Tepat di hari kemarin aku
melihat seseorang sedang merajut asa di dekat kantorku yang saat ini, melihta
akan sosok dirinya kembali yang dulu sempat hilang dalam hidupuku, dia yang
selalu aku puja setiap harinya
Renji seseorang yang baik
dan pernah menyakitiku dengan temanku Tasya ini membuatku semakin membingungkan
"woy"
dia membangunkanku dari
lamunanku saat aku makan nasi padang bersama temanku Ipan
"ngapain lu disini,
udah lama ya kita gak ketemu"
"gue?lagi mau makan ni
nis, lo gimana kabarnya baik?"
"seperti yang lo liat
semuanya baik aja kok"
dengan gerakan saltingku aku
melihatnya lebih dalam kembali dalam hatinya
"malem jalan yok" Renjji membisikan ke telingaku
"mau kemana emangnya?"
"puncaaakk"
"dingin tau ren, gue lagi meler begini diajakinnya kesono. Gimana si lu?"
"halah Nis Nis, gue tau
kok apa yang mendasari lo suka sama gue"
"emang apaan?"
"kenangan kita di masa lampau kan?"
"gue boleh ketoilet ga si?"
"yudah gih sana tapi gue perlu bicara sama lu kalo cinta gue gede sama lu" Renji membisikannya kepadaku
akupun langsung tersenyum
dengan manisnya sambil menatap matanya yang tajam kala itu dan aku melihatnya
seperti masa depanku
"gue minta nomer WA lo
dong"
aku memberikannya dengan
hati yang deg-degan dan bercampur malu dengan hati-hati aku memberikan
nomerku
"malem video call ya,
jangan lupa dan satu lagi jangan sampe ketiduran"
"iya, gausah bawel deh
pasti kok gue bakalan begadang demi lo"
"beneran nih Nis?"
"iya, tapi by the way
lu tuh nyakitin gue mulu pertama Tasya, kedua sama cabe ketiga sama cewe
peminim aku mah apa cuma bisa kasih hati buat kamu"
"ga akan"
"janji ya ga bakalan
nyakitin aku lagi"
"iya janji"
entah kenapa aku berani berbicara
seperti itu, tidak seperti sebelumnya aku yang takut membicarakan hal ini jadi
makin berani ya aku saat ini sudah semakin bertambah dewasa pemikirankupun
semakin hari semakin maju
"lu kerja apaan emang
sekarang Ji?"
"oh gue kerja bagian
advertising di deket kantor lo, bisa dibilang kita sih sebrang-sebrangan"
"eh Ji gue cabut dulu
ya, jam istirahat gue udah mau abis nih, ntar yang ada leader gue ngamuk-ngamuk
lagi"
"yaudah duluan aja
Nis"
akupun kembali ke kantor dan
seperti biasa aku saat ini bekerja di dunia sales yang harus memiliki angka
yang gede, sudah seminggu lebih aku belum mendapatkan angka dan hari itu juga
setelah bertemu dengannya aku langsung closing dengan premi tinggi 400 lebih
"Nisya closing, premi
berapa nis?"
"400 ka"
"widih kereenn" ka
Riba leaderku memberikanku semangat
malam harinyapun dengan
sejuta senyuman yang kuberikan untuknya aku video call dengannya dan penuh
dengan harapan yang ada saat ini
"halo Renji aku mau
nanya satu hal sama kamu kenapa sih setelah kamu putus sama mereka baliknya
sama aku lagi?"
"gak tau kenapa,
pengennya ke kamu lagi dan mikirnya kamu terus"
"oh okeh aku percaya
sama kamu"
Aku hanya dapat tersenyum
dengan manisnya, dengan melantukan lagu afgan ‘yang kutahu cinta itu indah’
esok paginya dengan muka sumringah aku melihatnya tepat berada di depan rumahku
entah kenapa Renji menjemputku kala itu
“eh Renji kemana aja” ayahku
menyapanya dengan lembut
“iya nih om lagi ada masalah
kemarin sama Nisya dan ini udah selesai kok masalahnya”
“Nisyaaaa , Renji datang nih
kerumah jemput”
“iya pak, ini juga baru
bangun aku”
Akupun tanpa mandi angsung
ganti baju dan pergi ke kantor bersama Renji ketika itu
“kok jemput ga ngomong
dulu?langsung jemput aja?”
“iya nih lagi pengen
bangunin kamu aja, cewe yang aku sayang selama ini”
“iya iya, udah buruan yok
berangkat ntar telat lagi”
Sesampainya dikantor aku
tersenyum dengan lebarnya dan mereka semua heran terhadapku
“lagi seneng nih Sya” Yeti
menggodaku dipagi itu
“iya dong bahagia aja dulu,
closing mah belakangan”
“iyalah Sya pasti itu mah”
Akupun sdengan segera menuju
loker dan membuka aplikasi untuk kerjaku saat ini, malam harinya pun aku
bermain truth or dare bersama ketiga sahabatku
Ichi, Deli dan Ali akun memilih untuk dare
“Sya coba chat mantan lu
bilang 'gue benci sama lu' harus begitu ya sya"
Akupun langsung mengikuti
apa yang disuruh oleh temanku Ali ini, dengan berat hati aku menuliskannya dan
dia langsung membalas chatku
“lah gajelas”
“tod sama temen gue via
telpon” akupun menjelaskannya
“trus ngapa ke gue?sini biar
aku jelasin”
“tadi cuma prank dari temen aja”
“apaan sih gajelas, udah gede gue kira otak lu udah bener”
“orang gue lagi main truth or dare ya gue milih dare
komitlah, bukannya yang namanya dewasa itu harus bisa komit?”
Diapun hanya tertawa saja,
saat ini juga aku sudah berbaikan dengannya dan akan bertemu kembali dengannya
lain waktu, aku mencintanya dengan tulus dan ikhlas dan aku berharap dia
kembali seperti Renji yang dulu yang aku kenal dengan sikap dan sifat ramahnya
terhadap semua orang
FINISH
SY