Nama gue Setep, selalu saja menjadi incaran kaka kaka tingkatku saat ini, kehidupanku amatlah menyenangkan
"Tep jalan yok" Rena sahabatku mengajakku kali ini
"Kemana?"
"Shinsi store"
Aku menganggukan kepala seraya tersenyum kepadanya, aku menggunakan motor kesayanganku dengan sangat cepatnya
"Tep santai pelan kenapa?"
"Iyak bawel bener dah lu jadi orang"
Tak sengaja aku melihat sosoknya di halte busway sambil mengenyam makanan miliknya
"Itu gaya makannya kaya gebetan gue deh ren"
"Ya mungkin itu dia, andro kan?" Rena penasaran
"Nah iyak mirip yak kaya andro?"
"Emang itu andro kali ah tep" Rena meyakinkan diriku
"Ah ga mungkin cowo ganteng kaya dia naik busway, pasti minimalnya pake motorlah" aku meyakinkan diriku sendiri
"Ya bisa jadi aja kan? Kita kan juga ga ada yang tau"
"Kita tanyakan aja bsk ren gmn, setuju?"
Rena menganggukan kepalanya seraya mengerti apa yang aku bicarakan, sesampainya di shinsi store banyak sekali pelanggan yang datang kesana kala itu
"Tep libur?" Salah satu pegawai toko tersebut menemuiku
Aku mengaggukan kepala seraya seperti orang yang kebingungan
"Untung ada lo tep, ganti baju gih"
"Mau ngapain si?"
Aku ke ruang ganti baju, kemudian aku terkejut dengan semua ini. Begitu aku keluar dari ruang ganti baju, sesosok pria beranak satu mendatangiku
"Tep masuk ruang breafing sekarang"
Aku mengikuti leaderku untuk memasuki ruang breafing dengan hati yang sangat tidak karuan
"Lu tuh kalo jualan harus lebih semangat lagi, masa kita kalah sama mereka tep?"
Aku berpikir sejenak dan memasukan semuanya ke dalam pikiranku
"Lu nyaman ga sih disini?" Leaderku dengan kalimat sopannya
Aku menganggukan kepala seraya sambil berpikir kembali
"Sekarang lu kerja tep, biar peningkatan kita makin keatas"
"Iya mas" aku seraya menganggukan kepala tanda mengerti
"Biar penjualan kita makin meningkat lagi, gini intonasi lu lebih dibenerin lagi tep"
Aku menganggukan kepala tanda mengerti dengan ucapan leaderku tersebut, beberapa hari setelah itu aku pindah kembali menjadi anakannya pak Amir
"Shin ayok push diri lo jangan sampai angka lo dibawah"
aku menganggukan kepala tanda mengerti, sekian lama aku menunggu angkaku akhirnya muncul 2 case ketika itu
"Etep closing? 2?" Leader
gilaku ka Iwan mendatangiku begitu saja
Aku menganggukan kepala seraya tersenyum dengan manisnya
"Jarang jarang loh etep closing 2 minum kopi gue tep"
Aku tersenyum dengan manisnya dengan nasabah yang bisa dibilang malaikat dan aku mengerti nasabah tersebut hanyalah nasabah pengganti yang kemarin hampir closing saja
"Push lagi diri lo tep, lo tuh berpotensi sebenernya ayo" pak Amir memberikanku semangat yang lebih lagi secara terus menerus
Aku menganggukan kepala lebih semangat lagi dengan senyumanku tersebut, aku mencari akan dirinya yang menemaniku di kala sepi. Namanya Andry, ganteng manis dan cerdas
"Andry mana?"
"Resign dia pindah ke toko lain"
"Sejak kapan?"
" 3 bulan yang lalu"
Aku terdiam sambil tersenyum dengan manisnya, kala itu aku sedang galau memikirkannya. Seketika datanglah mantanku dengan membawa wanitanya
"Lah cewe lu ngapa mirip sama gue"
"Masih cakepan dia ko, emang kaya lo jelek, gendut, tablo lagi" dengan tertawaan yang sangat keras
Aku hanya tersenyum manis dengan gayaku yang sedang menahan rasa amarah tersebut
"Biarin gue jelek, gendut dan tablo yang terpenting gue bisa cari duit dan satu lagi tulus, jarang kan ada orang yang tulus sayang sama lo. Palingan lo tinggalin dia, lo seperti orang yang ga gue kenal. Lo bilang sama gue 'kalo dikekang ya gue tinggalin' ini apa namanya lo dikekang sama cewe lo kan? Layaknya lo dipenjara sama cewe lo, gue mau lo yang dulu yang ga pernah mau dikekang"
Mantankupun hanya menutup mulutnya seperti kehabisan kata-kata, dia langsung menggandeng tangan wanitanya untuk kembali pulang, teman-temanku tersenyum manis dan menyorakiku
"Widih etep gila berani juga ngomong begitu"
"Beranilah gue ngapain takut, senggol ya bacok" aku tersenyum dengan manisnya
Keesokan harinya aku kembali mengejar angka ketertinggalanku tersebut dan sampai saat ini angkaku semakin naik dan komisiku semakin bertambah banyak, saat ini aku hidup dengan dirinya. Dia yang mencintaiku apa adanya aku, dia yang menyayangiku setulus jiwaku dan dia yang selalu ada buatku
Finish