Nama gue Shibel, gue lahir di kota metropolitan di Jakarta aku memiliki kelebihan yang orang lain tidak memilikinya. Saat ini aku butuh refreshing keluar kota bersama sahabatku Tina, aku memiliki sixsense sejak aku masih SD semua rasanya seperti menakutkan bagiku. Sejak SMP aku suka menguji diri bersama sahabat tercintaku Bimo dan Tina dengan kekasih pujaan hatiku Nino
"eh lemot, disini banyak setan setan berkeliaran" ucap Tina sambil melihat mesin pencari google di dalam mobil kesayanganku
"kaga ada, udah deh jangan mikir yang engga engga" ucapku dengan jawaban santai
"liat aja ntar malem gimana" ucap Tina dengan nada ngedumel
Sesamapainya disana aku berjalan - jalan di suatu pedesaan daerah dekat dengan villaku bersama teman - temanku , aku melihat sahabatku Tina sedang mengeluarkan korek api untuk berjaga - jaga kalau sampai malam hari
"ngapain Tin, bawa korek api emang lo ngerokok?" ucapku sambil tertawa - tawa
"buat lo lah, kali aja lo butuh ini korek" ucap Tina dengan raut wajah ketakutan
"kebetulan dong, gue gak bawa korek minta dong" ucapku menyalakan sebatang rokok dengan enjoynya
"wush jangan dong, sumpah Bel gue takut banget horor tau disini. Gue denger kabar aja sih" ucap Tina dengan muka yang nampak ketakutan seperti melihat genderuwo dimalam hari
"jangan kebawa hasut lo, lagian setan mana ada. Gue ada akal gimana nanti malam kita adakan pesta disini, pesta kecil - kecilan gitulah" ucapku sambil menakuti Tina yang langsung melihat ke arah belakang
"horror amat hidup lo Bel, Shibel Shibel" ucap Tina dengan mata langsung melotot ke arahku
"eh sombong bener lo, make melototin gue" ucapku dengan gaya santai seperti biasa
Ada suara tertawa keras dari mulut sahabatku ini, yang entah daritadi ingin menakutiku atau ingin menggodaku saja, dengan satu kalimat aku mengatakan yang sesungguhnya
"eh ngapa lu Tin, mau nakutin gue?mana bisa" ucapku dengan tertawa sangat keras dan terbahak - bahak
"gue yang huni sekolah lo keleus, setan gahol yang kemaren lo kenal di sekolah" ucapnya dengan senyum yang sangat menakutkan
"buseh, ngapain lu di sini?ngikutin gue?fans gue ya lo" aku bercanda dengan penuh lawakan yang membuatku tersenyum
"mau curhat gue galau" ucap setan tengil yang merasuki jiwa temanku tersebut
"yaudah, tapi keluar dulu dari badan sahabat gue itu" ucapku dengan stylish yang sangat cool tersebut
"iye iye jangan bawel okeh" ucap setan tengil yang langsung keluar dari tubuh sahabatku tersebut
Di sekolahku terkenal sekolah paling angker di daerah Jakarta, dahulunya bekas kuburan China. Aku yang masih anak baru merasakan sesuatu yang berbeda saat memasuki sekolah ini 'itu apaan ya, ko putih putih gitu' ucapku dalam hati yang kala itu sedang berada dalam sebuah ruangan kelas sendirian. Kala itu temanku Tina sejak SMP ini masuk ruangan secara tiba - tiba
"wayoloh, liatin apaan lo Bel?" ucap Tina mengangetkanku yang membuatku sontak berdiri dan menengok kearahnya yang sedang memakai seragam putih birunya
"rese lo Tin, nakutin gue aja. Gue liat ada bayangan putih disana" ucapku dengan ucapan yang sangat polos sekali
"elo mah, nakutin gue mulu merinding nih gue" ucap Tina ketakutan dengan celingak celinguk ke segala arah, akupun langsung tertawa terbahak - bahak hingga air mataku menetes
Malam harinya ketika aku sedang asik membuka situs horror seperti biasanya, terdapat sebuah tulisan yang mengatakan kalau sekolahku dulunya bekas kuburan China dan tepat diruang kelasku terdapat banyak sekali yang kesurupan, aku langsung menelpon sahabatku Tina
"eh Tin lo tau gak, sekolahan kita itu bekas kuburan. Datengin yok" ucapku dengan nada semangat dan senang
"main jelangkung lagi? gak kapok apa lo" ucap Tina dengan suara seperti orang yang keracunan bantal dan guling
"kita gak main jelangkung, tapi kita main hitori kakurenbo, mainan dari jepang" ucapku dengan nada semangat dan berapi - api
"mainan apaan tuh? bahaya gak?" ucap Tina penuh antusias dan sepertinya ingin mengikutinya
"kaga udah selow aja sih" ucapku tersenyum dengan penuh kemenangan
"cara maiannya kaya gimana Shibel sayang" ucap Tina dengan suara ketakutan
"pokoknya lo siapin boneka aja okeh, ajak Boim sekalian" ucapku dengan tersenyum semangat menjalani malam tersebut
"KAPAN? KAPAN?" ucap Tina penuh antusias dan semangat
"malam ini, buruan yaaa gak pake lama oke gue tunggu di taman biasa" ucapku sambil menyiapkan beberapa bahan yang diperlukan
"gak bisa besok?" ucap Tina seraya meminta kelonggaran waktu
"gak bisa harus dan wajib sekarang" ucapku dengan tergesa - gesa
Akupun berjalan seorang diri, dari rumah menuju ke taman tempat biasa kita kumpul yang kita namakan taman angker karena saat otakku nakal ingin bermain dengan alam gaib, selalu bertemu disana dengan mereka. Sampai kejadian beberapa tahun yang lalu, pacarku Nino dipanggil Tuhan YME karena bermain jelangkung, ketika sampai ditempat tujuan aku bersama beberapa temanku saling pandang. Aku mengingat saat pertamakali kita bermain jelangkung 'sayang aku ikutan' ucapnya yang masih terngiang di otakku hingga saat ini
"bonekanya dirobek, di ambil busanya masukin beras" ucapku dengan cermat dan hati - hati
"seriusan apa lo Bel, mau main kakurenbo bahaya banget loh" ucap Bimo dengan nada ketakutan, matanya langsung menuju ke arah Tina yang sedang menjahit dengan benang merah tersebut
"iyap seriusan gue" ucapku dengan memikirkan yang diucapkan Nino ketika aku ingin bermain jelangkung
"gue gak mau kejadian itu kaya Nino" ucap Tina sambil menjahit benang merah tersebut
"kalo Nino ada pasti seru nih, gue jadi ada temennya ada yang bisa gue peluk kalo gue ketakutan" ucap Bimo dengan mata yang berkaca - kaca
"Nino?pasti dia marah banget, gak boleh kita main kaya gini lagi" ucapku sambil melihat kearah Nino yang tersenyum sadis, supaya kita tidak memainkan permainan ini
"halah Nino kan udah gak ada jadi sekarang bebas dong lo?kenapa gak cari yang lain?" ucap Tina dengan senyuman manisnya
"gak, Nino selalu merhatiin gue, dimanapun gue berada"ucapku dengan senyuman sambil menahan air mataku yang ingin menetes
Setelah selesai kitapun berangkat menuju sekolah, dengan diam - diam dan styleku yang terbilang seperti anak lelaki memakai topi terbalik, Tina dengan pakaian feminimnya dan Bimo dengan baju yang kegedeannya langsung menuju ke sekolah
"Bim, bawa senter gak?" ucapku dengan hati yang bimbang kala itu
"gak bawa" ucap Bimo dengan entengnya
"ini ini senter gue bawa kok" ucap Tina sambil mengeluarkan senter kesayangannya yang bergambar hello kitty tersebut
"okeh Tin okeh akhirnya otak lo pinter juga" ucapku dengan canda dan tawa terbahak - bahak
Akupun memanjat pagar sekolah sama seperti waktu aku SMP ketika terlambat masuk sekolah bersama Nino, waktu itu dia bilang 'jangan pernah manjat pager lagi ya, ini yang pertama dan terakhir' langsung terngiang di otakku kala itu
"woy, Shibel Bimo tolongin gue dong ribet nih" ucap Tina yang memakai rok supaya dapat diperhatikan Bimo
"yailah lagian sih pake rok segala, biar Bimo merhatiin lo gitu?ya gak bakalan lah" ucapku tertawa dengan ringannya
aku melihat bayangan, tetapi langsung pergi begitu saja.
"Mampus Tin, gue liat bayangan" ucapku sangat ketakutan
"Bayangan apaan?" Tina terlihat sangat ketakutan sambil memelukku
"Bayangan dirimuh" ucapku sambil tertawa terbahak - bahak
Aku segera ke toilet dan mengikuti ritual tersebut, sesampainya di toilet aku menusuk - nusuk bagian boneka tersebut dan poof berhasil bonekanya hilang entah kemana. Akupun pergi mencari boneka tersebut.
"yay, slalu berhasil kita main seperti ini" ucapku dengan senyuman cuek yang sering ku berikan ke orang lain
"yap, selalu berhasil" ucap Bimo yang letih
"nahloh Bel, kan ada suara langkah kaki gue takut Bel" bisik Tina ditelingku dan Bimo
"ngapain sih takut, udah tenang aja deh lo. Diem aja udah" ucapku dengan senyuman paling menakutkan
"udahan yok, merinding nih gue" ucap Tina dengan muka yang sangat ketakutan
"oke oke kalau udahan" ucapku dengan kalimat yang sangat tegas sekali, 'udah sayang udah aku gak mau kalau jatuh korban sepertiku' ada yang membisikanku seperti itu
aku langsung menyelesaikan permainan sampai disini, ketika aku sedang mencari boneka tersebut dan terdengarlah suara tertawa cekikan hihihi dengan tangisan yang sangat menakutkan. Aku menyuruh Bimo dan Tina mencari boneka tersebut sedangkan aku mencari asal suaranya
"halooo ada orang gak di sini" ucapku sambil teriak sekeras mungkin, suara tersebut masih jelas dikupingku
"eh setan usil jangan gangguin gue lo, ntar gue balikin ke alam lo baru tau rasa" ucapku dengan nada yang sangat marah, arwah tersebutpun muncul dalam keadaan muka yang sangat buruk rupa
"keluarkan aku dari kelas X-5 agar aku bisa tenang" ucapnya dengan nada yang sangat marah
"besok deh dibilangin sama wali kelas gue, asal lo jangan gangguin tuh temen - temen gue sama anak lain" ucapku dengan gaya yang sangat tenang dan sok cool tersebut
"Bel balik yok, gue udah nemuin ini boneka" ucap Tina sambil membawa boneka tersebut
"yaudah buka iketannya, kita bakar disini" ucapku sambil tertawa dengan kerasnya
Mata Bimopun langsung melotot, matanya merah dan menakutkan dengan menyanyikan lagu lingsir wengi untuk beberapa kalinya
"Bimo, sadis jangan nyanyiin lagu itu gue takut" Tina langsung mengomeli Bimo yang sedang kerasukan tersebut
"ini lagu kesukaan gue" ucap Bimo dengan gaya centilnya tersebut
"kacau ini anak, eh kunti keluar ga lo dari badan temen gue" ucapku dengan kalimat yang sangat marah sekali
"gak mau, disini enak aku suka sama cowo ini tampan soalnya" ucapnya dengan tertawa cekikannya di dalam tubuh Bimo
"yeee ada noh cowo ganteng banget, dia udh sama kaya lo sahabat kita juga" ucapku dengan air mata yang dapat ku bendung kala itu
"iya, ganteng ya? mana? mana?" ucap Bimo yang sedang kerasukan tersebut
"lo jangan bikin gue tambah merinding dah Bel, gue takut banget kejadian dulu keulang lagi" ucap Tina dengan muka sangat ketakutan
"slow aja, ga akan keulang lagi kok" ucapku sambil tersenyum dengan manis
akupun berbicara dengan batin nuraniku saat itu dengan kuntilanak galau tersebut, kenapa gue bilang galau? soalnya setiap melihat pria tampan, matanya tak pernah berkedip dengan mata kalau digambarkan love dan selalu menceritakan kisahnya di zaman dia masih hidup
"neng geulis, mau curhat boleh?" ucapnya dengan perasaan yang sangat galau
"kenapa lagi si lo kayanya galau mulu" ucapku sambil tersenyum dengan sendirinya
"iya, gue tadi ketemu cowo tampaann banget, dia curhat meninggal gara - gara main jelangkung dan dia kasih surat ini buat Shibel katanya" ucapnya memberikan sebuah surat yang tulisannya sangat aku kenal
"lah kok lo bisa tau nama gue darimana?" ucapku dengan nada yang sangat bingung
"taulah, kan lo dibutuhkan sama mereka. Temen - temen lo suka manggil nama lo buat minta tolong ajarkan matematika sama lo, lo beruntung banyak yang sayang sama lo" ucapnya dengan mengeluarkan air mata
"emang lo meninggal gara - gara apaan?" ucapku sambil menyalakan rokok yang kupegang sejak tadi menggunakan korek Tina
"gue diperkosa sama temennya cowo gue Rizki, cowo gue guru olahraga lo dia gak tau apa - apa tentang ini. Yang gue inget, anus gue di masukin pake gagang golf. Gue mohon banget sama lo, kuburkan gue di tempat nyokap gue di daerah Bandung. Gue pengen si lelaki br*ngs*k itu dihukum mati" ucapnya dengan mata yang terlihat marah dan bengis
"iya oke oke, nanti deh ya kalo gue udah pulang dari Bandung. Nunggu temen gue sadar dulu, kasian dia belom sadar - sadar daritadi" ucapku dengan senyuman palsu yang ingin menangis tersebut
Setelah Tina sadar, aku kembali ke Jakarta untuk mencari tahu tentang hantu sekolah ini.
"Balik yok, gue bosen disini" ucapku yang ingin langsung pulang ke Jakarta karena satu hal
"Iya okeh gue juga cape banget, lemes cung" ucap Tina dengan kaki yang gemetaran
Akupun mengantarkan Tina sampai rumahnya dan langsung menuju sekolah dengan tergesa - gesa, sebelumnya aku menemui guru olahragaku bapak Rino untuk memberitahukan kejadian yang sering kita alami selama ini.
"pak, saya menemukan kekasih bapak waktu SMA saya mengetahui keberadaannya" ucapku dengan kalimat yang tidak jelas saat menelpon, memang pak Rino ini jadi tempat curhat gue selama ini dari mulai awal masuk sampai saat ini. Dia mengatakan kalau kekasih dia jaman SMA hilang entah kemana.
"kamu sudah menemukannya?dimana?gak mungkin ah itu kan sudah lama, udh 4 tahun yang lalu" ucap pak Rino dengan kalimat yang sangat tegas, pak Rino ini guru muda disekolah gue tampan banget. Banyaklah satu sekolah gue yang naksir sama dia
"benar bapak saya sudah menemukannya, ini saya ingin berangkat ke sekolah. Bapak bisa menyusul saya?atau ingin saya jemput?" ucapku dengan sangat jelas dan menawarkan tumpangan untuk guru ini
"sudah tidak usah. lebih baik kalau saya menyusul saja nanti. Saya langsung ke sekolah ya" ucap pak Rino langsung menutup telpon tersebut
Aku saat ini berdua dengan hantu sekolah yang ku ketahui namanya Tiara Supiah Susanti, anak paling cerdas disekolah ini. Paling di puja cowo - cowo satu angkatan bahkan sampai 3 angkatan
"tapi Ra, setau gue pak Rino punya sixsense deh tapi kenapa dia gak bisa liat lo ya?" ucapku dengan nada yang sangat penasaran
"saat jam olahraga, gue selalu ngintipin kadangkalah gue mengintip di toilet cowo" ucap Tiara dengan bangganya
"dih amit kok begitu ngintipin di toilet cowo?buat apaan?bangga banget kayanya" ucapku dengan nada yang sangat kesal lalu tertawa
"mau liatin cowo - cowo lagi pipis" ucanya dengan sangat polos, aku langsung tertawa terbahak - bahak
"setan sarap sarap, pantesan temen sekelas gue pernah ngomong 'sumpah gue pipis selalu diperhatiin cewe cantiks', oalah jadi elo pelakunya" aku tertawa makin keras, tak terasa sudah sampai sekolah dan melihat pak Rino disana
"ayok, keluar jangan malu - malu" ucapku dengan kalimat yang sangat tegas
"pak, ini Tiara mau ngomong sesuatu sama bapak" ucapku dengan tersenyum dengan manisnya
"apa kabar kamu?aku mau ngomong sama kamu, aku diperkosa teman kamu Abdul di kelas kita dulu X - 5. Dia suka sama aku, hanya saja aku tolak karena aku sudah ada kamu. Dia memaksakan aku untuk harus bersamanya, sudah ku bilang 'aku gak mau' sampai akhirnya aku digilir 7 orang. Aku gak mau kala itu sampai akhirnya anus aku dimasukin gagang golf, makanya gagang golf itu hilang entah kemana" ucap Tiara memberikan keterangannya, pak Rino langsung mengeluarkan air matanya yang sangat deras. Dia masih gak percaya kalau sahabat baiknya yang melakukan ini semua terhadap kekasih pujaan hatinya
"Shibel bantu bapak gali ruang kelas X - 5, buat ngeluarin jasad Tiara" ucap pak Rino dengan tegasnya
"siap pak, satu lagi pak kekasih bapak ini ingin dimakamkan di Bandung tempat ibunya" ucapku dengan kalimat yang sangat tegas
"oke kamu ambilkan pacul saja dahulu, biar bapak menelpon rumah sakit dan polisi" ucap pak Rino dengan isakan tangis yang kian berhenti
"oke pak" ucapku langsung mengambil cangkul di tempat peralatan
Tak lama aku mengambil cangkul beberapa petugas kesehatan dan polisi datang menuju sekolahku yang terbilang tak jauh dari rumah Tina sahabatku, kala itu dia langsung bergegas menuju sekolah tanpa berkata padaku
"halo anak manis, lagi apa?" ucap seseorang dibelakangku kala itu, aku langsung menengok ke arah belakang dan ternyata itu Tina sahabatku bersama dengan Bimo
"ah kampret ni anak dua ngagetin gue aja dah lo" ucapku dengan kalimat yang rada kaget tersebut
"ada apaan Bel, kok banyak polisi gitu lo abis janjian sama pak Rino ya?lo jadian sama guru" ucap Tina dengan kalimat yang sangat menyebalkan
"lo ada - ada aja masa iya gue jadian sama guru gue, gak mungkinlah otak lo sih ditaro di dengkul" ucapku sambil tertawa terbahak - bahak
"minggir gue mau ke suatu tempat" ucapku dengan gaya sok mengusir
"beh ini bocah kebiasaan kalo ada tugas dari guru olahraga pasti begitu" ucap Tina sedikit teriak dengan gaya menyindirku
Digalilah tempat penguburan Tiara tersebut, tepat di pohon salak area sekolahku Tiara menunjukannya pada kita.
"gue ada di dalam sini, pengap dan dingin sakit banget" Tiara meneteskan air matanya, aku hanya dapat tersenyum mendengarkannya.
Setelah digali cukup dalam terdapat wanita manis dan cantik menggunakan baju sekolah dengan darah dimana - mana. Petugas kesehatan dengan cepat dan cekatan membopong menggunakan tandu dan pihak kepolisian dengan sesegera mungkin menutup area tersebut dengan garis kuning. Sesegera mungkin aku menuju ke Bandung bersama dengan pak Roni dan Tina tidak lupa Bimo dengan pakaian serba hitam hitam, aku melajukan kendaraan menuju bandung, menemui orangtua Tiara dan akhirnya Tiara dikuburkan ditempat yang layak. Aku hanya dapat tersenyum melihat Tiara yang tersenyum kala itu sambil mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya dan Rizki akhirnya masuk sel, dalam hitungan hari dia akan di eksekusi mati
FINISH