama aja dong apa bedanya"

"udah deal ga?"

"deal aja deh"

akupun menyetujui kesepakatan kita tersebut, dia mencari - cari tentang Gunar tersebut dan yang ditemukan ternyata kebenaranku

"yaudah deh kamu bener"

"lah gak bisa gitu dong"

"soalnya lebih rinci lo"

"iya iya"

Dia pun menceritakan personal akan dirinya, yang suka dengan dunia seperti Rio Haryanto bukan dunia sih tetapi lebih ke hobinya

"beb mau liat gak foto - foto aku race di Malaysia"

"boleh boleh"

Aku memberikan sosial mediaku, dia meminta sosial media temanku yang biasa kupanggil mom bernama Jeni

"eh bukan di Malaysia deh di Ausi"

"okay okay"

"momi minta sosial medianya dong"

"lagi brb dia beb"

Aku melihat foto - fotonya dan aku berpikir 'apa pantas dia untukku' yang membuatku sangat kebingungan hingga saat ini, ya semacam seperti lagu galau, ketika aku sedang melamun temanku Reni mengangetkanku

"woy Ra lagi ngapain lo"

"lagi bingung gue Ren, apa pantes dia buat gue"

"pantes pantes aja ko, cinta ga memandang harta kali"

"iya emang tapi kalo orangtua dia ga nerima gue gimana?"

"ayolah ini real life bukan sinetron"

Akupun tidak mengabarinya dan bertanya kepada setiap orang yang ku ajak berbicara, sampai suatu hari sahabatku Monyi menelponku untuk kesekian kalinya dan aku meminta sarannya. Harus bagaimana dan seperti apa

"gue lagi bingung, gue jadian di game sama cowo tajir sih tapi ya gitu mainnya ke luar. Apa pantes gue buat dia?ketinggian gak sih?"

"gak lah Ra, tinggi banget itu mah gak mungkin lo bisa setara sama dia"

"iya sih Nyi, tapi gue udah sampe ke hati"

"nih ya Ra, temen gue dia itu bisa dikatakan sorry nih ya simpenan om om. Dia punya segalanya Ra, tapi badan apa coba? dia bisa ngasih apa? badan dia Ra, untung tanggung jawab jadi istri kedua"

akupun langsung berpikir panjang akan hal tersebut dan masih kebingungan, hal yang tak wajar untukku yang susah untuk jatuh cinta akan hal ganteng, tajir dan sebagainya tersebut

"terus jalanin aja nih Nyi?"

"yaudah jalanin aja, lagian nih ya kalo lo ga ada yang mau gue siap kok buat mungut lo"

"sialan lo Nyi, kaya kucing aja gue dipungut"

"lah bener kan, kalo lo udah gak ada yang mau gue mungut lo"

"aaaaaa, bahasanya lo itu loh mungut emang gue kucing yang dipungut gitu"

 "besok ya, jadi nonton horrornya"

"iya jadi"

Monyipun langsung menutup telpon dan aku segera tertidur dengan lelapnya bersama bantal dan guling tersayang. Beberapa hari kemudian, Nino menghubungiku kembali setelah sekian lama tidak ada yang menghubungi

"beb, aku bikin ava baru nih namanya N1N0"

"kok?emang yang lama kemana?"

"iya yang lama itu pake uang haram gitu, jadi gak bisa di earn"

"oalah yaudah"

Aku langsung membuka game tersebut dan bermain bersama dia, sedang asik - asiknya bermain dia pergi sebentar untuk race bersama temannya yang bernama Reno. Sepulangnya dari sana Nino seperti orang yang sedang galau galau merana

"yang"

"kenapa?"

"aku pergi sebentar ya"

"mau kemana?"

"race, sama temen"

"oalah yaudah"

"kalah lagi kalah lagi, Reno curang banget start duluan"

"yaudah semangat ya sayang"

"iyaa sayang, kalo kaya gini enakan clubbing"

"yailah ngapain sih clubbing, nikmatnya cuma sesaat"

"mana taruhan lagi, terkuras uang aku. maaf sayang"

"ngapain coba taruhan, ga penting banget"

"maafin sayang"

aku hanya terdiam saat itu, tak berbicara satu katapun seperti kehilangan kata - kata.pada saat itu. Sampai suatu ketika dia tak ada kabar sama sekali, akupun menghubunginya via sosial media yang sedang hangat dibicarakan saat itu. 

"aku ganti ava jadi m4b3L"

"kamu on sekarang"

"aku udah on sayaaanngg"

akupun langsung berkata 'lagi pada webcam yang' dengan sangat antusias dan sangat excited, Nino meminta link agar dapat webcam bersama temanku Nina, Tino dan Ali. Aku yang berpenampilan cuek langsung berganti pakaian menggunakan hijab dan cardigan coklatku

"gue ganti baju dulu yak, biasalah cp mau on harus terlihat cantik"

Alipun nyeletuk "eh Ra, lu mau dandan juga tetep aja jelek"

"gue cakep lagi Li, lo aja naksir sama gue haha"

Ninopun masuk ruang obrolan bersama dengan temanku yang lainnya sampai selesai, setelah itu dia mengajakku menelpon via sosial media. Hp dia kecemplung di kamar mandi hatikupun berkata lebih baik handphonenya buat gue, dia berbicara pada gue dan disusul gue

"eh yang, kedengeran ga?"

"iya yang kedengeran kok, aku kedengeran ga?"

"ga denger yang"

aku langsung panik saat itu, takut takut diomelin oleh ibuku karena jam tersebut sudah menunjukan pukul 2 pagi, bukan karena aku habis minum berbotol - botol, bukan habis keluar main tetapi aku memang memiliki penyakit insomnia yang terkadang tak bisa ku kontrol. Dia pun langsung memujiku saat itu

"kamu cantik banget pake hijab"

hatikupun langsung berbunga - bunga tak dapat ku perbuat apapun seperti terbang menuju angkasa yang luas, dengan hamparan bunga dikanan dan kiri melihat patung di kuil Okinawa Jepang dan jatuhnya empuk sekali

"terima kasih"

"sama - sama sayang :* ({})"

Akupun berantem dengannya, aku merasakan cemburu yang hebat sedangkan dia kala itu hanya ingin bercanda saja. Aku menanyakan suatu hal tentang mantannya tersebut

"itu siapa? kok deket banget sama kamu?"

"itu mantan aku, kenapa? cemburu ya"

"gak kok biasa aja haha (cemburu ini)"

Akupun langsung di buat tambah cemburu lagi olehnya, aku menjawabnya chatnya hanya "oh, terus, oh gitu" ya semacam itulah yang berujung pada hal gombal yang membuatku ingin muntah malam itu.

"aku sayang sama kamu, cuma kamu yang ada di hatiku"

"gombal wooo"

"jadi serba salah"

"yaudah aku off, mau main game bye :* <3"

"bye :* <3"

aku langsung tersenyum manis yang diikuti oleh guratan senyuman manis dibibirnya saat itu, yang lebih manis dibanding gula dan aku percaya kalau cinta tak mengenal usia, harta, pendidikan atau apapun itu dan aku percaya bahwa aku sangat pantas untuk diperjuangkan oleh Nino kekasih pujaan hatiku saat ini. Akupun bahagia dengannya, tak ada kata lain yang bisa aku ungkapkan. Aku percaya dan aku yakin bahwa aku pantas untuknya 

FINISH

Your Reply